Dokter itu terluka

48 2 0
                                    

Aku setengah terkejut. Ketika melihat seorang lelaki bertubuh tinggi tengah menatapku. Tidak! Maksudku....kini kami saling menatap satu sama lain. Lelaki itu mengenakan jaket berwarna hitam.

Mendadak aku terdiam. Tubuhku terasa mati rasa seketika. Tak ada yang bisa ku lakukan saat itu. Hanya kedua bola mataku yang kini tengah menatap lamat wajahnya. Jarak antara aku dan dengannya hanya beberapa langkah saja. Akan tetapi,aku tidak bisa melihat lebih jelas wajahnya. Ia mengenakan topi hitam. Yang bisa ku lihat hanya kedua bibir yang terlihat tipis sekaligus merah alami. Kedua bola matanya terlihat hitam mengkilau. Tatapannya terlihat tajam namun menyejukkan. Sedangkan,batang hidungnya terlihat tajam sempurna. Dia sungguh tampan.

"Sarah...??"
Tiba-tiba saja suara Clausa berhasil mengejutkanku.
"Apa kau masih di atas?" Tanyanya setengah berteriak.
"I...yaa. Aku masih di sini." Jawabku setengah gugup dengan kedua mata yang masih menatapnya.
Terdengar suara langkah mulai menaiki anak tangga.

Ehmm....

Tiba-tiba saja laki-laki itu berdeham. Lamunanku buyar seketika.

"Eh,buku itu?" Kataku sambil menunjuk sebuah buku yang sedang ia pegang. Buku itu berjudul wanita & kerinduannya.
"Kau menyukainya?" Tanyaku antusias sambil mencoba melihat lebih dekat buku itu.
Namun,laki-laki itu segera menghindar. Mendadak langkahku terhenti.

Ehmm..

Dia berdeham lagi untuk yang kedua kalinya.

"Tunggu. Sedang apa kau di sini?" Tanyaku sambil memicingkan kedua mata. "Bukankah,toko buku ini sudah tutup beberapa menit yang lalu?" Kataku sambil melihat jam di tangan kananku.

Laki-laki itu tidak menjawab.

"Astaga." Kataku sambil menepuk jidat. Aku baru teringat akan sesuatu. "Apa kau pencuri?" Tanyaku dengan nada mengintrogasi. "Atau jangan-jangan kau..."
"Aku pengunjung di sini." Jawabnya dengan suara  yang terdengar cukup berat.

Aku mengangguk ragu.

"Ternyata,kau sama denganku." Balasku sambil pasrah sambil mencoba tersenyum.

Laki-laki itu terdiam kembali.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Entah kenapa,aku mendadak gugup. Pikiranku seketika kosong. Mulutku terasa kelu,sehingga tidak bisa bertanya lagi. Hingga akhirnya...

"Aku tertidur ketika sedang membaca."
Tiba-tiba saja lelaki itu menjelaskan.
"Ooh..begitu." Ujarku sambil tersenyum menyeringai.
"Lalu,kenapa kau masih di sini? Bukankah toko buku ini sudah di tutup seperti yang kau bilang?" Tanyanya berbalik kepadaku. Suaranya terdengar begitu tenang sekaligus berat.

Aku sejenak berfikir,hingga akhirnya kujawab,"Aku...temanku sengaja menyuruhku untuk datang kemari." Jawabku dengan suara gugup.

Laki-laki itu mengangguk.

"Kalau begitu,aku akan pergi." Ucapnya sambil berbalik. Namun,tiba-tiba saja langkah laki-laki itu mendadak terhenti. Aku menoleh. Rupanya, Clausa kini tengah berdiri di hadapan laki-laki itu.

Clausa dan laki-laki itu mendadak terdiam.
"Dia pengunjung toko di sini." Kataku sembari menghampiri Clausa. "Rupanya dia tak sengaja tertidur saat membaca." Lanjutku sedikit menjelaskan kepada Clausa. "Menurutku,kau harus memeriksa lebih cermat lagi sebelum benar-benar menutup toko buku ini. Kau lihat,masih ada pengunjung yang tersisa." Ucapku dengan nada perintah sambil menepuk bahunya Clausa.

"Baiklah,aku akan pulang." Lanjutku sambil berbalik. Tak lupa aku mengambil buku yang sudah ku temukan sebelumnya.
"Selamat malam." Kataku sambil tersenyum sebelum menuruni anak tangga.

Lelaki Pengantar Rindu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang