» 02 «

102 74 6
                                    

"Kamu tadi bolos ya?" Bentak nya.


"Ngga kok mih"

"Gausah bohong deh, tadi Ghina sempet telfon mami nanya kamu yang ga masuk hari ini"

"Terus mami jawab apa?"

"Kamu ga perlu tau soal itu. Kamu kemana saja tadi? Bolos iya benar? Siapa yang mengajarkan kamu sampai berani bolos seperti itu. Kamu itu anak perempuan mami satu satu nya, ga boleh bandel apa lagi sampai berani bolos, malu-maluin mami tau ga. Pokoknya sampai kejadian ini terulang mami ga janji bakal maafin kamu, mami ga mau sampai kehilangan orang yang mami sayang setelah papi meninggal. Jangan di ulang!"

"Iya mih, maaf" begitu, mami nya seorang yang sangat posesif, bukan tanpa sebab, tapi mungkin ia takut kehilangan untuk kedua kalinya.

"Yaudah mandi, setelah itu belajar!"

Huft. Lelah mendengar ocehan mami yang begitu panjang lebar. Beruntung hanya 10 menit. Jika 10 jam Membayangkan saja tidak mampu. Ini semua salah Billy, ah tidak sepenuhnya salah dia juga sih. Oke kita ambil hikmah nya saja. Bolos itu pengalaman pertama dan terkahir kali nya bagi ku.

***

Soal-soal ujian akhir semester itu telah di depan mata. Ya sekarang Reina tengah berada di ruangan ujian di sekolah nya. Untung saja sudah persiapan dan belajar semaxiam mungkin untuk menghadapi nya.

"Sudah selesai semua?"

"Sudah bu" Jawab nya serempak.

Setelah semua murid selesai mengerjakan soal, semuanya kembali kelapangan. Entah lah apa tujuannya.

Lapangan kembali ramai dan mayoritas oleh kaum wanita dengan segala kealayan nya.

"Gila! Sumpah emak nya waktu hamil ngidam gula sepabrik kali ya, sampe anak nya jadi overdosis manis gitu, duh!"

"Aduh kaka hitz banget sih, emesh deh aku kaa"

"Pahatan tuhan yang sempurna. Aku bakal berusaha dapetin kamu my king"

Reina menyeritkan dahi nya ketika melewati orang-orang alay itu. Sedikit penasaran sudah pasti, dia mendekatkan dirinya ke arah parkiran yang menjadi sorotan banyak pasang mata menatap kearah sama.

Itu ternyata kakak kelas baru yang mengambil jurusan bahasa. Oh sepertinya pernah melihat deh! Dimana ya? Ah kebetulan saja mungkin. Ah tidak? Setelah diteliti lebih dekat dan dicermati setiap inci bagian wajah nya. Sepertinya itu..

"Arthan?!!"
Teriak Reina sontak membuat pasang mata menatap kearah nya.

Lelaki yang memakai hoodie berwarna hitam dan topi abu-abu itu mengedip satu mata kerah Reina.

Teriakan itu membanjiri telinga Reina yang tidak siap. Oh ternyata lelaki itu! , yang selama ini gadis-gadis lain kagumi.Memang sih ketampanan tidak bisa dibohongi. Tapi tidak usah selebay itu bisa kan?

"Hey!"
Panggilnya, yang masih dibalik helm full face.

Setelah adegan dilapangkan yang membuat heboh satu sekolah, bel berbunyi. Menandakan jam akhir untuk pulang. Seperti biasa Reina berjalan ke arah halte untuk menunggu bus.

Segitiga Sama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang