» 04 «

79 62 18
                                    

Jujur hati ku penuh dengan kata rindu.
Entah rindu apa yang ada di sana.
Kamu dimana? Masih ingat kah dengan ku?
Sempat kah kau mengabari ku walau hanya seucap kata.
Rasa nya tidak mungkin.
Kau sudah lupa aku?
Aku sedang berusaha melupakan mu!
Tenang saja. Rindu ini akan padam sebentar lagi. Jujur aku lelah dengan kata rindu. Kata rindu yang selalu menghantui ku dengan sosok mu. Rindu yang selalu terbayang akan diri mu. Rindu itu memperlambat waktu ku di dunia. Tolong jangan siksa aku dengan terus merindu mu. Beri aku penjelasan yang bisa meredakan rasa rindu ini.

——

Omah bersama laki-laki yang tidak asing. Siapa? Hawa dingin di Bogor membuat dirinya semakin putih dan tampan.

"Permisi, Omah dia.."
Reina melongo, ia melihat Arthan ada di sini. Mimpi kah? Atau halusinasi?

"Hai sendiri?"
Kata nya dengan senyum yang tercetak disana.

Kata-kata itu lagi. Ah bosan lain kali jika bertemu dengannya aku akan bersama-sama dengan masyarakat untuk demo kerumah nya. Biar tidak dikatai 'sendiri'.

"Dia sudah cerita sama Omah"

"Cerita apa Omah?"
Tanya Reina terbingung.

Reina duduk di sebelah Omah nya dan menatap horor Arthan yang sedang menyeruput teh dengan santai.

"Dia cerita sama Omah kalau dia sudah buat janji dengan mu kemarin malam dan kamu malah ke Bogor tanpa bilang atau memutuskan janji itu"

"Janji? Janji apa. Bahkan Reina ga tau"

"Kamu sudah lupa? Omah kira hanya lansia saja yang sering kelupaan"

"Omah bukan gitu. Reina emang beneran ngga tau kalo udah bikin janji sama.."
Reina menoleh sebentar.
"Dia"

Arthan membalasnya dengan senyum manja.
"Janji bakal nunggu, tapi kenapa malah pergi. Jadi kaya buronan aja takut ketemu renternir"

"Ga!"

"Iya"

"Ga!"

Omah bingung melihat tingkah laku mereka yang sudah meranjak dewasa.
"Syut sudah"

Reina cemberut dan masuk untuk meninggalkan Arthan.

Sedangkan Dimo masih diam di pekarangan dan mengobrol dengan Arthan. Entah mereka membicarakan apa tapi yang pasti raut wajah dari keduanya seperti sedang berbicara serius.

"Jadi lu udah tau? Tentang dia itu?"
Tanya Arthan penasaran.

"Iya, saya teh sudah tau semua nya, da dulu dia tinggal disini, bikin rumah pohon nu aya di ujung, bikin ayunan bareng neng Reina"

"Oh, kalau alasan dia pergi lu tau juga."

"Tidak, saya teh tidak tau, tapi kalo kamu teh bisa jagain neng Reina, tolong ya jangan tinggalkan dia lagi. Saya teh kasian pisan sama neng Reina setiap kainget pasti nangis, saya mah ga tega liat dia sedih terus"

"Iya gua bakal janji, jagain dia dan gua usahain biar dia ga nangis kalo lagi sama gua"

"Nuhun atuh nya, saya teh tau kamu teh orang baik"

Segitiga Sama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang