10 - 1 : MANUSIAWI

112 14 0
                                    

Seul selalu terpesona pada kemampuan makan Na Wi yang luar biasa. Kalau begini, Seul tidak perlu lagi memikirkan tentang kegemukan dan penuaan saat dirinya benar-benar menjadi manusia nanti. Karena sepertinya, Seul memahami perasaan para orang tua: hanya melihat seseorang makan, juga sudah merasa kenyang. Selain itu, Seul yakin Na Wi tidak akan keberatan tentang itu.

Setelah bertemu Dae Woong, Na Wi sepertinya agak terpengaruh. Dia jadi suka berfoto, hampir setiap saat. Kemudian Seul bercerita tentang media sosial. Seul hampir tidak percaya ketika Na Wi berkata, Na Wi tidak pernah tahu tentang SNS, Instagram, dan lainnya. Seul sempat berpikir, mungkin Na Wi tinggal di pedalaman yang benar-benar tak terjangkau oleh peradaban. Tapi sekarang itu bukan masalah, Na Wi cepat sekali mengerti yang Seul ajarkan. Kini dia bisa membuat akun, upload foto dan video, dan lainnya. Saat itu, Seul merasa Na Wi adalah seorang genius! Ah, Seul jadi semakin penasaran tentangnya.

Demi saling mengenal, Seul dan Na Wi tak luput dari saling menempel. Itu pun juga karena permata rubah mereka—Seul mengira permata rubahnya ada pada tubuh Na Wi sehingga dirinya harus berada di tubuh Na Wi, padahal sebenarnya permata rubah Na Wi-lah yang berada di dalam tubuh Seul sehingga Na Wi yang harus selalu berada di dekat Seul.

Di sekolah, saat jam istirahat, mereka memastikan diri untuk bertemu. Karena ini, In Sa dan Gye Ran agak jengkel. Pulang sekolah pun bisa dipastikan mereka jalan-jalan—Seul tidak lagi pulang bersama pamannya. Gye Ran sempat marah, tapi kemarahannya reda begitu matanya bertemu dengan mata dingin Na Wi. Ke mana mereka pergi? Itu tidak pasti, tapi akhirnya selalu mengunjungi restoran atau warung makan, baik yang biasa dikunjungi—resto ayam goreng—maupun yang belum pernah dikunjungi.

Anehnya, mereka tak perlu saling berkirim pesan untuk bertemu. Mereka cukup menggumamkan keinginan bertemu mereka, maka beberapa saat kemudian mereka bisa saling memandang. HEBAT BUKAN?
Kali ini mereka duduk di depan panggangan. Wah, ini pasti sangat menyenangkan! Memanggang daging sapi, mencium aromanya, membolak-baliknya hingga matang, itu adalah aktivitas yang PALING MENYENANGKAN bagi Seul. Dan yang lebih menyenangkan lagi adalah Na Wi juga menyukai aktivitas itu. 

Mereka makan banyak sekali, dan berkali-kali meminta tambahan porsi pada pelayan restoran. Orang dewasa dengan berbagai profesi yang makan juga di tempat ini menganga melihat cara makan Seul dan Na Wi—MEREKA KAGET. Pada tambahan porsi ke ... entahlah ke berapa, pelayan restoran menghunus tatap penuh curiga pada mereka, bisakah siswa SMA membayar tagihan semua makanan yang dipesan ini? Jujur, Seul dan Na Wi pun sebenarnya ragu.

Pelayan itu berkata, “Perlu diketahui, sampai sekarang total yang harus kalian bayar adalah 245.000 won.”

Daging yang melambai di sudut bibir Na Wi dan yang menyelip di antara sumpit Seul langsung JATUH ke meja. Pelayan itu tahu isi pikiran Seul dan Na Wi. Mereka DIPELOTOTI, DITERIAKI, DAN HAMPIR SAJA DIPUKULI. Lalu Seul berkata, “Kami akan membayar tagihan itu dengan manusiawi.”

Setelah saling lempar pandang, Seul, Na Wi, dan Pelayan itu, pergerakan dimulai. Seul dihadapkan pada tumpukan panggangan kotor, sedangkan Na Wi bertugas mengangkut pesanan ke meja-meja pengunjung berikut pembersihan meja setelah para pengunjung itu pergi. Seharian ini, mereka SIBUK sekali.

Kecepatan Seul mencuci panggangan hingga bersih berkilau membuat mata pemilik restoran berbinar-binar. Na Wi pun tak kalah dipuji, para pengunjung senang melihat meja yang mereka tempati bersih sekali hingga bisa dibuat bercermin. Karenanya, mereka ditawari untuk datang bekerja mulai besok. MEREKA SETUJU SEKALI.

MY BOYFRIEND IS A GUMIHO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang