BAB I : 5. anak sulungnya ibu

663 125 17
                                    

୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

୨୧



   Masa peralihan musim atau pancaroba buat salah satu kabinet di dapur Yeremia mulai dipenuhi beragam vitamin juga obat obatan untuk anak dan suami tercinta.

Belum lagi gerimis yang mulai sering singgah di tanah ibu kota buat Yeremia harus ekstra waspada untuk salah satu putranya yang sensitif pada udara dingin, sedikit saja dirinya abai kacau sudah situasi rumah untuk beberapa waktu ke depan.

Seperti sore ini selepas pulang dari menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai dosen juga dekan, Yeremia disambut figur Damian dan Navaro yang tengah bermain air hujan di garasi rumah mereka.

Si bungsu Kairo yang hanya mengenakan kaos kutang dan celana dalam bergambar spiderman sibuk mondar mandir mengisi ember cat yang Damian gunakan untuk menampung air demi memandikan mobil hitam kesayangan si kepala keluarga Kairo.

Tubuh keduanya yang sudah basah, lebih lebihnya Navaro ciptakan kerutan tak menyenangkan di kening sang nyonya Kairo.

     "Ibu pulang," sapa lembutnya Yeremia gaungkan, berharap dua pria beda generasi itu segera menyadari dari hadirnya yang sejak pulang hanya mampu meminta sabar lebih banyak dari biasanya.

Navaro mendongak, "Ibuuuuuu!" binarnya di penuhi kebahagiaan mana kala sepasang kelereng hitamnya merekam gerakan sang ibu yang mendekat dibawah payung hitam besar.

     "Itan," seru Navaro menunjuk pada hewan kecil yang di dapatkannya entah darimana.

Mungkin dari saluran irigasi depan rumah yang melaju pelan, mungkin bisa jadi Hendrick akan kembali jadi tersangka atas segala polah ajaib putranya karna pada dasarnya adik bungsunya sama ajaib seperti kedua putra Yeremia.

     "Mobil ibu nanti ayah yang masukin, kuncinya taruh aja disitu." kali ini figur Damian coba tarik perhatian, setelah sebelumnya sibuk menorehkan sabun disisi pintu yang menyembunyikan tubuhnya.

Yeremia masih disana saat sang suami bersuara, berdiri dengan baju kerjanya mencoba meminta putranya berhenti main hujan atau boneka kelinci kucel kesayangan si bungsu akan Yeremia cuci hingga bersih.

     "Huuuu ibu tidak seru Nana sudah mandi ibu tidak mandi lagi, Jeje aja." Navaro protes begitu figurnya masuk ke dalam rumah, sepasang kaki kecilnya dihentak hentakan ke lantai tanda menolak perintah kedua Yeremia.

     "Ngawur banget, Nana nanti sakit kalo ngga mandi lagi. Terus nanti mau Jeje ngga bisa nafas kaya waktu itu loh kalo Nana sakit."

     "Jeje bengek ya ibu?"

Senyum Yeremia terkesan kaku menanggapi ucapan sang putra, kosa kata baru darimana lagi ini pikirnya.

     "Nana tau darimana ngomong bengek heum?" lirih Yeremia di sela melepaskan sisa pakaian yang melekat ditubuh Navaro.

a flower blooms on the streetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang