"One, two, three, four, five, six, seven, eight.. one, two.. Felix!"
"Iya?"
"Tolong fokus!"
"Maaf!" ucap Felix sambil menundukkan kepalanya.
Lucas menghampiri Felix yang sedang duduk bersandar sambil meminum sebotol air mineral. Entah kenapa sejak pulang dari world tour concert, dia menjadi pendiam dan tampak ada sesuatu yang terus mengganggu pikirannya. Padahal, dia dikenal sebagai orang yang ceria, berisik, lincah (baca: tidak bisa diam), dan friendly. Bahkan dia sering menjadi tempat curhat para member 4Teen jika sedang ada masalah karena dia dianggap sebagai pendengar yang baik.
"Kenapa sih? Ada yang lagi lo pikirin?" Laki-laki yang memiliki tinggi 183 cm itupun angkat suara.
"Iya nih. Beberapa hari ini mood lo jelek terus deh kayaknya. Ada masalah?" timpal Dylan yang diikuti oleh anggukan member lainnya.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Lucas dan Dylan, Felix malah menidurkan badannya di lantai dengan menggunakan tangan kirinya sebagai bantal. Dia memejamkan matanya, tetapi tidak untuk tidur. Dia hanya sedang lelah.
"Felix," panggil Lucas yang kelihatan hampir menyerah dengan sikap dingin Felix.
"Biar gue aja." kata Justin menenangkan Lucas lalu berjalan menuju Felix dan memeluknya seakan-akan dia adalah guling.
"Lepasin!! Keringet lo nempel anjir!" kata Felix yang berusaha menyingirkan Justin dari tubuhnya.
"Eh, bocil diem aja! Jangan sok-sokan ngambek gini lo!" jawab Justin semakin mengeratkan pelukannya.
"Eh, bambang! Lo sama gue seumuran gak usah manggil bocil! Lepasin gua!!"
Dylan dan Lucas hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap serta kebiasaan kedua laki-laki yang lebih muda dari mereka itu.
🎵 You know that I can't, show you me, give you me... 🎵
Nana sekarang sedang duduk di sebuah kafe yang tentunya memiliki koneksi wifi yang stabil dan lancar. Kafe terlihat cukup sepi, hanya Nana dan beberapa pelanggan yang ada. Dia tampak sibuk dengan laptopnya. Mungkin sedang berperang dengan tugas kuliahnya.
Atau malah menunggu seseorang.
"Eh!" tiba-tiba seorang laki-laki tinggi bertopi hitam menepuk pundak Nana.
"Lo bukannya yang di bandara kemarin itu kan?" Lanjutnya sambil duduk tepat di depan Nana.
"Lo ngapain duduk disitu?" tanya Nana.
"Ya, gue kan pelanggan disini. Ini juga kafe punya agensi gue. Emang salah?"
"Emang siapa yang bolehin lo duduk disitu?" tanya Nana yang membuat Justin tersedak.
"Uhuk.. uhuk.. Eh, lo itu seharusnya seneng bisa duduk sama gue. Jarang loh gue nyamperin fans gue kayak gini. Terlebih lagi gue baru kenal sama lo," protes Justin
"Kapan kita pernah kenalan?" tanya Nana lagi sambil memandangi Justin yang pd sekali itu.
Justin menghembuskan nafasnya, bersiap-siap mengatakan sesuatu pada Nana.
"Perkenalkan nama saya Justin 4Teen yang ganteng sendiri. Terima kasih. Anda Nana kan?"
Bukannya menanggapi Justin, Nana malah membereskan barang-barang yang ada diatas meja, memasukkannya ke dalam tas dan bersiap untuk pergi.
"Mau kemana?"
"Pergi,"
"Eh, jangan dong! Temenin gue dulu disini bentar, gue sendirian nih!"
"Penting banget ya?"
Pertanyaan Nana itu benar-benar membuat Justin menganga dan heran dengan sikap dinginnya. Baru kali ini Justin diperlakukan seperti ini oleh seorang cewek.
Justin, salah satu member boygroup terkenal yang mempunyai visual bak pangeran, dengan gampangnya seorang cewek yang berstatus biasa saja memperlakukannya dengan dingin dan seolah tidak peduli.
"Udah, lo duduk aja dulu!" suruh Justin sambil menarik tangan Nana sehingga ia terduduk kembali.
Hening.
Nana daritadi hanya fokus ke layar ponselnya dan Justin hanya sibuk memandangi Nana yang membuatnya bertanya-tanya.
"Lo ngapain disini?"
"Ada urusan." jawab Nana.
Hening pt. 2.
"Lo gak ada kelas?" tanya Justin yang mengetahui bahwa Nana adalah seorang mahasiswi ketika ia tidak sengaja melihat almamater berwarna biru tua di sebelah Nana.
"Nanti sore. Lo sendiri nggak sibuk sama teman lo yang lain?"
"Hari ini gue lagi longgar sih, cuma latihan. Lucas lagi ada photoshoot, Dylan barusan pergi shooting, terus..." terang Justin sambil berpikir.
"Felix?" tanya Nana tak sadar.
"Hah?" tanya Justin terkejut karena semula ia sangat fokus pada ponselnya.
"Gak jadi,"
"Tadi apa? Felix?"
"Enggak. Siapa bilang gitu?" kata Nana yang bingung kenapa mulutnya mengatakan hal itu.
"Gue tadi denger lo bilang- FELIX!!" kata Justin tiba-tiba melambaikan tangannya ke laki-laki yang baru saja masuk ke kafe.
Felix menghampiri keduanya setelah memesan minuman. Ia melihat mereka dengan wajah yang tak percaya. Ia mengira bahwa Nana tidak akan mau menemuinya karena setiap chatnya ke Nana hanya dibaca saja.
Felix duduk disamping Justin. Ia sedari tadi memandangi Nana. Ia tak menghiraukan Justin yang sedari tadi tidak bisa diam.
"Gue pergi dulu ya," kata Nana menggapai tas dan jas almetnya lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Loh kok malah pergi sih?"
Felix berdiri dan ikut pergi meninggalkan Justin sendirian.
"Kok kalian ninggalin gue sih!"
Tbc
--
Jangan lupa vote + comment ya
Keep reading guys! :))
KAMU SEDANG MEMBACA
(Ex)IDOL
Teen Fiction"Punya mantan seorang idol itu..." Inspired by : Sweet Escape on Webtoon Start : 19/07/11 End : -