(Cermin) Ketakutanku

25 8 7
                                    

(Cerita Mini - Ketakutanku)

~~~

Pada gelap, aku menghindar. Degup jantung berdetak begitu cepat saat sorot cahaya tak lagi dapat menjangkau. Lamat-lamat di dalam kegelapan, sesuatu bergerak kepayahan. Semakin mendekatiku yang berdiri di bawah sinar lampu jalanan.

Tak ada kendaraan yang lewat apalagi manusia yang berani mendekat. Aku benar-benar sendirian.

Jam di tangan menunjuk angka 11.55 malam. Sepi, hanya aku seorang saja yang mungkin masih membuka mata malam ini. Terpaku dalam ketakutan tentang sosok yang berada di depan sana.

Sewaktu aku kecil, kakek pernah bercerita tentang makhluk mengerikan yang selalu bersembunyi di dalam kegelapan. Makhluk itu menyerupai manusia, berdiri dengan dua kaki tapi berkepala seperti babi hutan. Telapak tangannya besar dengan kuku yang tajam yang berguna untuk mencabik-cabik mangsanya. Tidak ada yang tau pasti nama dari makhluk itu, bahkan kakek sekalipun.

Saat ditanya nama, ia hanya menyebut si Kepala Babi. Nama yang sesuai fisiknya, tutur kakek.

Mengerikan saat aku kembali teringat kisah itu. Mungkinkah makhluk di depanku itu adalah si Kepala Babi? Kuharap bukan.

Hruff!

Dengkusan kasar terdengar disertai bau busuk yang menyengat menusuk hidung. Seperti bau mayat.

Hruff!

Kembali, suara dengkusan itu terdengar. Namun, kali ini tak tercium bau yang aneh. Entah mungkin karena hidungku sudah terbiasa dengan baunya.

Aku tak berani bergerak, hanya cahaya yang dapat mencegah makhluk itu menyerangku. Namun, mau sampai kapan aku harus berdiri di sini. Istriku pasti sudah menunggu di rumah dan mulai mencemaskanku yang tak segera pulang. Andai kata ada cahaya lain yang bisa membantuku.

Deg! Deg! Deg!

Hentakan kaki terdengar nyaring, membuatku yakin makhluk itu memiliki telapak kaki yang besar.

"Aku harus pergi bagaimanapun caranya!"

Kanan kiri aku menengok mencari sesuatu. Sial! Tak ada apapun. Di mana-mana hanya ada gelap. Namun, aku harus nekat, bukan?!

Lenguhan kasar terdengar lirih. Makhluk itu semakin mendekat. Hanya tinggal menunggu waktu sampai ia benar-benar di depan mata. Akh sialan!

Perlahan, aku bisa melihat sesuatu yang besar, kira-kira setinggi dua meter berdiri tegap. Bayangan itu masih di dalam gelap, samar.

Aku benar-benar akan mati, pikirku.

Satu dua kali terdengar langkah kaki. Hingga akhirnya, makhluk itu benar-benar telah berada di hadapan. Namun, saat aku ingin melihat wajahnya. Sebuah tusukan dengan cepat menghunus tepat ke perut.

Crasss!

Aku terpental beberapa meter ke belakang dan jatuh menghantam jalanan. Darah segar tumpah ke aspal.

Pandanganku kabur, tapi pendengaranku masih tajam. Hentakan kaki itu semakin mendekatiku.

Jadi, beginilah akhirnya. Ketakutanku menjadi nyata, bukan karena gelap, tapi tentang makhluk besar ini. Dia pasti akan membunuhku, ya sama seperti yang dilakukannya pada mendiang kakek dan ayah. Kutukan ini akan berlanjut jika istriku yang kini tengah menungguku pulang, melahirkan bayi laki-laki.

Ouh ... Sialan.

Jleb! Kletak! Crass!

~ END

BLITAR, 05-12-2018

Kumpulan Cerpen SSaiyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang