17 - 2 : TAK BISA TIDUR

84 9 0
                                    

Jarum pendek sudah menyentuh angka empat, dan Seul belum mau untuk tidur. Dia hanya duduk—tanpa bicara, tanpa berkata, tanpa melakukan apa-apa. Dae Woong juga belum kembali dari perginya. Mi Ho cemas sekali.

“Seul-ah, kau harus tidur. Besok kau sekolah,” kata Mi Ho.

Seul membuka suara, “Dia ... terlihat sedih sekali.” Seul membicarakan Na Wi yang dilihatnya di balik jendela saat sebelum pingsan tadi. “Sedih sekali. Aku juga ikut sedih karenanya.”

“Seul-ah, kau ini bicara apa sih?” Mi Ho tak mengerti.

Seul membolak-balik telapak tangannya. “Selain itu, kekuatanku juga menghilang. Eomma, sepertinya aku akan mati,” ucap Seul, pada ibunya.

“Tidak.” Mi Ho meremas pipi putrinya. “Kenapa kau harus mati? Ingin mati pun, kau tidak akan bisa karena Eomma TAK AKAN mengizinkannya. Hm?”

Seul mengerti maksudnya.

Suara pintu mengejutkan mereka. Artinya, Dae Woong telah datang. Dan tak lama kemudian, mereka melihatnya di daun pintu. Dae Woong tersenyum sangat lebar, lalu bergegas menghampiri Seul dan berjongkok sambil menggenggam kedua tangan putrinya itu.

“Ada apa?” Seul bertanya.

“Sudah selesai,” kata Dae Woong.

“Apa yang selesai?” tanya Mi Ho.

Dae Woong tetap menatap putrinya, lalu dia mengelus rambut putrinya. Dia berkata, “Sekarang kau adalah manusia sepenuhnya.”

“Apa?” Mi Ho mewakili keterkejutan Seul.

“Lalu bagaimana dengan Sunbae?” Seul bertanya.

Dae Woong melirik Mi Ho—yang juga menanyakan hal yang sama—sebentar. Dae Woong sebisa mungkin tersenyum di depan mereka. “Dong Joo Seonsaeng bilang, awalnya permata apimu mencairkan permata es temanmu, lalu permata es temanmu yang telah mencair memadamkan cahaya permata apimu. Energi gumihomu menghilang, begitu juga dengan seluruh kekuatanmu. Karena itu, kau adalah manusia. KAU MANUSIA.” Dae Woong mengguncang bahu putrinya, pura-pura gembira.

“Ya, kekuatanku memang menghilang, tapi bukan itu yang aku tanyakan,” kata Seul, tidak begitu ngotot. Lalu dia bertanya sekali lagi, “Appa, kalau permata ini kembali ke tubuhku, lalu bagaimana dengan Sunbae?”

Mi Ho setuju.

Senyum Dae Woong AMAT dipaksakan. “Kematian ekornya ... sudah berhenti,” jawabnya, bohong.
Seul KAGET sekali. Na Wi tak pernah menceritakan itu padanya.

“Selama ini kematiannya terus melambat, bukan? Dan sekarang, kematiannya itu sudah berhenti. Kematiannya berhenti di ekor ke-lima. Dia Ohmiho, kau manusia. Seul-ah, sudah selesai sekarang. SEMUANYA SUDAH SELESAI.”

“Lalu permata sunbae?” Seul bertanya lagi.

“Kau boleh memilikinya,” jawab Dae Woong.

Mi Ho melotot pada suaminya. Dae Woong memberi isyarat padanya untuk tetap diam.

Sementara itu, mata Seul berbinar-binar. “Benarkah?” ucapnya, takjub.

“YA.” Dae Woong menegaskan—wajahnya benar-benar ceria sekarang.

Seul tersenyum SANGAT LEBAR.

MY BOYFRIEND IS A GUMIHO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang