Part 04

13 6 2
                                    

Sepulang dari sekolah aku tak keluar seharian dari kamar bahkan sampai jam makan malam tiba,
Aku hanya berdiam diri sembari menunggu telpon dari Zio yang jujur saja sudah aku tunggu sedari tadi, tapi sampai jam makan malam ku berakhir yang kutunggu tunggu ternyata tak kunjung datang.

Aku resah, bimbang, sedih juga rindu saling bersautan. Aku resah biasanya Zio tak pernah seperti ini, Bimbang dengan sikap Zio yang mendadak berubah dan Sedih untuk hubunganku sendiri yang mendadak jadi kacau seperti ini lalu Aku Rindu, tolong jangan Tanya kenapa dan apa alasan ku merasakan rindu ini jelas saja Rindu ini adalah teman setiaku setiap malam bahkan dimalam yang menurutku adalah malam paling sunyi yang pernah aku lewati.

Hingga dering handphoneku membuatku terlonjak seketika buru buru saja kuraih hpku yang berada tepat disampingku.

“Halo..”

Aku benar benar bersemangat saat mengucapkan kalimat itu,

“Maksud kamu?”

Hingga pada kalimat pertama dari kata-katanya sukses membuatku terpaku seketika,

“Zio.. tapi aku gak tau salah aku apa ? tolong jelasin dulu semuanya. “

Telepon terputus, sungguh aku hancur pada detik itu juga, aku merasa kacau. Aku menunggu kabar darinya tapi yang terjadi dia mengucapkan satu kalimat yang benar benar aku benci mati matian pada detik ini.

*

Malam itu adalah malam paling kelabu,
Sebut saja aku berlebihan tapi, tolong mengertilah bagaimana rasanya saat perasaan sayang kalian sedang dalam tahap paling puncak lalu? Lalu dia menjatuhkannya ya dia menjatuhkan rasaku hingga pada dasar paling sakit yang tak pernah ku kira.

Dia adalah cintaku meskipun jelas bukan cinta pertamaku tapi, dia adalah orang yang selalu kuanggap kan menjadi cinta dimasa depanku, dia adalah orang yang mengajarkanku tentang bagaimana jutaan kupu kupu tak kasat mata yang menyerbu hatiku kala setiap lantunan katanya terdengar meskipun hanya lewat jarak saja.

Aku membencinya! Tapi, tak mampu ku pungkiri aku juga masih mencintainya. Dan jujur saja aku merindukannya.

*

Sungguh hari ini aku benar benar tak bersemangat hari ini, dari awal aku datang kesekolah hingga pergantian pelajaran sudah memasuki jam ke 2 aku sama sekali tak beranjak dari tempat duduku, ternyata efek patah hati bisa sedahsyat ini.

Brakk..

Suara gebrakan bangku membuatku terlonjak kaget, aku menatap heran kea rah Kayla pelaku dari penggebrakan meja barusan.
“Apaan sih Kay,?” Tanyaku,
Bukannya menjawab Kayla malah menatapku tajam membuatku semakin penasaran sebenarnya apa yang terjadi dengannya.
“Lho putus sama Zio?”
Lagi, aku dibuat kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Kayla secara tiba tiba, sebenarnya aku tak memberitahu siapa siapa soal putusnya hubunganku dengan Zio, bukan karna gengsi atau apa tapi karna aku terlalu takut untuk memulai membuka luka itu.
“Kay..”
“Jawab Sar! Lho putus sama Zio?”
Aku mengangguk, dan kulihat Kayla menarik kasar nafasnya.
“Sialan!” Makinya.
“Lho kenapa Kay ?” Tanyaku lagi.
“Zio jadian sama Hanum, dan gue gak tau lagi kenapa Hanum bisa sebusuk itu.”
Tiba tiba saja aku terpaku mendengar kata kata Kayla barusan, Zio dengan Hanum ? kenapa ? apa ini alasan Zio memutuskanku ? kenapa bisa semuanya sekejam ini.
“Yaudahlah Kay, Hanumkan emang lebih cantik dari gue.” Ujarku mencoba bersikap setegar mungkin, lagi pula bukan saatnya untuk meratap karna toh semuanya sudah terjadikan ? lagi pula sudah bukan hakku lagi.
“Tapi, Sar dia itu gak bisa mikir sedikit apa ? apa emang dia setolol itu. Apa gak cukup dengan gue ? sakit gue aja gak bisa dilupain terus sekarang..”
“Lho jadi korban dia juga Sar, gue gak terima lho diginiin. Dia itu cantik tapi, apa dia gak laku sampe sampe nyuri pacar sahabatnya sendiri.”
“Gak papa kita cukup tau aja kan ? lagi pula lho tau dari mana ?”
“Gue gak sengaja denger dia ngobrol sama Widi waktu gue ke toilet, rasanya gue pengen banget ngelabrak dia Sar kalo gue gak inget dia masih sahabat kita.”
Aku tersenyum, senyum yang mungkin tak sampai kemata. Aku tak bisa berkata kata lagi, ini benar benar menyakitkan. Seumur hidup baru kali ini aku merasa terkhianati, jadi selama ini Hanum diam diam menyukai Zio.
Kulihat Kayla sudah mulai tenang, tidak sekacau tadi.
“Sar, lho boleh nangis kalo lho mau nangis, gue tahu ini berat kan buat lho ? gak papa lho nangis aja, gue disini kok gue bakal selalu ada buat lho,”
Tanpa aba aba aku memeluk tubuh Kayla, lalu menangis sejadi jadinya di dalam pelukan Kayla, sungguh Kayla benar benar orang yang mengertiku lebih dari siapapun untuk saat ini.
“Makasih Kay, makasih..”
“Iya Sar, itu gunanya sahabat kan ? kalo lho butuh cerita jangan pernah sungkan buat cerita sama gue yah.”
Dalam pelukannya, aku mengangguk.

