Part 03

22 9 2
                                    

Silahkan saja kau percayai dia, Aku tak apa! Mungkin benar jarak itu jahat akan tetapi ada yang jauh lebih jahat yaitu hasutan dan fitnah terbaik yang bahkan keluar dari mulut orang yang kuanggap seorang sahabat!


_Sarah_


****


"Sar,?" panggilan seseorang di belakangku mengintrupsi gerakanku yang membuatku memutar tubuhku sendiri ke arah belakang.

Dan disana aku mendapati David tengah berdiri dengan tangannya yang dimasukan pada saku celananya, terlihat cool.

"Kenapa ?" Tanyaku Heran.

David tak menjawab alih alih dia lebih memilih berjalan kearahku.

"Kamu bahagia sama dia ?"

Aku menautkan alisku, merasa heran dengan pertanyaanya yang tiba-tiba.

"Memangnya kenapa.?"

"Ya aku harap kamu bahagia. Karna kamu memang harus bahagia." Ujar David yang semakin membuatku heran bercampur bingung kenapa dia membahas topik yang aku sendiri tidak mengerti topic apa yang saat ini dibicarakannya.

"Aku bahagia kok, aku harap kamu pun bahagia," meskipun bingung tapi aku tetap membalas kata-katanya, ya dia ingin aku bahagia! Mungkin karna aku sahabatnya dan aku juga ingin dia bahagia karna dia adalah sahabatku.

"Kalaupun kamu gak bahagia, aku akan berusaha membahagiakan kamu. Karna kalo boleh jujur kamu seberharga itu buat aku sampai sampai aku rela menaruhkan hidup aku sendiri demi untuk buat kamu bahagia. Tapi ngeliat kamu bahagia sekarang aku cukup senang meskipun penyebab kamu bahagia jelas bukan aku. "

Kata-kata yang David ucapkan cukup untuk membuatku tercengang ditempatku sendiri. Maksudnya apa ? apa laki-laki itu benar benar serius dengan ucapannya ?

"Dav,? Maksud lho ..."

"Iya aku ngerti," David mengacak puncak kepalaku pelan yang tiba-tiba saja membuatku merasa bersalah pada laki-laki itu. Aku tak tau tepatnya kapan, tapi sepertinya benar kata-kata Hanum bahwa David menyukaiku tapi, aku tak bisa membalasnya.

"Aku ngerti kalau kamu gak bisa balas perasaan aku yang emang sudah sejak awal aku tau akan berakhir seperti ini. Tapi, aku gak masalah cinta memang tak harus tentang memilikikan? Meskipun kadang aku ingin egois untuk bisa memiliki kamu, tapi aku tahu itu salah. Kamu sudah milik orang lain dan sepertinya kamu sesayang itu sama dia. Jadi aku cukup tahu diri dengan mundur secara teratur mulai dari detik ini. Dan kamu, semoga kamu bahagia yah,!"

David mengucapkan kata-katanya dengan tatapanya yang semakin melembut, aku tak munafik imanku sedikit tergoyah ditatap sedemikian lembut dan intensnya oleh laki-laki setampan David, tapi aku tak akan semudah itu untuk jatuh apalagi sampai mengkhianati Zio disana.

"Maafin aku Dav, tapi kamu sendiri sudah tahu jawabannya sejak awalkan ? aku gak bisa untuk nerima kamu. Bukan hanya karna alasan aku yang sudah termiliki atau apa. Tapi, juga karna alasan kalo kamu adalah sahabat aku aku gak mau kehilangan sahabat aku Dav kamu ngerti kan ?. Dan aku bahagia karna itu terimakasih dari sekian banyak orang kamu juga mengharapkan aku bahagia."

David terlihat menganggukan kepalanya sebentar lalu dia berdiri dari tempat duduknya, aku kembali menatap heran kearahnya.

"Gue gak bisa lama-lama, gue takut nanti keputusan gue berubah, emangnya lho mau tanggung jawab ?" Kata David sekarang nada bicaranya sudah berubah tidak lagi menggunakan kata 'Aku kamu' laki laki itu juga terlihat menaik turunkan alisnya membuat aku menggeleng-gelengkan kepalaku sendiri.

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang