HARI ini Faya melarang Zevan untuk melakukan pencarian terhadap orang yang lelaki itu cari, karena mengingat kejadian kemarin dan melihat kondisi wajah Zevan yang masih terlihat lebam dan banyak plester warna-warni ulahnya semalam. Sebelumnya Faya dan Zevan mengalami perdebatan kecil karena Faya menyuruh Zevan untuk tidak melakukan pencarian tapi lelaki itu keukeh dengan dirinya, pada akhirnya lelaki itu mengalah.
"Gue bosen, mau keluar" dengan tatapan tajam mengarah ke Faya.
"Bilang aja lo mau pergi buat nyari orang itu" tampik Faya yang sedang membaca majalah di sofa.
Faya tidak akan membiarkan Zevan untuk sekarang melakukan pencarian itu. Walaupun berbagai cara yang telah Zevan keluarkan untuk bisa berbohong kepada Faya namun gadis itu tetap melarang Zevan pergi.
"Gue bosen disini. Berasa anak ayam dikandangin" kata Zevan kesal.
"Gue ikut" kata Faya.
"Lo emang selalu ikut kemana gue pergi" Zevan memutar bola matanya jengah.
🍂🍂🍂
Semilir angin taman kota menerpa dua orang yang duduk rada berjauhan seperti sedang bermusuhan. Zevan dan Faya mengunjungi taman kota yang berdekatan dengan jalan, karena niat Zevan hanya untuk mendinginkan otaknya agar tidak bosan di apartment. Duduk dihamparan rerumputan sambil memandangi orang yang tengah lewat dihadapannya. Hening antara keduanya.
"Lo kapan pulang?"
"Lo ngusir gue?" Faya seketika menghadap kearah Zevan yang berada beberapa meter disebelahnya. Wajah Zevan terlihat dipenuhi banyak plester warna-warni karena kejadian kemarin membuat gadis itu ingin tertawa karena wajah Zevan sangat lucu.
"Lo nggak khawatir keluarga lo nyariin" ucapan Zevan membuat Faya menundukkan kepalanya.
"Gue nggak mau pulang," Zevan melihat kearah gadis itu "Gue nggak akan pulang sebelum bokap gue ngebatalin rencananya" pernyataan gadis itu membuat Zevan berpikir apa masalah yang dialami gadis ini. Ingin Zevan menanyakan kepada Faya, namun dia mengurungkan niatnya.
"Bahaya kalau lo terus-terusan disini. Lo bahkan nggak ada saudara disini"
"Tapi kan disini gue ada lo,Van" Faya melihat kearah Zevan.
Zevan tertawa hambar dengan muka datarnya dan tawanya hanya dua ketukan "Ha-ha bahkan kita aja baru kenal, lo nggak berpikir kalau gue bisa aja jahatin lo kapan aja" ucap Zevan melihat kearah gadis itu.
"Gue percaya sama lo, kalo lo itu orang baik-baik"
🍂🍂🍂
Di Negara yang berbeda...
"Lo sebenernya tau kan dimana Faya?"
Disebuah cafe seorang lelaki dan perempuan tengah duduk sambil berbincang. Mereka sebelumnya merencanakan pertemuan.
"Nggak tau. Faya nggak bisa gue hubungin. Pasti lo juga tau lah kalo Faya emang nggak bisa di hubungin" ucap Sena berbohong "Lo batalin aja semua rencana pertunangan lo sama Faya" lanjut Sena.
"Maksud lo?"
"Faya itu nggak suka sama lo, Ka. Meskipun, lo itu temen masa kecilnya belom tentu Faya punya rasa kayak lo" Saka yang dihadapan Sena menghela nafas berat.
"Tapi gue sayang sama Faya, Sen"
Sena berdecih "Gue tau kalo lo emang sayang sama Faya, tapi lo itu juga memanfaatkan Faya dan bokapnya, iya kan?" perkataan Sena menohok Saka.
"Gue nggak ada niat buat—"
"Gue sibuk, bye" Sena meninggalkan Saka yang sedang menahan emosinya yang memuncak.