Raka Badmood

6.9K 187 9
                                    

Jangan lupa tekan 🌟 juga tinggalkan komentar setelah membaca!!!

Happy Satnight!!

🍁🍁🍁

Nada mengerucutkan bibirnya kesal. Menatap pantulan dirinya di depan cermin yang berada di kamar hotel. Tangannya berusaha menghapus bercak merah yang berada di sekitar leher putih mulusnya akibat ulah dari pria yang kini justru menatapnya tanpa dosa seakan tidak bersalah sedikit pun.

"Abang, ini gimana menghilangkannya? Abang sih, kan, Nada udah bilang jangan pernah meninggalkan tanda, tetapi Abang tetap melakukannya," rengek Nada kesal tangannya terus mengusap lehernya berharap bercak merah itu akan menghilang.

"Memangnya kenapa sih, kalau bercak merah itu enggak hilang, Sayang?" tanya Raka tanpa beban sedikit pun. Ia berkata seperti bunga dandelion yang serbuknya berterbangan di udara. Bahkan pria itu begitu asyik dengan ponsel dalam genggamannya.

"Ihhh, Abang mau Nada dikira wanita murahan dan agresif yang suka main dengan laki-laki tanpa malu menunjukannya di depan umum," sungut Nada menghentakan kedua kakinya ke lantai. Lelakinya itu justru semakin membuatnya kesal tanpa memberinya solusi sama sekali.

"Ya, Abang enggak mau Sayang, Nada hanya boleh dikenal sebagai milik Raka bukan milik siapa pun!" ujar Raka tegas. Ia tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh gadisnya sebab hanya dia yang berhak atas Nada.

"Kalau begitu bantu Nada menghilangkannya, Bang. Nada ada pemotretan siang nanti, Nada enggak mau menjadi bahan gosip baru besok pagi," rajuk Nada memasang wajah kesal, tetapi terlihat menggemaskan bagi Raka.

Raka menghela napasnya pelan ia beranjak dari duduknya mengambil sendok logam yang berada di atas meja. Ia lantas memasukan sendok itu ke dalam kulkas kecil yang berada di kamar mereka. Menunggunya selama beberapa menit, ia tidak pedulikan tatapan bingung dari gadisnya yang sejak tadi mengarah padanya.

"Abang ngapain?" tanya Nada bingung, namun pria itu sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaannya. Pria itu justru tersenyum ke arahnya. "Abang ihh, Nada tanya bukannya dijawab malah senyum enggak jelas," sentak Nada semakin merasa kesal.

Raka tetap tersenyum ia mengambil sendok tersebut lantas berjalan menghampiri gadisnya yang tidak mengubah posisinya sejak tadi. Disentuhkannya sendok dingin tersebut di atas leher gadisnya menekannya perlahan. Sembari mengusapnya dengan lembut.

"Tekanan sendok dingin dapat memperlancar aliran darah di bagian ini, Sayang." Raka melakukan sesuai yang ia katakan. "Itu sih, info yang Abang dapatkan dari si Mbah yang serba tahu itu. Semoga memang benar infonya dan setelah ini bekas merah di leher Nada akan segera menghilang sehingga Nada tidak lagi kesal atau marah-marah sama Abang lagi," jelas Raka sembari tersenyum kearah gadisnya. Pria itu melakukan kegiatan tersebut hingga bercak merah di leher gadisnya mulai tersamarkan warnanya.

Nada tersenyum saat melihat pantulan dirinya di depan cermin bercak merah itu udah tidak lagi terlihat warnanya. Dikecupnya dengan lembut bibir Raka yang berdiri di belakangnya menumpukan dagunya di bahunya.

"Terima kasih, Abang sudah membantu Nada untuk menghilangkannya," ujar Nada menatap Raka dari samping. Ia dapat merasakan tangan lelakinya yang melingkar di pinggang rampingnya. Mendekapnya dengan begitu nyaman.

"Sama-sama, Sayang! Apapun akan Abang lakukan asalkan Nada tidak kesal lagi." Raka menyusupkan wajahnya disela leher gadisnya, menghirup aroma khas Nada yang selalu menjadi candu untuknya.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang