His Love

8.4K 960 214
                                    

Apa yang ada di pikiranmu jika kau jatuh cinta pada sahabatmu sendiri?

Sebagian orang akan mengatakan itu akan terasa aneh karena bagaimana mungkin kau menaikkan level dari 'sahabat' menjadi 'kekasih'?

Sebagian orang lainnya akan mengatakan itu tentunya terasa menyenangkan, karena kau sudah bersamanya sejak lama dan kau tahu bagaimana perilakunya. Kau mengenalnya dengan baik, apalagi yang tidak membuatmu jatuh cinta padanya?

Lalu terakhir, akan ada sebagian orang yang merasa bahwa ide itu gila. Hubungan romantis di antara sahabat itu tidak akan pernah terjadi, terlebih lagi jika kau dan sahabatmu memiliki gender yang sama.

Ya, kau tidak salah membaca.

Hubungan romantis antar sahabat tentunya tidak akan terjadi jika itu berada dalam kasus kehidupan seorang Namjoon dan Seokjin.

Hal itu dikarenakan, mereka memiliki gender yang sama.

.
.
.

"Namjoon!"

Namjoon menghentikan langkahnya saat mendengar suara yang berteriak memanggilnya. Dia menghela napas pelan, memperbaiki posisi ransel yang disandang di bahu kirinya kemudian menoleh ke belakang, dan di sanalah dia melihat sahabat baiknya, Seokjin, sedang menatapnya dengan mata menyipit.

"Ya, Seokjin?" ujar Namjoon dan dia melihat Seokjin berjalan menghampirinya dengan langkah menghentak.

"Kenapa tidak menjemputku? Kan aku sudah bilang aku ingin berangkat bersamamu!" ujar Seokjin dengan nada marah.

Namjoon menggaruk pelipisnya, "Aku lupa," Namjoon memperhatikan Seokjin dari atas ke bawah, "Lalu, kau berangkat dengan apa?"

Seokjin berdecak, "Ya, terima kasih padamu yang lupa menjemputku padahal kau tahu mobilku berada di bengkel dan akhirnya membuat aku berangkat sendiri dengan bus!"

Namjoon mendengus geli, "Oh kasihan sekali, apakah Princess Seokjin membutuhkan bantuan untuk berjalan ke kelas? Kakimu pasti sakit karena harus berjalan dari halte bus ke sini." Namjoon tersenyum jenaka, "Apakah Princess Seokjin bersedia hamba gendong hingga ke kelas?"

Seokjin terdiam dan dua detik berikutnya dia melayangkan sebuah tendangan keras ke betis Namjoon, "Princess, my ass! Cuci mulutmu itu dengan karbol agar tidak bicara yang aneh-aneh!"

Namjoon mengaduh dengan sepenuh hati karena tendangan Seokjin itu benar-benar sakit. "Jin, kalau kau sampai merusak kakiku dengan tendanganmu itu, aku akan menghantuimu seumur hidup."

Seokjin mencibir, "Eiy, jika tendangan semacam itu sanggup menghancurkan kaki atlet taekwondo professional sepertimu, aku akan beralih profesi menjadi atlet taekwondo dan menjadi pemenang tiap pertandingan dengan mudah."

Namjoon membungkuk untuk mengusap-usap kakinya, "Kakimu itu keras sekali karena kau selalu melompat-lompat di pertandingan basket, tahu!"

Seokjin tertawa keras, "Oh, kasihan sekali, Namjoon teman baikku yang malang~"

Namjoon mendecih dan kembali berdiri tegak, "Sudahlah, ayo ke kelas. Kau tidak lupa siapa yang mengisi kelas hari ini, kan?"

Seokjin terdiam dengan dahi berkerut bingung tapi kemudian matanya melebar karena terkejut. "Sialan, Joon! Kita harus bergegas sebelum terlambat!" Seokjin meraih pergelangan tangan Namjoon dan tanpa berpikir panjang menariknya menyusuri koridor gedung universitas mereka.

[1] The Beginning of The RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang