"Kringgg ... kringgg ..."
Suara nyaring dering jam tidak dapat membangunkan seorang gadis yang tertidur pulas, jangankan
membangunkannya terusik pun tidak. Ia seperti sedang berkelana dialam mimpi sehingga enggan untuk pulang.Saat cahaya matahari memasuki kamarnya yang melewati celah jendela lalu mengenai permukaan kulitnya Venus pun mulai merasakan sesuatu yang hangat.
Saat merasakan kasur yang di tidurinya terasa berat, Venus perlahan membuka matanya dan mengerjapkannya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk, lalu segera menoleh kesamping kiri dan mendapati ibunya yang sedang tersenyum hangat kepadanya sambil mengusap-usap pelan puncak kepalanya dan berkata,
"waktunya bangun ... sayang.."
Mendengar hal itu Venus pun bergegas turun dan langsung berlari kearah kamar mandi dan meninggalkan ibunya sendirian tanpa sepatah kata pun.
Melihat anak nya yang seperti itu Rani hanya bisa menggeleng kan kepalanya. Saat ingin berbalik untuk turun ke bawah dia pun berteriak, "mama akan menunggumu dibawah ..." setelah mengatakannya dia pun turun kebawah untuk menunggu putri bungsunya selesai mandi.
Tak lama kemudian dia pun selesai mandi dan langsung memakai seragam sekolahnya yang sudah di siapkannya dari semalam, selesai mengenakan seragam nya dia pun menyisir rambutnya lalu mengikatnya dengan rapi. Setelah siap dia melihat pantulan dirinya didepan cermin sambil menghela napas panjang lalu turun kebawah dengan tas ransel dipunggungnya yang berisi beberapa buku hari ini.
Saat sampai dibawah lebih tepatnya di meja makan Venus langsung mengambil susu yang baru dituangkan oleh bi Asih dan langsung meminumnya hingga tandas. Setelah habis, Venus langsung berpamitan kepada Rani. Saat sampai didepan pintu Rani memanggilnya, "Venus ... sarapan dulu ... sayang nanti perut mu sakit ..."
mendengar panggilan mamanya Venus balas berteriak, "Venus bawa bekal ma .... tadi udah disiapin sama Bibi ..." itulah alasan kenapa dia membawa bekal kesekolah, sebenarnya dia membawa bekal itu bukan untuk di makan di sekolah tetapi untuk dia makan di dalam mobil dalam perjalanan kesekolah. Dia tidak ingin makan dirumah bersama kakak laki-lakinya yang super duper usil itu, Rio Anggara Stevano. karena baginya itu adalah mimpi buruk terbesar untuknya. Baru ingin sampai di depan pintu depan, tiba-tiba tas yang dikenakan Venus ditarik oleh seseorang. ya, siapa lagi kalau bukan kakak nya, Rio.
"Buru-buru amat neng, mau kemana?" Tanyanya. Pura-pura tidak tahu.
"Lo, buta apa gimana? Ya, jelaslah mau kesekolah." Geram Venus.
"Sama gue aja ya..?" Tawar Rio.
"Gak!"
Rio terdiam mendengar jawaban Venus.
"Gue pergi sama pak Asep. Terus pulang sama Agatha, sekalian mau ke toko buku." Jawab Venus sambil memutar bola matanya dan berlalu pergi.
"oh, yaudah, hati-hati di jalan ya, sampai jumpa di sekolah!" Teriak Rio. Kemudian berjalan ke arah mobilnya.
***
Saat sudah berada didalam mobil Venus langsung makan makanan nya, dengan mulut yang penuh menyuruh pak Asep menjalankan mobil. Melihat Venus yang kesusahan berbicara, pak Asep menyuruhnya untuk menghabiskan dulu makanannya agar tidak tersedak. Setelah habis Venus langsung mengambil botol minumnya.
Dalam perjalan kesekolah Venus hanya diam memandangi jalanan, sesekali menoleh ke samping memperhatikan pak Asep yang sedang menyetir. Merasa di perhatikan, pak Asep akhirnya menolehkan pandangannya ke arah ku, baginya aku sudah seperti anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus & Mars
Teen FictionVenus, seorang gadis sma yang ceria tetapi bisa menjadi dingin ketika bertemu dengan orang yang ia benci. Dan, Mars termasuk salah satunya. Mars, seorang cowok sma yang super dingin. Terkesan cuek dan tak tersentuh. Satu yang harus kalian tau, Mars...