Di gedung Pasar Singkut yang Baru Beberapa Bulan selesai di bangun. Aku duduk di atas motor White Beat miliku sambil menatap bangunan-bangunan sederhana khas Singkut di bawah Langit cerah yang sedikit redup.Senja berwarna jingga.
"Apa kamu akan datang padaku, sang pemilik hati seutuhnya?" Aku bergumam ketika menurunkan kepalaku Dan memandang Rumah bertingkat dari jauh. Rumah itu adalah tempatmu tinggal sewaktu kamu Masih berada disini.
"Aku disini."
Aku tersentak kaget mendengar suara seorang Lelaki."Datang menjemputmu untuk aku bahagiakan." Lanjut suara itu.
Tubuhku seketika menegang. Suara itu begitu sangat aku kenali, sangat ku rindukan... Mataku berkaca-kaca. Aku membalikkan tubuhku dan spontan Aku terperangah, air mata langsung jatuh. Aku berpikir keras, ini nyata atau halusinasi? Aku menatap lekat-lekat Remaja Lelaki yang mengenakan warna pakaian yang sama sepertiku, Kaos putih. Itu kamu. Pemilik hatiku.
Kamu tersenyum dan berjalan mendekat."...." Aku menyebut namamu sambil melangkah maju dengan merentangkan kedua tanganku. Aku ingin memelukmu. Kamu tersenyum dan menarik tubuhku dalam dekapan hangatmu.
"Aku begitu merindukanmu, delya," ucapmu seraya mengecup puncak kepalaku.
Aku berharap ini bukan mimpi. Aku sedikit mengurai pelukanmu, lalu menatap jelas wajah pemuda di hadapanku dengan intens. Jari jemariku dengan lembut menyentuh wajahmu. Kurasa kamu begitu menikmati sentuhanku, terlihat dari air mukamu. Menggemaskan.
"Ini beneran kamu? Ini nyata atau hanya ilusiku?" tanyaku dengan tersenyum-senyum dan air mata yang masih melolos.
Kamu menggenggam tangan tanganku, lalu mengecup buku-buku jariku. Sorot matamu begitu lembut menatap wajahku. Tiba-tiba kamu mendekatkan wajahmu ke wajahku. Aku terkejut lalu tersenyum lebar saat kamu menggigit ujung hidungku. Aku masih memegang rahangmu, aku tak bisa lagi menahan tangis.
"Jangan tinggalkan Aku lagi!" Ku berteriak dan memelukmu dengan erat.
Air matamu ikut menetes saat tangisku memecah di pelukanmu. Kita menangis sambil tersenyum, itu adalah kebahagiaan. Aku bersyukur, doaku Selama ini, kini terkabul. Kamu datang.
Kamu mendekatkan bibirmu ditelingaku dan berkata, "Cintaku untukmu tak bisa berubah. Ini selamanya del."
Aku meresapi bisikan lembutmu. Lalu mendongak Dan mentatap matamu lekat-lekat. Tidak ada tanda dusta disana.
Kamu menangkup wajahku lalu menghapus air mata yang tersisa. Kita menyeka air mata satu sama lain. Aku tersenyum merekah sembari memejamkan mata saat kamu mengecup keningku.
"Aku gak akan ninggalin kamu lagi. Aku janji bakal nunggu kamu sampai kamu Siap pergi jauh bareng Aku." Katamu begitu tulus. Kamu menggenggam tanganku dengan erat.
"Delya untuk yang Ketiga kalinya. Aku Tanya, Apa kamu Mau jadi pacarku?." Lanjutmu bertanya.Aku tersenyum dan tersipu malu. Kamu mengangkat satu alis tebalmu, "Aku gak butuh penolakanmu. Aku memaksamu, Delya."
Aku tertawa kecil, "Gimana aku bisa nolak? Selama ini aku bertahan demi keyakinanku, bila kita pasti akan bertemu lagi. Aku menantimu datang untukku, untuk gadis yang rapuh ini. Gadis yang di hujam kerinduan."
Kamu memelukku, "Maafkan Segala kesalahanku Selama ini yang selalu mengecewakanmu Delya. Aku janji, gak akan lagi buat Hati kamu sakit."
Kamu mengangkat daguku, "Kerapuhanmu akan ku tebus dengan kebahagiaan, aku bersumpah! Delyaku, gadisku, kekasihku, segalanya untukku."
Aku tersenyum, "Jangan berjanji, Manusia adalah makhluk yang sering ingkar janji karena suatu keadaan yang rumit."
Lagi lagi Sebutir kristal jatuh dari mataku, kamu mendekap tubuhku ke dalam pelukanmu dan menatap langit.
"Delya Kita itu jodoh!." Teriakmu kencang. Kemudian
Kamu menunduk untuk menatap wajahku yang tengah menatap lautan. Kamu mengusap pipiku.Aku menarik nafas dan menghembuskannya pelan, "Tuhan memutuskan atas semua yang terjadi karena Dia menakdirkan Kita harus Berpisah untuk Beberapa lama. Lalu ia akan mempertemukan Kita ketika sudah Waktunya tiba."
Aku menerawang Keluargaku yang Tak menyukaimu Dan tidak mengizinkan Kita untuk bersama.
"Tapi, Apa kamu marah bila Aku memintamu untuk menungguku untuk Beberapa Tahun kedepan setelah Aku lulus SMA Dan mendapatkan kesuksesan demi membahagiakan Keluargaku?."Kamu tersenyum lalu menangkup wajahku,
"Tidak. Kenapa aku harus marah? Aku mencintaimu tanpa syarat. Aku gak sedikitpun menuntut kamu tuk selalu bersamaku. Lagipula Aku akan sering ke Singkut untuk menemuimu Dan menghabiskan waktu bersama. Dan Aku juga gak akan komunikasi Sama cewek-cewek lain lagi yang bikin Kamu sakit hati. Saat ini, hanya kamu, aku dan takdir."Hatiku di selimuti rasa damai nan bahagia karena Kamu datang, memelukku begitu erat dan membisikkan kata cinta. Usaha dan kesabaran kita tidak sia-sia. Kamu sudah disini, serasa duniaku hidup kembali. Sungguh, Aku bersyukur padaNya.
"Aku mencintaimu." kataku.
"Aku tahu," balasmu.
Kamu mengacak puncak kepalaku dengan gemas dan Aku terus merasa tidak puas untuk memelukmu.
Kamu mengecup keningku lagi lalu melepaskan pelukan, kemudian melangkah Menjauh.
Kamu melangkah mundur dariku."Delya Aku mencintaimu!." Ucapmu tersenyum.
Aku kebingungan Dan memanggil namamu ketika melihat sebuah cahaya Terang di belakangmu menghancurkan tubuhmu menjadi debu Dan lenyap.
Aku terbangun Dari tidurku.
"Sial! Tadi itu memang bukan Halusinasi! Itu hanyalah mimpi! Huaaaaaaaaaa Menyebalkan!.".
Terimakasih telah membaca 😊
Btw jangan lupa vote nya ya ⭐⭐⭐