8. BATAGOR UNTUK AGITA

5 0 0
                                    

Plakkk.

Agita mulai gemetar. Pipinya terasa perih, tapi dia harus bisa melawan.

"Salah gue apa?"

Putri mengarahkan telunjuknya tepat di depan wajah Agita. "Lo tanya apa salah lo? Lo berusaha rebut Aldy dari gue!"

"Gue sama Aldy cuma temen Put!"

Plakkk.

Satu tamparan mendarat lagi di pipi Agita. Kali ini dia menempelkan kedua tangannya di pipinya, karena tamparan yang ini jauh terasa lebih perih.

"Temen ha? Seberapa deketnya lo sama Aldy sampe Aldy lupa ada janji sama gue?" Kini Putri benar-benar membentak Agita.

"Put..."

Belum sempat Agita berbicara, Monica tiba-tiba menjambak rambutnya sampai Agita meringis. Sedangkan Tiara hanya diam sambil mengawasi keadaan, takutnya aksi bully mereka ketahuan oleh guru.

Putri maju, mendekatkan wajahnya dengan wajah Agita.

"Sekali lagi lo deketin Aldy, lo bakal lebih abis dari hari ini" Putri mengancam dengan penuh penekanan disetiap katanya. Lalu Putri mengangkat tangannya, bersiap untuk menampar Agita lagi. Agita langsung memejamkan matanya. Dia pasrah.

Di waktu yang tepat, Nadia datang dan langsung menahan tangan Putri, lalu Nadia menepisnya.

Putri memelototi Tiara karena tidak menjalankan tugasnya dengan benar. Tiara sibuk merapihkan rambutnya sambil bercermin, dan karena itulah Nadia berhasil melindungi Agita, walau sedikit terlambat.

"Stop Put! Agita gak salah. Agita cuma temen Aldy dari kecil, gak lebih."

Putri sempat tertawa kecil. Sekarang dia melipatkan tangannya di dada.

"Agita gak salah?"

Nadia diam. Namun bukan Nadia yang takut, tapi Putri. Sorot mata Nadia yang tidak lepas menatap Putri, membuat Putri sedikit takut. Namun karena Nadia terdiam, Putri bertanya lagi dengan maksud ingin mengskak-mat Nadia.

"Lo tau apa tentang Aldy?"

"Pertama, Aldy gak akan maafin lo kalo dia tau kelakuan lo ke Agita hari ini. Kedua, Aldy gak suka kalo pacaran jadi penghalang dia buat bergaul sama orang. Apa gue salah?" Kali ini Nadia ikut melipatkan tangannya di dada, ditambah dengan senyum sinisnya.

Raut wajah Putri berubah jadi benar-benar ketakutan. "Nad..."

"Kenapa? Takut gue aduin? Asal lo janji gak akan ganggu Gita lagi, gue bisa tutup mulut."

Putri, Monica, Tiara, bahkan Agita, semuanya diam.

"Ayo Git"

Nadia tiba-tiba menarik tangan Agita. Mereka mempercepat langkahnya. Setelah jarak mereka jauh dari tempat Putri dan teman-temannya tadi, mereka berhenti.

Nadia berkacak pinggang, lalu menatap Agita. "Lo kok mau-maunya sih dibully sama Putri? Terus kenapa lo gak lawan? Kenapa lo malah diem? Git, gue tau lo punya trauma tapi..."

Agita memotong omelan Nadia. "Tapi gue emang gak bisa ngelawan Nad."

Nadia mendekatkan tubuhnya pada Agita. Matanya memelototi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang