-----Dear, Riantama
Kemarin sore aku pergi kesebuah toko buku di pinggir jalan kota. Hari sedang hujan. Jadi, aku memesan secangkir kopi untuk menemaniku membaca. Aku duduk disebuah meja yang dekat dengan jendela kaca besar di lantai tiga. Tak sengaja mataku melihat laki-laki yang mirip denganmu sedang berdiri sambil memainkan ponsel didepan sebuah kedai coklat di sebrang jalan. Bukankah itu kamu Yan? Ah, tentu aku tahu betul jika itu kamu. Aku senang dapat melihatmu dihari itu. Novel yang ada dihadapanku seolah tak menarik lagi untuk dibaca saat mata ini menatap sosokmu. Tapi, tiba-tiba ada perempuan yang datang langsung memeluk tubuhmu. Selama satu tahun terakhir, baru kali itu aku melihatmu bersama perempuan. Siapa? Apa dia pacarmu? Mungkin aku tak punya hak untuk tau itu. Aku hanya penasaran. Tapi, tak perlu kamu pikirkan. Aku tak apa.Sekian untuk surat kali ini. Semoga harimu menyenangkan.
Lv, 'J
Your Secret Admirer-----
Hari ini aku berangkat sekolah sangat pagi, pukul 6.15 seperti biasanya. Pelajaran dimulai pukul 7.15 pagi, berarti aku satu jam lebih awal. Kalian mungin tau apa alasannya. Haha.
Aku berhenti di persimpangan koridor sekolah, tepat didepanku ada jejeran loker yang memanjang. Aku melihat sekitar, memastikan bahwa tak ada yang melihatku. Setelah ku rasa aman, aku pun mengeluarkan sebuah amplop berwarna ungu dari tasku.
Aku berjalan mendekati loker dengan angka 2812. Itu loker milik dia. Aku menyentuhnya. Dingin. Aku tersenyum kecut. Lagi. Tanganku tanpa sadar menarik pegangannya. Terkunci.
Sadar terlalu lama diam, aku mulai memasukkan amplop itu melalui celah dibagian atas loker yg terkunci tersebut. Tak terlalu sulit memasukkannya, karena aku sudah biasa melakukannya.
Setelah berhasil memasukkan amplop itu, aku tersenyum. Sungguh, senyumanku ini tulus, no fake-fake club. Haha. Aku pun mulai meninggalkan jejeran loker itu. Berjalan menuju kantin sekolah.
"bude, bakso sama es teh nya satu ya" mungkin terdengat tak sopan saat ku berteriak menyebutkan pesanan ku. Tapi aku malas berjalan mendekati bude.
"asiyap nduk" ah, bude bahkan membalasku dengan teriakan juga. Haha.
Jam menunjukkan pukul 06.40 pagi. Aku melihat sekeliling. Mulai ramai. Aku duduk disudut tempat agar aku bisa bersandar pada dinding. Tak ada bahu, dinding pun jadi.
Aku mengambil ponsel dari saku rok ku. Ada sebuah chat masuk.
Bunda❤:
Jangan lupa makan ya sayang. Sorry, bunda tadi gak sempet buatin kamu sarapan, dadakan soalnya😕Jihan:
Iya bundaku sayang, ini Jihan dikantin lagi nunggu sarapannya dateng. Bunda kalau capek istirahat ya, jangan dipaksain nanti sakit.Bunda❤:
Good. Iya sayangnya bunda.Aku tersenyum kecil, lalu meletakkan ponselku disebelah kiri meja tak berniat membalas chat dari bunda. Karena aku yakin bunda pasti sedang sibuk dengan butiknya.
"nahhh.. Bakso dan es teh nya datang" ucap bude sambil membawa nampan berisi mangkok bakso dan segelas es teh, lalu meletakkannya di atas meja dihadapanku.
"kok lama sih bude?" tanya ku heran.
"itu gara-gara pakde bukannya bikinin bakso malah nyanyi-nyanyi gak jelas"
"emang nyanyi apaan bude?" tanya ku penasaran. Tangan ku yang sedang menuang saos dari botol ke mangkok pun terhenti.
"nyanyi lagu iklan yang sering muncul di tv itu lo nduk, Hitam-MerahMuda"
"oalah.. Itu too. Pakde ternyata suka nyanyi itu juga ya" aku tertawa dengan pernyataan dari bude.
"bude aja sampe bosen dengerinnya"
"Jihan jadi penasaran gimana pakde nyanyiin lagunya"
"pakde bahkan sampe joget-joget gak jelas neng. Makanya kadang bude marahin biar diem. Emang diem sih, tapi habis itu gak lama diulang lagi. Bude capek"
Tawaku semakin pecah. Aku tak kuasa membayangkan jika pakde benar-benar melakukan apa yang dikatakan bude.
"bude... " tiba-tiba ada suara cowok yang manggil bude.
"yaudah bude permisi dulu ya nduk, ada cowok ganteng manggil bude"
"ah, bude tau aja sama yang ganteng"
Bude bejalan menjauhi ku, mendekati sebuah meja yang diduduki oleh segerombolan cowok. Terhalat dua baris meja dari tempat ku duduk. Aku tentu tau siapa mereka. Apalagi cowok yang mengenakan jaket hitam itu. Karena dia pemilik loker 2812.
Ah, aku terlalu lama memperhatikannya, sampai melupakan makanan dihadapanku.
*********
Jangan lupa untuk tekan bintang dan komennya. Jadilah pembaca yang baik dengan menghargai karya orang lain.
Salam hangat💜
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT
Teen FictionDepuarzul "cobalah untuk menyampaikan meski itu diam-diam." ----- Untukmu yang aku kagumi dalam diam. Kau tak perlu tau siapa aku, yang terpenting kau tau apa isi hatiku. Untukmu yang sulit untuk ku raih. Aku menyukaimu, bisakah kau membalasku? ...