Dua

2K 154 7
                                    


Park jimin berjalan tertatih dan sesekali berhenti untuk mengambil nafas. Berjalan dengan kaki pincang seperti ini sungguh melelahkan.

"Istirahat sebentar mungkin tak buruk". Jimin menggeser sedikit tubuhnya ke sebelah kanan. Disana ada kursi kosong yang cukup panjang. Jimin mengambil nafas banyak banyak begitu berhasil duduk dengan nyaman. Ia memejamkan matanya sejenak, menikmati semilir angin yang membuat kantuk datang menghampiri.

Beberpa saat memejamkan mata membuat jimin teringat pada sesuatu yang tadi dia bawa dari sekolah, maka dengan cepat jimin membuka mata dan membongkar isi tas nya. Selembar foto dengan 6 orang pemuda didalamnya menjadi fokus jimin. Matanya berembun Kala  melihat dengan dengan jelas wajah wajah tak asing itu tersenyum begitu lebar, "syukurlah jika mereka  bahagia" .

Jimin memandang kakinya dan foto itu bergantian, terkekeh miris dan merasa begitu bodoh untuk waktu yang lama, Mereka yang ada dalam foto itu, bolehkan jimin menyebutnya sebagai saudara ? Atau setidaknya orang yang pernah hadir di hidupnya. Mereka yang telah ia repotkan hidupnya, Juga yang telah jimin hancurkan kebahagiannya.

"kupikir dengan melihat kalian  tersenyum saja aku sudah bahagia, tolong jangan lagi ingat aku, biarkan aku menebus dosaku". Jimin berakhir menangis disana, tak ingat bahwa jam  butut di pergelangan tangannya terus bergulir semakin lama semakin jauh.


StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang