9. * tamu istimewa *

979 125 7
                                    

On previous chapter

"Memangnya aku tidak tahu kamu mempunyai maksud lain menjaga penginapan ini selama ibumu tidak ada? Heehh," ejek Sehun.

Jisoo tidak percaya akhirnya Ia mendapat pelanggan pertama. "Selamat datang, pelanggan!" teriak Jisoo sambil merentangkan kedua tangannya ke atas.

Sehun menengok ke belakang sebentar sambil menyunggingkan senyum liciknya.

Akan aku buat hidupmu seperti di neraka, Lee Jisoo.

----------------------------------------------------------------------------

Sehun mengikuti Jisoo naik ke lantai dua memperlihatkan kamar-kamarnya. "Yang ini namanya Presidential Suite." Sehun menatap Jisoo tidak percaya karena yang dilihatnya hanya kamar sederhana dan tidak ada istimewanya sama sekali, seperti kamar motel. "Bagaimana? Ingin lihat yang lain? Di sebelahnya tipe Grand Suite?"

"Tidak usah aku pilih yang ini saja," jawab Sehun menunjuk kamar yang katanya "Presidential Suite" sambil turun ke bawah diikuti Jisoo.

"Oiya kami menggunakan rate usd karena biasanya yang datang menginap adalah orang asing. Harga kamar yang itu semalamnya 130 usd tapi karena kamu pelanggan pertama aku beri diskon jadi 100 usd. Dan harus dibayar lunas. Silahkan," Jisoo menengadahkan kedua tangannya ke hadapan Sehun.

"Kamu bercandakan? Kamar sekecil itu disamakan dengan hotel bintang 5? Ciihh... Apa istimewanya tempat ini? Apa fasilitasnya lengkap? Swimming pool, gym, sauna, chauffer service? Or what else?" ejek Sehun dengan bersedekap menatap Jisoo.

Sombong! Menyebalkan! Sok kaya! Sok Pamer! "Aku tidak memaksamu untuk menginap kan? Kalau tidak mau ya sudah. Kamu bisa cari penginapan lain." Jisoo menjawab dengan kesalnya lalu berbalik badan hendak meninggalkan Sehun. Cihh dia pikir dia siapa? Seenaknya saja menghina rumah orangtuaku.

"Ehh tunggu. Baiklah ini," Sehun menarik lengan Jisoo lalu mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya.

"Maaf, mesin edc nya dari kemarin bermasalah jadi untuk sementara kami hanya menerima pembayaran tunai. Sekali lagi maaf," Jisoo menundukkan kepalanya. Sehun lalu mengeluarkan uang dari dompetnya dengan wajah kesal. Jisoo menerimanya dengan senang lalu pamit pada Sehun dengan senyum manis.

"Cihh... benar-benar mirip seperti kakek. Benar-benar....," Sehun menggeleng-gelengkan kepalanya. Sehun berjalan berkeliling mengamati isi rumah itu. Matanya seketika tertarik pada pigura-pigura foto yang berjajar di buffet lemari. Ada pria dan wanita, Jisoo dan Dani. Sepertinya ini orangtuanya dan ini saudaranya.

Sehun memperhatikan Ibu Jisoo dengan lama."Ahh.. tidak mungkin. Wanita ini bukan tipe yang disukai kakek. Terlalu konvensional dan tidak menarik." Sehun melanjutkan observasinya pada isi rumah itu, dia membuka kamar yang kebetulan terbuka sedikit.

Ponsel Sehun berbunyi dan Ia segera mengangkatnya. "Iya aku sudah ada di losmen ini dan bertemu dengannya. Iya paman, Ia benar-benar menarik. Aku sudah pernah melihatnya di peresmian museum. Jujur saja Ia orang yang suka berbohong dan sepertinya bukan orang baik." Tidak lama kemudian Jisoo masuk sambil membawa ember berisi Kimchi dan Ia tersenyum pada Sehun saat melewatinya.

"Sehun-ah, apa kamu yakin bertemu Jisoo yang sebenarnya? Jangan berprasangka buruk dulu." Sehun hanya terdiam.

"Paman, aku akan menginap satu malam disini. Aku akan mengamatinya. Aku harus yakin akan semua ini terlebih dulu. Karena aku tidak mungkin sembarangan mempertemukan kakek dengan gadis itu."

"Sehun-ah, tolong mengertilah. Gadis itu adalah orang yang sudah ditunggu dan dirindukan oleh Ketua. Aku harap kamu mengerti dan memenuhi keinginan kakek." Sehun memperhatikan Jisoo yang berada di dapur sedang mencicipi kimchi dengan mulut menengadah ke atas lalu memasukkan kimchi itu ke dalam mulutnya. Ciiih... benar-benar gadis yang jorok.

* Princess in my Heart * [Sehun x Jisoo Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang