Penolakan Denka

5.8K 175 9
                                    

Jangan lupa tekan 🌟 juga tinggalkan komentar setelah membaca!!!

Happy Reading!!!

"Ayo, Sayang, kita turun, udah sampai!" ajak Raka seraya melepaskan safety belt yang sejak tadi melilit di tubuhnya. Ketika Raka telah memakirkan mobilnya di parkiran sekolah putranya.

"Abang yakin mau ajak Nada bertemu Denka sekarang?" tanya Nada pelan, ia sangat belum siap bertemu dengan putra dari lelakinya. Meskipun nanti Raka tidak mengenalkannya sebagai pacar, tetapi ia juga takut jika Denka akan menolak kehadirannya.

Raka tersenyum, mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil. Digenggamnya dengan lembut tangan gadisnya yang berada di pangkuannya.

"Yakin dong, Sayang! Kapan sih, Abang enggak yakin sama Nada, hmm?" ujar Raka balik bertanya.

"Bukan begitu Bang, tetapi Nada takut," lirih Nada.

"Jangan takut, Sayang! Abang akan selalu ada di samping Nada, lagi pula Denka anak yang baik kok Abang yakin kalau Denka pasti akan suka dengan Nada," ujar Raka menyakinkan mengusap pipi gadisnya lembut.

Nada menghela napasnya pelan sebelum ia menganggukan kepalanya. Tersenyum beranjak turun dari mobil saat Raka membukakan pintu untuknya lantas menggandengnya masuk ke dalam taman kanak-kanak yang berstandar international tersebut.

"Abang enggak perlu gandeng tangan Nada bisa!" bisik Nada berusaha melepaskan genggaman tangan lelakinya yang justru semakin erat.

"Tidak ada wartawan Sayang jadi, kita aman gandengan tangan seperti ini," jawab Raka santai sembari mengisi buku tamu untuk para orang tua yang hadir diacara tahunan tersebut.

"Tetapi Abang, bisa saja ada orang jahil yang menyebarkan fhoto-fhoto kita Abang," jawab Nada seraya melihat ke sekelilingnya dengan waspada. Berkali-kali ia terlihat membetulkan letak kacamata yang ia pakai untuk menyamarkan identitasnya agar tidak diketahui siapa pun. Nada bukan tidak ingin semua tahu tentang hubungan mereka. Namun, Nada masih belum siap kehilangan Raka jika keluarga lelakinya itu menolak kehadirannya.

"Udah ahh, santai aja, Sayang. Ngapain sih, terus mikirin mereka yang enggak tahu kehidupan kita. Biarkan saja mereka menilai apa yang terpenting kita nyaman menjalaninya," ujar Raka kembali menarik tangan gadisnya masuk ke dalam aula sekolah putranya. 

Nada mengembuskan napasnya kasar. Mendudukan dirinya di depan lelakinya dengan kesal. Sepertinya lelakinya memang tidak pernah mengerti apa yang ia rasakan juga takutkan. Nada hanya tidak ingin jika besok pagi banyak sekali fhoto candid mereka yang gandengan tersebar di beranda semua media sosial.

"Senyum Sayang, jangan cemberut gitu dong!" bisik Raka dan dengan sengaja pria itu menjilat bagian belakang telinga gadisnya.

Nada terkejut, menatap tajam ke arah Raka yang justru tersenyum polos. "Ihhhh, dasar Abang mesum juga nyebelin!" rajuk Nada memeluk dada Raka dengan wajah yang memerah malu. Ia berharap tidak ada yang melihat adegan tadi, Nada patut bersyukur sebab para orang tua belum banyak yang datang.

Raka terkekeh pelan, memeluk bahu gadisnya. "Setidaknya kemesuman Abang bisa membuat Nada tidak marah lagi sama Abang," ujar Raka seraya mengusap lembut rambut gadisnya.

"Nada mana pernah bisa marah lama sama Abang," jawab Nada tersenyum manis ia kecup pipi Raka singkat sebelum kembali ke tempat duduk awalnya saat aula tersebut sudah mulai ramai oleh orang tua murid.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang