PESAN KEDUA

27.8K 1K 78
                                    

Kali ini aku sedikit telat menutup kedaiku, bukan karna banyaknya orang yang berkunjung menikmati kopiku. Hanya saja aroma kopi sangat enak di indera penciumanku. Aku iseng menoleh ke papan pesan yang ada disudut ruangan, mataku memicing saat kulihat ada beberapa lembar pesan disana. Aku melangkahkan kakiku ke arah papan, mataku terpaku pada satu kertas yang terlihat sedikit basah, mungkinkah yang menulisanya menangis?. Aku tertegun membaca isinya.

"Belakangan ini, aku merasa hidupku tidak menentu. Aku menjalani semua keseharianku tanpa minat, aku sering menangis tanpa sebab. Aku juga merasa ada yang hilang namun aku tak tahu apa yang hilang. Dan aku sering berfikir seperti ini, sebenarnya untuk apa aku hidup? Untuk apa aku melakukan ini? Untuk apa aku mengerjakan ini? . Terkadang ingin rasanya aku membenturkan kepalaku ke tembok"
~J.19 thn.

Lalu dengan cepat aku meraih pena dan kertas yang berada di dekat papan, dengan sedikit tergesa aku menuliskan,

"Hei kamu, hidupmu memiliki tujuan tertentu. Hanya saja pikiran kotormu yang membuatmu kacau. Jangan, jangan benturkan kepalamu ke tembok, bukan hanya kau yang akan terluka, namun keluargamu akan menangis juga. Yang hilang adalah pemikiran sehatmu. Tolong ingatlah ini, perhatikan pola makanmu, cukupkan tidurmu, jangan lupakan Tuhanmu, ingat ibu ayahmu. Banyak yang menyayangimu, tolong jangan menyakiti diri sendiri.Berdoalah kepada Tuhanmu kawan. Aku akan sangat bersyukur jika kau berhasil melewati hal ini".
~Rumah kopi.

Aku langsung menempelkannya di dekat pesan yang ia tuliskan. Aku berharap besok ia akan segera melihatnya.

RUMAH KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang