Kesalahan fatal yang Haechan lakukan hari ini —selain gak menolak ciuman dari Jaemin beberapa jam lalu— adalah nggak nampol dan nggak menyumpal mulut cowok itu.
Untungnya Haechan sampai di meja tempat Mark dan Jaemin duduk itu tepat waktu.
"Jaemin!" panggil Haechan seraya menaruh dua cup es krim ditangannya di atas meja, yang tentu aja langsung mendapat atensi penuh dari Mark dan Jaemin yang saat ini langsung mendongak menatapnya. "Ngapain disini?" tanya Haechan sambil menyunggingkan senyum.
Senyum palsu tentunya. Jantung Haechan udah berdebar kencang, takut Jaemin bakal menceritakan kejadian di Janitor's Closet tadi siang.
Yah, mengingat Haechan gak terlalu kenal sama Jaemin yang katanya bad boy, wajarlah kalau dia takut Jaemin mau ngerusak hubungannya sama Mark.
Apalagi Jaemin juga terkenal dengan predikat 'PHO' alias perusak hubungan orang.
Haechan bukannya berburuk sangka. Tapi gosip itu bahkan emang udah jadi semacam rahasia umum di sekolah.
Haechan sih gak tau juga gosip itu bener atau emang cuma buah bibir dari orang-orang yang iri sama Jaemin. Tapi gak ada salahnya buat berhati-hati kan?
"Hai, Chan." sapa Jaemin sambil membalas senyuman Haechan, "Tadinya gue mau ngajak ngobrol Mark sebentar, eh tapi lo malah udah dateng," ujar Jaemin sambil berdiri dari duduknya, "Jadi kayaknya gue undur aja ngobrolnya."
Haechan melirik sekilas ke arah Mark, mendapati kening pacarnya itu sedikit berkerut. Dia kemudian kembali melihat ke arah Jaemin yang saat ini lagi menyeringai tipis, yang dimata Haechan lebih keliatan sebagai senyuman yang mengejek.
"See you later, Haechan," ujar Jaemin.
Haechan bergidik ketika merasakan tangan Jaemin mengelus pipinya dengan lembut.
"Mark." Jaemin menatap Mark sejenak sambil menundukkan sedikit kepalanya, bermaksud buat pamit, yang juga langsung diangguki oleh Mark.
Setelah Jaemin pergi, Haechan dengan panik langsung menduduki tampat Jaemin duduk beberapa saat yang lalu di depan Mark.
"Mark! Jaemin ngomong apa aja sama kamu?"
Mark mendongak dari ponselnya. "Hah?"
"Dia nggak ngomong macem-macem kan?" tanya Haechan lagi.
Mark menggeleng, "Dia baru nyapa aku, duduk bentar, terus kamu dateng." jawabnya. "Emang kenapa sih?"
Kali ini giliran Haechan yang menggeleng, "Ngga. Ga ada apa-apa kok." ucapnya. Diam-diam dia bernapas lega ngedenger jawaban dari Mark tadi.
Mark mengangkat bahunya tak acuh, dan seperti biasa, kembali berkutat dengan ponselnya. Sesekali dia menyendok es krim rasa matcha yang tadi Haechan belikan untuknya.
Sementara Haechan hanya bertopang dagu sembari mengaduk-aduk es krim miliknya. Gak bisa dipungkiri kalau dia terus-terusan mikirin Jaemin.
Bukannya apa. Haechan cuma ngerasa kalau Jaemin itu emang berpotensi merusak hubungannya sama Mark.
Dan seringaian mengejek Jaemin yang ditujukan ke dia tadi pun memperkuat dugaan Haechan, seakan Jaemin mengatakan 'Gue bakal ngasih tau Mark. Biar kalian cepet putus.' dengan senyumannya itu.
Dan mungkin Haechan emang harus ngomong empat mata sama Jaemin besok.
▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄
KAMU SEDANG MEMBACA
Devilish Joy┇jaemhyuck✔
FanfictionHaechan gak menyangka kalau sebuah permainan bodoh bakal membuat dia terus-terusan digangguin sama sosok pemuda menyebalkan bernama Na Jaemin. ⚠Yaoi;bxb!! ⚠non-baku, bahasa campur aduk ⚠swear words! Na Jaemin x Lee Haechan ©-lucidheights, 2018