Mata Haechan membulat, “LO GILA APA YA?!” pekiknya yang segera saja menarik perhatian beberapa orang disekitarnya dengan Jaemin. Buru-buru Haechan mengatupkan kembali mulutnya ketika mendapati pandangan kebingungan orang-orang. “Siapa yang bilang kalo gue punya sugar daddy?!” desisnya pada Jaemin dengan mata menyipit.
Jaemin terkekeh, tangannya mengelus lembut pipi Haechan. “Hei, marahnya jangan ke gue dong,” ujarnya, “Gosipnya udah nyebar di akun lambe turah, makanya gue mau nanya ke lo langsung.”
Mendengar ucapan Jaemin, mata Haechan membelalak kaget.
“Mau liat?” tanya Jaemin yang langsung dibalas Haechan dengan anggukan keras.
Gak lama, Jaemin mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mengutak-atiknya sebentar sebelum kemudian memberikannya pada Haechan.
Haechan menerima uluran ponsel dari Jaemin dan segera menjatuhkan pandangannya pada layar. Matanya membulat kaget.
Itu emang fotonya selama seminggu ini. Foto pas dia turun dari mobil mewah di depan sekolah. Bukan mobil Mark tentunya, karena berita dia yang putus sama Mark emang udah menyebar sejak lama, di akun lambe turah sekolah itu juga. Haechan gak terlalu mengambil pusing hal itu karena berita yang kesebar emang bener.
Tapi berita yang satu ini?
Oh my God.
Haechan berdecak, keningnya berkerut kesal. “Siapa sih yang nyebar berita ngawur kayak gini?! Minta gue hajar apa ya?!” pekiknya sambil menggeser layar ponsel itu dan melihat-lihat foto yang ada disana. Foto dia dan si pengendara plus pemilik mobil.
Haechan menunggu jawaban dari Jaemin, tapi pas dia menoleh, dia malah mendapati cowok itu lagi tersenyum ke arahnya. Membuat jantung Haechan berdebar keras.
“Jadi dia bukan sugar daddy lo?”
“Ya bukan lah!”
“Lo nggak punya sugar daddy?”
“Ya nggak lah! Gila!” balas Haechan, “Ini tuh Kak Johnny! Pacarnya kakak gue!” ujarnya sambil menunjuk foto si pengendara mobil yang selama seminggu ini udah berjasa mengantarnya ke sekolah setiap pagi semenjak Haechan putus sama Mark.
Jaemin mengangguk-angguk puas mendengar jawaban Haechan. Sementara Haechan mengerang kesal. Gimana bisa ada gosip kalau dia punya sugar daddy coba? Kesel banget dia tuh sama admin lambe turah sekolahnya, suka nyebar yang aneh-aneh. Tapi ya namanya juga akun lambe turah sih.
“Gimana nih? Masa gue dituduh punya sugar daddy?” gumam Haechan dengan bibir mencebik, tangannya mengembalikan ponsel Jaemin yang langsung diterima oleh sang pemilik.
Jaemin berdehem pelan, “Sebenernya ada hal yang mau gue tanyain lagi selain itu.”
Haechan yang tadi menunduk segera mendongak, matanya bersitatap dengan Jaemin. “Apa?” tanyanya.
“Lo... suka sama gue atau ngga?”
Haechan mengernyit bingung, “Hah?” tanyanya, “Lo nanya apa barusan?”
Sejujurnya Haechan mendengar jelas apa yang ditanya sama Jaemin, tapi dia takutnya dia salah denger atau berhalusinasi gitu. Jadi dia memutuskan untuk membuat Jaemin mengulang pertanyaannya.
Sayangnya, bukan mengulang, Jaemin malah memberikan sebuah pernyataan yang berada jauh di luar dugaan Haechan.
“Gue suka sama lo, Haechan.” ujar Jaemin.
Haechan membatu.
“Waktu itu gue emang bilang kalo gue gak bakal ganggu lo lagi,” lanjutnya, “Tapi seminggu ini gue gak ngomong sama lo, bener-bener nyiksa. Gue kangen banget sama lo.”
"Gue juga kangen lo.” Kalimat itu cuma Haechan ucapkan di dalam pikirannya, sementara mulutnya malah bergerak dan menyuarakan, “Jangan ngegodain gue! Gue gak bakal luluh!”
Haechan kira Jaemin bakal marah atau setidaknya dia kira cowok bakal menunjukkan ekspresi kesal atau ekspresi datar, namun ternyata prediksinya itu salah besar. Haechanmalah merasakan tangan Jaemin mengambil dan menggenggam tangannya lembut. Bibirnya membentuk sebuah senyuman.
“Gue beneran sayang sama lo.” ujar Jaemin, “Lo.. mau jadi pacar gue ngga?”
Haechan terdiam. Matanya masih bersitatap dengan manik Jaemin, sebelum kemudian dia meneguk ludah. Haechan menyadari murid-murid di koridor saat ini tengah menatap ke arah mereka, dan jelas-jelas hal itu membuat Haechan sangat gugup.
“Jaemin, jangan bercanda.” lirih Haechan sambil menarik kedua tangannya dari genggaman Jaemin. Tapi belum ada beberapa detik, Jaemin kembali mengambil tangannya.
“Gue serius, Haechan.”
Lagi-lagi Haechan terdiam.
Jaemin tersenyum, mengelus-elus telapak tangan Haechan dengan ibu jarinya. “Lo nggak harus ngejawab pertanyaan gue sekarang kok.” ujarnya, “Gue bakal nunggu.”
Haechan masih terdiam ketika Jaemin mengecup punggung tangannya sekilas.
Dan tepat ketika Jaemin akan melangkahkan kakinya menjauhi Haechan, Jaemin merasakan tarikan pelan di baju seragamnya, membuatnya menoleh seketika. Matanya mendapati kepala Haechan tertunduk.
“Gue mau..” gumam Haechan, yang sialnya gak kedengeran oleh telinga Jaemin.
“Apa?” tanya Jaemin, mencoba membuat Haechan mengulang ucapannya.
Jaemin bisa mendengar helaan napas pelan yang eluar dari bibir Haechan sebelum kemudian pemuda mungil bermarga Lee itu mendongak, dan menatapnya dengan wajah semerah kepiting rebus.
“Gue mau... jadi pacar lo.”
▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄
Mueheheheheheheh jadiannnn.... bentar lagi tamat dong ya??
KAMU SEDANG MEMBACA
Devilish Joy┇jaemhyuck✔
FanfictionHaechan gak menyangka kalau sebuah permainan bodoh bakal membuat dia terus-terusan digangguin sama sosok pemuda menyebalkan bernama Na Jaemin. ⚠Yaoi;bxb!! ⚠non-baku, bahasa campur aduk ⚠swear words! Na Jaemin x Lee Haechan ©-lucidheights, 2018