Teman baru musuh lama?

871 31 3
                                    

Tak lama, gue merasakan sebuah getaran yang berasal dari saku kantong celana yang gue pakai.

Tanpa melihat siapa nama pemanggil tersebut.

"Halo."

",,,"

"APAAA??"

",,,"

"Yaudah nggak apa-apa."

Gue terduduk lesu diatas ranjang gue. Gue shock, inilah awal kehancuran hidup gue. Say hai to new my life.

Gue harus gimana? satu aja gue nggak bisa ngurusnya. Malah di tambah satu lagi. Katakanlah gue lebay, gue alay, dan sebagainya. Namun itulah yang gue rasakan saat ini.

Dimana, sebuah ketakutan datang menghampiri hidup gue.

***

Pagi ini, gue sedang bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Setelah itu, gue bergegas menuju ruang makan yang hanya ada gue sendiri.

Jangan heran, kenapa rumah gue sepi? kemana orangtua gue? kemana semua saudara gue? hahaha itu pertanyaan yang selalu gue dapatkan jika ada orang yang bertanya.

Karna, ya di rumah gue cuma sendiri doang. Orangtua gue, sibuk bekerja di sana-sini sedangkan semua saudara gue sibuk bekerja dan juga kuliah.

Jadinya, yah gue serasa jadi anak home alone. Tapi itu semua nggak berpengaruh buat gue.

Kenapa itu nggak berpengaruh buat gue? jawabannya simple, karna gue selalu di temani oleh Iksan dan juga Beethovent.

Siapa sih Beethovent itu? Beethovent itu jenis ras anjing biasa yang bentuk bulunya persis menyerupai anjing Beethovent. Beethovent itu anjing kesayangan gue, yang gue pelihara dari dia kecil sampe bisa besar gitu.

Jika lo semua nggak tau yang mana bentuk anjing Beethovent itu, lo bisa nonton film big movie yang judulnya "2th Beethovent" nah, kayak gitu juga anjing gue. Cantik deh, gue aja jatuh cinta liat dia.

Gue pencinta binatang? dan jawabannya adalah "Iya". Gue suka sama binatang sejak kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. Eeh ini gue malah curhat! oke abaikan. Back to topic.

Tok,,Tok,,Tok

Terdengar suara ketukan pintu di ruang utama rumah gue. Siapa lagi kalau bukan Iksan. Menjemput gue sebelum dan sesudah pulang sekolah, itu memang sudah aktivitasnya sehari-hari.

Entahlah. Gue bingung, tapi gue akan tetap selalu bersukur. Karna masih ada orang yang mau berteman baik dengan gue, tanpa embel-embel ada maksud niatan lain.

"Iya, sebentar." Teriak gue dari dalam rumah.

Gue bergegas menuju pintu ruang utama, lalu membukanya.

"Pagi Ndut." Sapa Iksan dengan seulas senyum manisnya.

"Pagi juga Mpel." Ujar gue nyengir.

"Mau masuk dulu atau mau langsung berangkat kita nih?" Tanya gue sama Iksan.

"Berangkat aja, udah hampir telat nih kita." Ujar Iksan setelah mengecek di jam digital miliknya.

"Okedeh, bentar yak." Kata gue. Lalu setelah itu, gue pun mengunci pintu rumah gue.

"Yuk." Ajak gue sama Iksan setelah gue selesai mengunci pintu rumah gue.

Setelah itu, kita berdua bergegas meninggalkan rumah gue. Jalan kaki? Iya, gue udah shock bawa kendaraan. Soalnya dulu gue pernah tabrakan gitu di jalan raya, ketika pulang dari rumah teman abis kerja kelompok juga.

"Semoga aja deh, tuh anak nantinya nggak sekelas sama kita ya Ndut." Ucap Iksan yang sukses membuat gue langsung berhenti untuk berjalan.

"Moga aja deh Mpel." Jawab gue dengan nada lesu.

Story Of My Life [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang