Allah ambil milikku!

243 20 6
                                    

Sampai saat ini gue masih belum menemukan satu hal pun-- yang dimiliki oleh seorang manusia dihadapan Tuhan.

Sebab pada dasarnya,  tidak ada satu hal pun dalam hidup manusia/ mahluk--yang benar-benar menjadi miliknya.

Karena semua yang ada pada mahluk-- semata-mata hanyalah titipan! Entah itu pasangan, jabatan, harta, bahkan raga yang hari ini orang-orang kenal sebagai dirinya pun adalah titipan.

Ah, mengingat kepemililan, ada satu cerita yang gue dapat dari salah seorang pejuang hijrah. Seorang wanita hebat yang mampu bertahan sampai saat ini hanya untuk memperjuangkan hijrahnya dan mendapatkan perhatian dari Rabbnya.

Dan selamat datang dalam dimensi the art of life . Dimana luka tidak selalu berakhir dengan duka, dan tangis tidak harus bergandengan dengan kisah tragis, sebab setiap hal yang terjadi dalam hidup pasti memiliki alasan dan pembelajaran yang bisa kita jadikan bahan renungan.

Namanya adalah bunga (nama disamarkan) seorang gadis berumur 25 th yang memilik banyak adik yang masih kecil. Dan bisa dibilang jika dirinya adalah tulang punggu bagi keluarnya, mengingat dia adalah anak pertama dikeluarganya.

Dia bukan orang biasa, sebab dia adalah salah seorang pegawai bank yang cukup berpengaruh di tempatnya, banyak teman-teman dan atasan yang begitu kagum akan bakatnya dalam bidang keuangan.

Dibalik prestasi dan baktinya kepada keluarga, siapa yang menyangka jika dia hanyalah seorang gadis yang masih menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta.

Awal mula dia memulai hijrahnya adalah saat dia tidak sengaja melihat ceramah salah seorang ustad di YouTube, dan seketika hidayah menghampirinya.

Beruntung dia adalah salah satu dari ribuan manusia yang cerdas, karena saat hidayah menyapanya dia langsung menggapai hidayah tsb tanpa mengulur waktu.

Dimulai dari mengikuti kajian mingguan hingga kajian bulanan dia lakoni, hanya untuk mengumpulkan pemahaman dan kekuatan untuk lebih membulatkan langkah dan geraknya dalam berhijrah.

Sampai pada satu episode, dia mendapatkan materi pengajian mengenai Bahaya Riba dan segala hal tentang riba yang ternyata sangat berkaitan erat dengan bidang yang dia geluti selama ini.

"Aku kaget kak, karena kufikir pekerjaan yang selama ini aku tekuni adalah pekerjaan yang halal, tapi nyatanya apa yang ku kerjakan selama ini adalah sesuatu yang dibenci oleh-Nya. Ada perasaan takut dan menyesal, sebab karena ketidak tahuanku terhadap syariat islam. Aku justru memberi makan keluargaku dari uang haram." Ceritanya.

Maka selepas pulang dari kajian tersebut, ia masih terus berpikir dan merenung hingga beberapa hari. Dan akhirnya dia mengambil keputusan untuk mengajukan resign dari tempatnya bekerja dengan sebuah harapan, Allah mau memaafkan ketidak tahuannya dan tetap menerima taubatnya.

Tapi nyatanya, sehari sebelum dia memberikan surat resign, sang atas memberikan sebuah kabar jika prestasi-prestasi yang selama ini dia buat akan membuahkan hasil, karena  sang bos pusat menawarinya untuk naik jabatan.

Sebuah jabatan yang selama ini dia idam-idamkan sejak lama. Sebuah jabatan yang selama ini dia ucapan dalam setiap sujudnya. Hari itu, dikabulkan--tapi bukan lagi sebagai kesenangan bagi dia melainkan sebagai ujian untuknya.

Ujian pertama yang dia dapatkan ketika niat hijrahnya sedang dia wujudkan. Ujian pertama untuk mengukur seberapa serius dia dalam hijrahnya.

Maka hari itu, dia menutup harinya dengan lamunan. Lamunan yang membuatnya menangis, bukan menangisi ujian yang menimpanya . Tapi dia menangis karena hatinya masih terlalu condong akan hal-hal yang selama ini dia impikan-- sekalipun hal tersebut adalah sesuatu yang dibenci oleh Tuhannya.

THE ART OF LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang