...

1 0 0
                                    

"Woy mbak tunggu! ni tasnya ketinggalan!" Teriak pria itu mengejar Senja. Mendengar itu Senja langsung berhenti berlari.

Namun ia kehilangan keseimbangannya karena berada di pinggir selokan.

BYURRR

Senja menutup matanya rapat-rapat. Ia mulai merasa dikerumuni oleh banyak orang. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen tersebut.

Pria yang sedari tadi bersama Senja, segera mengulurkan tangannya ke arah Senja. "Ayo gue antar pulang."

###

"Makasih ya sudah ngantar gue pulang." Ucap Senja kepada pria itu sembari memasukkan motornya di dalam garasi.

Senja kemudian mengeluarkan uang 50.000 lalu dia berikan kepada pria itu.

Dahi pria itu mengkerut. Tidak mengerti apa yang di maksud senja.

"Buat ongkos lo pulang. Sekali lagi makasih ya" ucap Senja lalu buru buru masuk kedalam rumahnya.

"Eh mba! mba! Yah dah masuk" ucap pria itu lalu pergi menuju halte depan komplek senja.

###

Pagi.

"We kebo lo niat sekolah gak sih! Bangun!" Ucap Sanjay sambil menendang kaki Senja pelan.

"Ah lo duluan aja! Ngantuk ni masih!" Ucap senja sembari menutup wajahnya dengan guling.

"Ok! Setuju gue, hari-hari juga ok! Babay sayang" ucap Sanjay girang karena ia bisa menjemput pacarnya untuk pergi kesekolah bersama.

15 minute later

"Hoaaammm, jam brapa nih?" Senja menengok jam di nakas sambil mengucek matanya.

6.57 AM

"Blom jam tujuh juga" ucapnya sembari membersihkan tempat tidurnya.

Eh...

"YAAMPUN MAMA SENJA TELAAT MASYAALLAH!"

###

Disekolah

Yang katanya anak rajin disekolah juga enggak, Senja berakhir di taman belakang sekolah menjalani hukuman mengumpulkan daun kering. Sambil komat-kamit membacakan doa dan surah-surah pendek takut ada yang ngintipin dia.

Roh halus kata Senja.

"Dah Selese. Sekalian kantin ah dah telat juga." ucapnya sembari memasukkan plastik berisi daun ke tong sampah.

Di perjalanan menuju kantin dia berasa senior dong. Apalagi kantin ngelewati kelas 10 dan itu berhasil mengundang mata untuk melirik.

Sesampainya di kantin dia memesan es teh dan cilok. Mengambil tempat paling pojok sambil Wifian.

Ia kantinnya punya Wifi dong.

"apaan dah SPP mahal wifi ngelag." keluhnya ketika melihat bulat bulat melingkar di layar ponselnya.

"Auah. Mending balik."

Tidak jelas memang. Namun begitulah Senja, jika tidak nyaman maka ia akan pergi. Eh.

###

From Rakaaa👽

Dimana? Kok gak masuk kelas? Bolos ya?

Senja menghembuskan nafasnya kasar. Ia teringat kejadian kemarin.

To Rakaaa👽

Gue ada kok. Lo aja yang gak liat.

Jadi Sekarang Senja ada dikelas. Karena sekarang jam istirahat jadi dia tidak bertemu dengan Raka.

From Rakaaa👽

Yaudah aku beliin cilok ya? Bentar lagi balik ke kelas :*

"BUAYA"

###

" Nja, kamu kenapa sih cuekin aku? Salah aku apa coba? " Raka mengejar Senja yang mencoba kabur saat jam pulang sekolah.

"Gak. Lo gasalah." Jawab Senja Judes lalu kembali melangkah hingga ke gerbang depan.

"apaan si manggilnya lo-gue? Mau beneran lo-guean?" Tanya Raka sinis yang membuat langkah Senja terhenti. Lalu berbalik menghadap Raka.

"Yaudah, mulai sekarang ayo lo-guean. Dan jangan ganggu gue." ucapnya final lalu menaiki angkot yang berhenti di depannya.

###

Karena kesal habis putus sepihak sama pacar. Senja memutuskan untuk mengunjungi taman. Begini juga Senja masih perempuan yang sakit hati pas putus.

Siang bolong.

"Ni paret kemaren gue jatoh bukan si? Kenapa gak ditutup coba? Kalo korbannya sejenis gue kan kasian" Dia meringis melihat air parit yang menghitam.

Sesampainya di bangku taman. Ia merasa bosan. Lalu ia memutuskan untuk pulang ke rumah.

"ANGKOT BANG ANGKOT!"

Tidak santai memang, padahal Senja cukup melambaikan tangannya saja.

Pas dia naik lalu duduk lalu menoleh kesamping...

"Cogan!" reflek ia menutup mulutnya. Lalu cengengesan tidak jelas sambil menatap mata pemuda itu.

"Loh? Mbanya yang nyemplung got bukan?" tanya pemuda itu sedikit menahan tawanya yang membuat Senja kesal.

"Paret Mas bukan got. Makasih. Saya orangnya. Masnya ingat ternyata." Senja jadi memutar badannya untuk membelakangi pemuda tersebut.

"Yah jangan marah mba. Say minta maaf" bujuk pemuda itu membuat Senja membalikkan badannya merasa tidak enak.

"hehehe, Canda."

"Yeuu mbanya, Nama saya Oji. Nama mbanya siapa?" pemuda itu mengulurkan tangannya. Berjabat tangan.

"gue Senja. Masnya Mahasiswa?" Tanya Senja menebak Oji.

"Kok mbanya tau? "

"Ya gimana gak tau masnya make almamater." ucapnya tersenyum meremehkan.

"Ya mbanya juga dah liat saya pake almamater masih ditanya. " Kata Oji lalu tertawa.

Mampus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Senja.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang