DG 4

53 5 0
                                    

"YAA??"

"........."

"Oke Om, sepuluh menit nyampe"

".........."

Seketika lelaki itu mematikan ponselnya.

🍂🍂🍂

Lelaki berjaket levis itu memasuki sebuah rumah yang tidak asing baginya, setelah memarkirkan mobilnya dia memasuki rumah itu dengan tergesa-gesa. Di ruang keluarga, terdapat orang yang dikenalinya sedang duduk dengan wajah cemas.

"Om, ada apa sebenernya?" tanya lelaki itu.

"Kapan terakhir kamu berkomunikasi dengan Faya?" tanya lelaki paruh baya yang dihadapannya.

"Dua hari ini kita nggak komunikasi Om karena saya juga lagi sibuk banget" ucap lelaki itu jujur.

"Kamu tau kalau Faya nggak ada di rumah?"

"Apa??!!! Maksud Om, Faya kabur gitu?" lelaki itu menggeleng tak percaya dengan kabar yang dia dengar.

"Om juga tidak tau. Tolong kamu bantu cari dia ya, hanya kamu yang bisa Om andalkan"

"Oke Om, saya akan suruh pengawal saya untuk mencari informasi tentang Faya "

Dengan gerakan cepat lelaki itu langsung menghubungi anak buahnya.

🍂🍂🍂

Zevan sedang sibuk dengan laptopnya, sedangkan Faya berdiri dibalkon sambil menyesap susu coklat yang dia beli di supermarket sebelum balik ke apartment. Zevan terus mencari data-data yang jelas untuk proses pencariannya. Rautnya terlihat serius, keningnya terkadang mengkerut dan terkadang matanya memicing menandakan dia memang sedang melakukan hal yang penting. Matanya membulat seketika melihat hasil dari data yang dia cari.

"Shit!!" teriak Zevan sambil mengacak rambutnya.

Faya mendengar umpatan Zevan lalu menghampiri lelaki itu, lelaki yang sedang menundukan kepalanya diatas meja. Terlihat jelas sedang frustasi.

"Lo kenapa,Van?" Zevan hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Faya mengernyitkan dahinya lalu melihat kearah laptop Zevan yang menampilkan artikel tentang seseorang yang Faya sendiripun tidak mengetauinya. Zevan mengangkat kepalanya lagi, lelaki itu terlihat kacau dengan rambut yang berantakan.

"Van, kalo ada masalah lo bisa cerita ke gue" ucap Faya.

Zevan melihat kearah Faya "Udah malem, tidur sana" ucapnya dingin, Faya mengangguk.

Dikasurnya Faya masih melihat kearah Zevan yang kembali memainkan laptopnya.

🍂🍂🍂

Faya dan Zevan berada di sebuah cafe sekitar kota. Faya menyalahkan ponselnya yang dia matikan sejak dua hari yang lalu. Pesan dan telpon tak terjawab langsung memenuhi isi ponselnya. Seketika ponselnya berbunyi membuat gadis itu kaget sendiri dan langsung membulatkan matanya ketika melihat layar ponselnya tertera nama yang dia hindari.

"Kenapa nggak diangkat? Bikin berisik" tanya Zevan ketus sambil menatap layar laptopnya.

"Hmm— hmm nggak penting lagian juga" jawab Faya bingung.

Layar ponselnya tertera nama Saka. Kenapa bisa pas disaat dia menyalahkan ponselnya, pikir Faya.

Zevan menatap Faya sekilas lalu mengernyitkan dahinya melihat ekspresi Faya yang bingung. Lalu dia menatap layar laptonya kembali, tiba-tiba sebuah program pelacak yang terdapat pada laptopnya menyalah berwarna merah tertuju pada sebuah tempat. Program yang dia pasang dan dia rancang selama berapa taun ini memang tidak sia-sia tinggal dia memasukan nama orang yang dia lacak dan memasukan data yang sudah sebagian dia dapatkan dan hasilnya sangat membantu. Jika kalian berpikir kenapa lelaki itu tidak menggunakan GPS saja kalau ingin melacak seseorang berada dimana, Zevan akan menjawab "Lo pikir gue ojol pake GPS. Banyak yang harus di cari yang ga cukup cuman menggunakan GPS".

Destiny GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang