Hai, semuanya!!
Maafkan aku karena udah lama ngga up. Makasih buat yang masih nungguin cerita ini...Happy reading all...
***
Tak butuh waktu lama untuk bu Ririn sampai ke kelas Venus, karena emang jaraknya tidak terlalu jauh dari majelis guru.
Saat ingin memasuki kelas, bu Ririn berhenti di depan pintu sambil mengamati kelasnya, belum ada satupun yang menyadari kehadirannya. Semuanya masih sibuk dengan urusan masing-masing, sesekali dia berdeham untuk meminta perhatian muridnya tetapi hasilnya nihil.
Venus yang dari tadi sibuk dengan hapenya kini menoleh kearah pintu, kerena sejak tadi dia merasa seperti di perhatikan oleh seseorang. Dan benar saja, dia memang diperhatikan sejak tadi oleh bu Ririn. Sepertinya. Melihat tatapan bu Ririn dan seyumannya--tunggu apa tadi, senyuman? Sepertinya penglihatannya bermasalah. Mana mungkin bu Ririn senyum yang ada itu menyeringai lebih tepatnya.
Melihat pemandangan didepannya napas Venus tercekat, seolah-olah disekitarnya tidak terdapat oksigen sama sekali.
'Mampus gue' batin Venus.
Agatha yang asik mengobrol dengan Vanno akhirnya menyadari kalau sedari tadi Venus tengah memerhatikan sesuatu, karena penasaran Agatha pun bertanya,
"Lo, lihatin siapa? Serius banget."
Setelah bertanya demikian Agatha mengikuti arah pandang Venus, dan benar saja reaksi Agatha jauh dari dugaannya sendiri.
***
"Hufft... akhirnya selesai juga.." ucap Agatha sambil meregangkan kedua tangannya.
"Kalian sih... pada ribut, ginikan jadinya." Omel Venus pada sahabatnya.
"Iya iya bawel"
"Yaudah, sekarang kantin yuk.. gue udah laper ni." Jawab Venus sambil memegangi perutnya.
"Iya gue juga, gara-gara dengarin bu Ririn ceramah panjang lebar ni.. jadi laper kan"
setelah berkata demikian mereka pun pergi menuju kantin. Dalam perjalanan menuju kantin perhatian Venus seketika teralihkan oleh sosok yang sedang bercengkrama ria dengan kakaknya. Seketika mata Venus menyipit untuk dapat melihat dengan jelas siapa orang yang bersama dengan kakaknya itu, mereka nampak sangat akrab--bukan---mereka lebih dari kata akrab.
Agatha yang melihat arah pandang Venus terkejut dan tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Tha, lo kekantin aja duluan nanti gue nyusul." Ucap Venus sambil berjalan kearah kakaknya.
"Eh, gue ikut." Jawab Agatha sambil berlari menyusul Venus.
Entah kenapa perasaan Venus tak enak saat melihat perempuan itu bersama kakaknya, Venus merasa seperti ada hal buruk yang akan terjadi pada kakaknya. Seragam yang dikenakan perempuan itu berbeda dari seragam sekolahnya, itu terlihat jelas karena seragam yang dikenakan perempuan itu sangat menarik perhatian siapa pun yang melihatnya jika diperhatikan baik-baik. Sekilas memang terlihat sama dengan seragam SMA Harapan.
Saat langkah Venus semakin dekat dengan mereka, tiba-tiba saja Agatha datang sambil terengah-engah.
"Lo ngapain disini? Kan gue nyuruh lo kekantin duluan." Tanya Venus.
Sebelum menjawab pertanyaan Venus Agatha hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lo, tau sendirikan?"
Mendengar jawaban sekaligus pertanyaan dari Agatha, Venus hanya bisa memutar bola matanya malas.
Saat Venus kembali melihat ke tempat tadi dia tercengang dengan apa yang dilihatnya, mereka sudah tak ada disana.
'Kemana mereka' batin Venus.
____________________________________
Gimana ceritanya seru nggak??
Jangan lupa Vote dan Comment...Bye...bye...👋

KAMU SEDANG MEMBACA
Venus & Mars
Teen FictionVenus, seorang gadis sma yang ceria tetapi bisa menjadi dingin ketika bertemu dengan orang yang ia benci. Dan, Mars termasuk salah satunya. Mars, seorang cowok sma yang super dingin. Terkesan cuek dan tak tersentuh. Satu yang harus kalian tau, Mars...