Bel rumah berdenting mengantar pesan si tamu diluar. Aku melirik jam, pukul 2 siang. Tidak mungkin tamu ayah datang dijam kerja seperti ini.
"Ya?" ujarku membuka pintu.
Ada seorang wanita muda. Juga putra nya berusia 5 tahun. Sangat tampan.
"Siapa lo?" tanya ibu itu padaku. Bukan harusnya aku yang tanya pada dua seperti itu?
"Loh. Anda yang siapa?" balasku juga meninggi. Tamu kok tidak punya sopan.
"Ini rumah gue. Minggir, gue mau masuk." ia menerobos. Putranya pun sudah berlari kedalam rumah. Segera aku cekal tangannya yang menarik koper besar.
"Anda siapa? Yang sopan kalo bertamu. Saya putri pemilik rumah ini." ujarku tinggi. Persetan dengan anaknya yang melihatku takut.
"Halah. Lo simpenan bokap gue kan?! Ngaku!" tepisnya menghentakkan tanganku.
What a fucking time!
PLAKKKK
Aku menamparnya. Didepan anaknya. Sungguh aku tahu itu tidak sopan. Namun wanita ini keterlaluan.
"Jaga ucapan anda. Saya Nakyung, putri Ayah Donghae. Ayah saya tidak seburuk ucapan anda. Tidak secuil kuku pun." bentakku. Ia tertawa sinis.
"Oh, ini Nakyung. Lama tak jumpa, sayang. Sekarang kakak tanya. Ayah mana yang membuang anaknya?" ujarnya. Aku terperanjat.
Kakak? Dia? Siapa wanita ini?!
"Kau tak mengingatnya? Ayah Donghae kesayanganmu itu telah membuang putri sulungnya. Aku. Aku, Saerom." lanjutnya.
Bisakah aku mempercayai ucapannya? Dia? Saerom? Kakakku? Yang benar saja. Aku memang tidak bertemu dengan sandra sudah 6 tahun. Namun aku tau persis kakakku orang yang sopan. Bertatakrama tinggi.
BRAKKK.
Pintu itu terdorong keras. Ayah. Berdiri disana dengan bahu bergetar. Ia mengatur nafas.
"Keluar!" ujar ayah keras. Ia tak pernah semarah ini.
Wanita itu tersenyum miring. Ia mendekati putranya yang ketakutan dibalik sofa tamu.
"David, itu opa. Ayahnya mommy. Kakek kamu." ujarnya lirih.
"DIA BUKAN CUCUKU. DAN AKU TAK MEMILIKI ANAK SEPERTIMU." bentak ayah. Wajahnya memerah.
"Haha.. Kau ternyata melupakan aku, yah. Aku Saerom, putri kebanggaanmu." balas wanita itu santai.
Dia? Kak Saerom?
Ayah masuk kedalam kamarnya. Lalu menghampiri kami lagi. Ditangannya ada setumpuk majalah. Dengan penuh amarah. Ayah melempar majalah itu kedepan kaki kak Saerom.
"Itu yang katamu anak kebanggaan?" ujar ayah bernada mencekam.
Wanita itu menunduk. Bahunya bergetar. Hatiku tergerak mendekatinya. Mendekap dirinya.
Ingin tahu apa yang ada dimajalah itu?
'Sibuk kerja, Donghae abaikan anak'
'Anak pengusaha Donghae Adimas hamil diluar nikah'
Aku menutup mulutku. Tidak percaya. Kak Saerom? Hamil?
"Maaf, Yah. Saerom ngaku salah. Itu kecelakaan, hiks." bahunya bergetar hebat. David memeluk kaki ibunya. Khawatir akan tangis malaikatnya.
"Nakyung! Jauhi mereka!" seru ayah. Aku tak bergeming. Dia kak Saerom, kakakku.
"Jauhi mereka, ayah bilang!" teriak ayah memenuhi rumah.
"Yah. Dia kak Saerom, kakak Nakyung, Anak ayah." ujarku merekatkan diri dengan kak Saerom.
"Kamu pernah tanya kenapa ayah kurung kamu dirumah, kan?! Alasannya ini. Ayah ga mau kamu seperti wanita ini. Tidur dengan pria tanpa ikatan pernikahan. Izin menginap dirumah teman. Ternyata? Dia menyembunyikan fakta bahwa dia hamil. AYAH NGGA MAU KESALAHAN ITU LAGI." Bentak Ayah.
Ayah benar, kak Saerom memang salah. Namun Ayah salah karna mengusir kak Saerom dan mengurungku dirumah selama ini.
"Biarkan kak Saerom tinggal disini, yah" ujarku memohon pada ayah.
Matanya melotot mendengar ucapku. Kak Saerom melepas dekapanku. Ia mendekat pada Ayah. Bersujud dikaki ayah.
"Yah. Hiks. Saerom salah. Tapi tolong Ayah maafkan Saerom. Jangan anggap Saerom seperti orang lain dihidup ayah. Boleh ayah pukul Saerom kalo itu bikin ayah maafin Saerom, pukul aja. Tapi jangan buat jarak antara ayah dan Saerom. Saerom masih mau jadi anak kebanggaan Ayah. Kasih piala kejuaraan Saerom buat ayah." ujar kak saerom bersimpuh dikaki ayah.
Aku hanya bisa mendengarnya. Air mataku memenuhi penglihatan, David juga. Ia dalam pelukanku. Bocah kecil yang tak berdosa dalam hal ini. Dia keponakanku.
"Bawa bajingan itu kemari. Minta dia nikahi kamu secara hukum." putus ayah melepas kakinya dari kak Saerom. Setelah itu beliau pergi.
Aku tau ayah sayang kak Saerom. Beliau hanya kecewa. Sangat kecewa karna kejadian itu.
ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
concise: senja dan bulan.
Fanfiction𝐟𝐢𝐧𝐢𝐬𝐡𝐞𝐝 ㅡ 𝐫𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧 𝐟𝐭. 𝐧𝐚𝐠𝐲𝐮𝐧𝐠 🌹 ❝tentang si senja dan si bulan.❞ ©deyleeas, 2018