*

Ada kalanya, aku merindukan tentang kita.
….
Sudah hampir dua minggu aku dan Zio putus, jujur saja rasanya aku belum bisa menerima semuanya.
Dua tahun aku mempertahankan hubungan ini, dua tahun juga aku bertahan dalam cinta jarak jauh yang jujur saja tidak mudah. Aku selalu dilanda perasaan cemas, takut dan masih banyak lagi.
Tapi, semuanya ku abaikan hanya karna aku ingin hubunganku dengan Zio baik-baik saja, aku tak memperdulikan perkataan teman-temanku yang selalu mengatakan kalau aku terlalu dibutakan oleh sebuah harapan yang belum pasti.
Setiap saatnya aku selalu berusaha menjaga komitmenku untuk tetap mempertahankan hubungan kami, tak peduli seberapa banyak pria yang mendekat padaku tapi, lagi-lagi aku tak pedulikan itu semua.
Namun, sekarang segalanya hanya tinggal cerita, kisah cinta jarak jauhku yang ku perjuangkan selama ini nyatanya harus kandas tanpa aku tahu sebabnya apa.
Aku bahkan masih mengingat perkataan Zio beberapa minggu yang lalu tentang dia yang ingin menjadikanku masa depannya sekalipun takdirnya bukan aku, dia yang memintaku untuk mengingatkannya akan hal itu, tapi sekarang dia justru sudah melupakannya lebih dari yang ku kira dan apa aku harus mengingatkannya akan hal itu ?
Tak terasa, air mataku sudah jatuh kembali. Silahkan saja katai aku bodoh karna terlalu gila karna sebuah kata bodoh bernama cinta. Tapi, coba saja kalian yang berada di posisiku saat ini.
Bagaimana rasanya saat aku sedang jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.
Bagaimana rasanya saat aku sedang berjuang untuk cinta itu,
Bagaimana rasanya saat aku selalu berharap akan banyak hal tentang cinta itu,
Namun, dalam sekejap segalanya mendadak dihempas jauh-jauh, segalanya berubah seperti alur dalam cerita yang terduga.
Kisah bahagiaku bukan lagi seperti itu, kisah yang kuharapkan tak lagi sama, semuanya mendadak menyakitkan dalam seketika.
Dan, rasanya hancur. Rasanya hancur saat tahu jika komitmen yang selama ini dipertahankan dan mati-matian dijaga hancur luruh lantah.
Aku masih saja menangis, niatku untuk belajar. Tapi, tiba-tiba bayangan akan Zio menyeruak membuat niatku pupus dan malah digantikan dengan tangisanku.
Hingga suara ketukan pintu kamarku membuatku menyeka air mataku, aku tak ingin sampai keluargaku tahu kalau akhir-akhir ini aku sering galau, menangis dan tak fokus.
Aku berdiri dari kursiku, lalu berjalan hendak membuka pintu.
Ternyata itu Kak Nana.
“Kenapa kak ?” tanyaku
Kak Nana tampak memperhatikanku, aku buru-buru mengalihkan pandanganku tak ingin sampai Kak Nana tahu kalau aku habis menangis.
“Kamu gak papa Dek ?” Tanya Kak Nana balik,
Aku menggelangkan kepalaku,
“Aku gak papa kok, emangnya ada apa ?”
“Jangan bohong, jelas-jelas Kakak tahu kamu lagi kenapa-napa. Akhir-akhir ini kamu jarang keluar kamar, juga jarang ikut kumpul juga terus Kakak perhatiin mata kamu bengkak mulu. Kamu jujur deh sama Kakak, kamu kenapa ?”

“Apasih Kak, aku gak papa. Aku Cuma lagi fokus buat belajar aja soalnya kan bentar lagi Ujian kenaikan, terus akhir-akhir ini aku sering gadang jadi, mata aku bengkak gini.”

Kak Nana terlihat masih curiga, tapi dia tak mengatakan apa-apa lagi selain bilang jika di bawah ada David, setelah aku mengiyakan Kak Nana mulai menjauh dari depan kamarku.
Diam-diam aku merasa lega, karna Kak Nana tak kembali menanyakan perihal keanehanku. Untuk saat ini, cukup aku saja yang tahu dan mungkin Kayla.

Karna untuk hal ini aku butuh waktu mungkin untuk diriku sendiri, semuanya terlalu sakit untuk diingat maupun dijelaskan.

*

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang