CHAPTER 4 (Uang) #6

180 16 0
                                    

Jangan lupa Vote sebelum membaca, terimakasih.

***

"Syukurlah..ternyata kau ada disini" Kata Ica sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.

"Laskar, kenapa kau menangis disini, ayo pulang" Ajak Kemal.

Bima mengeluarkan sesuatu dari tas karung goninya, dia menemukan sebuah pena dijalanan, pena cantik berwarna ungu dengan hiasan boneka kecil yang menggantung. Sangat lucu.

"Taraaaa!" Teriak Bima.

"Bagus kan??" Ucap Bima memamerkan barang temuannya yang sebenarnya tampak biasa saja.

Ica dan Kemal duduk disamping Luna, sementara Bima masih berdiri dan memamerkan beberapa barang bekas yang hari ini dia temukan di TPS.

"Laskar Luna, kamu kenapa sih?" Tanya Ica melihat Luna yang sedari tadi murung dan menangis.

"Jek" Kata Luna singkat.

"Hadeehh mereka lagi" Ucap Bima kesal.

"Jadi??" Tanya Kemal.

"Apanya yang jadi?" Tanya Luna kebingungan.

"Jadi, apakah nona akan menikah bersamaku?" Ledek Kemal. Dia memainkan gitar kecilnya dan mulai bernyanyi dengan nada yang berantakan.

"Ngawur kamu! Diem diem..brisik tau!" Ica menggentak.

Bima mulai menari diiringi alunan gitar Kemal, sebuah tarian yang paling buruk di dunia tapi cukup menghibur Luna yang sedang kesal.

"Udah udah..baiknya kita pulang saja" Ajak Luna.

"Ayok!" Ucap ketiga sahabatnya serentak.

Ica dan Kemal bangkit dari duduknya serentak. Dan Bima meletakkan kembali barang temuannya kedalam tas. Mereka sudah bersiap untuk pulang, namun Luna masih duduk dan termenung.

"Krik krik" Kata Bima meledek.

"Tadi ngajakin pulang, kok malah diem aja" Lanjutnya.

"Laskar Luna sayang, pasti uang kamu dipalak Jek lagi ya?" Tanya Kemal.

"Hmm" Luna kembali murung.

Ketiga sahabat Luna kembali duduk bersama Luna. Mereka tau betul perasaan luna sekarang, jika Luna pulang tak membawa uang pasti Bos akan menyakitinya.

"Ini uangku" Ucap kemal.

"Cepat letakkan kesini" Perintah Ica.

"Dan ini uangku" Kata Bima.

Mereka meletakkan uang mereka diatas trotoar dan mencampurnya jadi satu.

"Loh kok dicampurin uangnya?" Tanya Luna kaget.

"Pengen aja" Kata Bima.

Kemudian Kemal mulai menghitung uangnya. Jumlah yang tidak banyak memang, tapi bagi mereka jumlah itu sudah lebih dari cukup.

Ica, Bima dan Kemal tengah sibuk menghitung dan memperbaiki uang kertas yang kusut, sementara Luna hanya diam memperhatikan mereka tengah sibuk dengan uang mereka.

"Sudah semua kan uangnya?" Tanya Ica.

"Eh aku masih ada lagi..bentar bentar aku cari, kayaknya ada di tas" Kata Bima.

Bima merogoh tas karung goninya dan dia meraih sebuah uang kertas berwarna merah jambu yang memiliki nilai paling tinggi dari uang-uang yang lain.

"Taraaaaa!" Bima berteriak dan tersenyum lebar hingga menunjukan gigi-gigi kuningnya yang tak beraturan.

CERITA ANAK JALANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang