iii | iii

38 1 0
                                    
















Pada sosok dibarisan ujung, paling belakang. Dia berdiri menatap sekitar, tubuhnya diam; membeku.

Pada setumpuk kenangan yang nyatanya tak ‘kan pernah hilang, yang katanya akan selalu datang—berkali-kali walaupun sudah disuruh pergi.

Pada sapuan angin yang sekilas pergi, sosok itu hilang bak malaikat di siang hari. Dia seolah tahu apa yang kurasakan kini. Dicari kecelah tak bertepi, namun nyatanya kau telah pergi; selamanya.

Hingga seperkian detik menyadarkan, bahwa kamu sosok yang pernah kulupakan. Namun, hadir kembali dengan sosok tak berbayang. Apakah ini akhir? Akhir dari kisah yang kau rancang; diam-diam.

Tak apa, pergi saja. Perlahan. Walau berat kukatakan, namun Tuhan sudah menakdirkan. Aku mengingatmu; selalu. Walaupun hanya bertulis nama di nisan, aku ‘kan mengenangmu. Sebab pernah menjadikanku istimewa.








-merkuriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang