2

693 10 3
                                    

'Ahh! Bodoh bodoh bodoh! Bev bodohh hiks.. hikss..!!' Seruku sambil merengek mengacak2 rambutku sendiri.

'Kamu bego bev, payah! Selama ini kamu bisa menahannya tapi tadi kenapa pertahananmu, dinding yang kamu bangun seolah runtuh seketika. Denir juga pake acara nyium. Berani benar dia' ucapku berbicara dengan diri sendiri didepan cermin, sambil memperhatikan bibirku yang dicium tadi. 'Hm, eh, tapi manis sih heheh.' 'Eh apa sih bhev? Jangan! Jangan mikir lagi soal itu, dan anggap aja semua itu gak terjadi. Kamu bisa! Iya kamu bisa' gerutuku dalam hati. huftt.. nafas beratku lolos dari bibirku.
.
.
.
Waktu yang sama di tempat yang berbeda.

Denir pov.

'Malam ma, pa. Denir pulang!'

'Eh anak mama udah pulang. Dari mana?' Tanya mama sambil melirik curiga kepadaku.

'Eh, itu mah abis jalan sama bev'

'Lho kok nggak ngajak bev main kerumah sih?'

'Iya rencananya denir tadi ngajak bev main kerumah abis makan. Tapi keliatannya dia capek banget dan udah ngantuk mah, jadinya langsung denir anterin pulang deh' sahutku membalas pertanyaan mama.

'Oh, yaudah sayang nanti bisa kapan-kapan lagi kok kamu ajak bev main kerumah.' Ucap mama sambil tersenyum. 'Ohiya, cerita dong ke mama bev itu anaknya seperti apa. Mama mau denger penilaian kamu soal dia' sambung mama dengan muka penasarannya. Hehehe lucu lho mimik muka mama.

'Hmm, yah pokoknya dia baik, lucu, cantik, tapi tomboy. Nah, yang denir suka dari bev meskipun dia tomboy tapi sifat manjanya selalu muncul kalo sama denir. Dia juga orangnya nggak banyak neko-neko kayak anak perempuan seumuran dia. She's perfect, mom!' Ucapku sambil tersenyum bahagia ketika menceritakan tentang si bawelku itu. 'Hehehe dia selalu sempurna dimataku mah'

'Anak ganteng mama jatuh cinta ni ceritanya? Ciee..cie anak mama mulai dewasa deh' goda mama sambil mencolek-colek pinggangku.

'Apa sih mah. Ya denir kan udah gede. Udah bisa kan pacaran? Udah SMA kelas 2 kok. Bisa kan pa?' Tanyaku manja pada mama dan papa.

'Hm, papa terserah kamu. Selagi kamu gak macem-macem dan nggak nyakitin anak orang, papa sih okeoke aja' sahut papa sambil memandangku dengan cengiran andalannya.

'Iya kalo mama setuju-setuju aja kok. Yang penting anaknya baik, apalagi bev kan anak sahabat mama. Pastilah mama setuju hubungan kalian. Eh tapi emangnya anak mama ini beneran udah pacaran sama bev?' Tanya mama sambil menapku intens

'Belum mah, bev nolak denir. Udah yah mah, pah, denir masuk kamar dulu' ucapku malas karena teringat dengan penolakan waktu itu.

Huft.. nafas beratku lolos.

'Bev pasti marah ini. Gimana gak marah coba! Dia gak suka aku, dia nolak aku. Lah kenapa juga aku masih berani nyium dia. Pasti marah besar dia ini! Apalagi responnya tadi, uhh siap2 diacuhkan lagi pasti aku ini' ucapku dalam hati sambil mengingat kembali kejadian kami berciuman tadi.

Mataku menatap matanya lekat, dia hanya terdiam dan membalas tatapanku. Jantungku sepertinya akan meledak! Ini kali pertama wajahku dan wajahnya sedekat ini. Yatuhan!! Jantungku!

Akupun memajukan kepalaku perlahan-lahan. Mencoba membaca bagaimana responnya. Eh, tapi dia hanya diam. Seolah mengijinkanku mencumbui bibir manisnya itu. Aku semakin dekat, dan ku lihat dia memejamkan matanya.
Ku beranikan diri untuk mengecup bibirnya.... dan

CUP!!
1
2
3!!

dia hanya terdiam. Seolah mengijinkanku untuk menciumnya lebih dalam. Ku beranikan diri, mulai ku gerakan lembut bibirku. Merasakan bibir atas dan bibir bawahnya. Ku hisap dengan lembut. Dia hanya terdiam, tanpa membalas lumatanku.

Kamu Dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang