-----Dear, Riantama
Semalam aku sulit untuk tidur. Kamu tau kenapa? Aku masih memikirkan perempuan itu. Perempuan yang datang dengan keceriaan menghampirimu dan memelukmu. Ditambah dengan wajah antusias mu dalam menyambutnya. Aku masih penasaran. Aku ingin tau. Sangat ingin tau. Apa dia dari sekolah lain? Aku tidak pernah melihatnya disekolah. Ah, untuk surat ku sebelumnya yang mengatakan bahwa aku baik-baik saja ternyata salah. Hatiku sakit. Aku cemburu padamu, yaitu orang yang bahkan tidak aku miliki. Haha.Sekian surat kali ini, aku harap harimu menyenangkan.
Lv, 'J
Your Secret Admirer-----
Bel tanda berakhirnya pelajaran hari ini telah berbunyi satu menit yang lalu. Guru mengajarnya pun sudah meninggalkan kelas. Semua murid yang ada dikelas sibuk membereskan buku-buku dan alat tulis mereka.
"Han?" aku menoleh kebelakang, ada Diana yang menatapku penuh selidik.
"lo kenapa?" tanya Diana yang justru membuatku heran.
"kenapa apa gimana deh?"
"aelah, lo pasti gak tidurkan semalam? Dari tadi gue perhatiin kepala lo jatuh-jatuh macem ayam jalan aja deh" tanyanya penuh selidik.
"palingan juga karena Rian" sahut Fany yang sedang duduk diseberangku. Dikelas ini, setiap murid duduknya sendiri-sendiri tidak berdua
"hehe..." aku hanya membalas dengan cengengesan tak jelas.
"Si Rian emang kenapa Han?" tanya Diana.
Mereka berdua memang tahu tentang perasaanku dengan dia dan tentu saja tentang surat-surat yang selalu aku tulis setiap harinya untuk dia.
"dua hari yang lalu gue ngeliat dia, berdiri di depan kedai seberang toko buku Daisy. Otomatis gue seneng kan ya. Tapi, gak lama ada cewek nyamperin dia, meluk dia gitu" aku berkata dengan lesu.
"ok, gue bisa nebak isi surat lo hari ini Han" ucap Fany.
"haha.. Isi nya pasti penuh kecemburuan" Diana mengejekku. Selalu begitu. Ditambah tawa mereka berdua yang sangat menjengkelkan.
"bodo ah, gue duluan. BYE!" aku mengucapkan kata BYE dengan penuh penekanan.
"dih, ngambek" mereka berteriak bersamaan di lanjutkan dengan tawa yang menggelegar. Bahkan aku yang sudah ada diluar kelas pun masih mendengar tawa mereka.
Ah, apa sebuah kesialan aku memiliki teman seperti mereka? Ataukah justru sebuah keberuntungan?
Mereka berdua berbeda dari teman-temanku lainnya. Bukan, bukan berbeda seperti dalam film 'Ayah Mengapa Aku Berbeda' yang tokoh utamanya tuna rungu. Mereka berdua normal, bisa berbicara, mendengar bahkan melihat.
Tunggu, kenapa aku jadi membicarakan mereka? Baiklah, lupakan. Nanti kalian justru tertarik dengan mereka, bukan aku. Cukup dia yang membuat aku cemburu, kalian jangan. Haha.
Ah, bicara tentang dia, aku tak sengaja melihatnya saat ini. Dia sedang duduk dibagian depan mobil hitamnya. Berbincang-bincang dengan beberapa temannya. Aku memperhatikannya, benar-benar memperhatikannya.
BRUK
Aku tiba-tiba saja terdorong kedepan. Hampir saja terjatuh. Tapi beruntungnya aku bisa menyeimbangkan tubuhku. Aku berbalik ingin melihat wajah mereka yang mendorongku. Mataku menyipit dan bibirku membentuk satu garis. Mereka berdua lagi.
"gila ya lo berdua" aku berteriak jengkel pada mereka, yang justru dibalas dengan cengengesan mereka.
"oh, lebih tepatnya SGM"
"SGM? susu dong?" tanya Fany.
"SINTING, GILA, MIRING" aku berteriak tepat didepan mereka. Yang justru membuat mereka semakin tertawa keras. Apa mereka memang tidak waras?
Ok, humor kami memang rendah serendah rendahnya. Jatuh sejatuh jatuhnya. Seandainya aku tidak sedang marah saat ini, mungkin aku akan tertawa bersama mereka seperti orang SGM.
Tapi, aku tidak menyangka jika aku melihatnya justru sangat-sangat aneh. Atau bahkan memalukan? Wah sekali bukan.
*********
Jangan lupa untuk tekan bintang dan komennya. Jadilah pembaca yang baik dengan menghargai karya orang lain.
Salam hangat💜
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT
Teen FictionDepuarzul "cobalah untuk menyampaikan meski itu diam-diam." ----- Untukmu yang aku kagumi dalam diam. Kau tak perlu tau siapa aku, yang terpenting kau tau apa isi hatiku. Untukmu yang sulit untuk ku raih. Aku menyukaimu, bisakah kau membalasku? ...