cast : park jisung
cepat tidur, cepat pejamkan matamu
sebelum si kuku datang menjemputmu
tapi dia tidak akan menjemput si penurut
tutup mata kirimu, lalu mata kananmu
pejamkan mata, tidur, dan terlelaplahhingga aku berumur 10 tahun aku tidak pernah memikirkan arti dari lagu itu. kukira itu hanyalah lagu pengantar tidur biasa yang dinyanyikan oleh hampir seluruh ibu di dunia kepada anaknya.
tapi saat aku menanyakan kepada teman-temanku tidak ada yang pernah mendengar lagu itu.
"ibuku hanya menyanyikan nina bobo saat aku hendak tidur."
"lagu apa itu? aku baru pertama kali mendengarnya."
"aku bahkan tidak pernah dinyanyikan lagu pengantar tidur oleh ibuku."
itu beberapa jawaban mereka ketika aku menanyakan tentang lagu si kuku.
aneh.
sejak aku kecil ibu memang selalu menyanyikan lagu si kuku setiap aku hendak tidur. setelah meminum susu cokelat kesukaanku aku segera berbaring ditempat tidur. ibu mengelus rambutku seraya bernyanyi dengan suara lembutnya. aku mengikuti langkah-langkah sesuai dengan lirik dari lagu itu. memejamkan mata kiriku, mata kananku. dan mencoba untuk terlelap.
tapi malam ini setelah mendengar beberapa pengakuan dari teman-teman aku rasa tidak ada salahnya jika menanyakan asal-usul lagu itu kepada ibu.
setelah meminum susu cokelat, aku berbaring. memposisikan tubuh senyaman mungkin.
pintu kamarku terbuka. menampakan sosok ibuku yang tersenyum lebar dari daun pintu, beliau menghampiriku.
"siap untuk tidur?"
aku mengangguk.
"tapi bu?"
"ada apa?"
"darimana ibu tau lagu si kuku? teman-temanku tidak ada yang tau lagu itu. apakah ibu tau dari nenek?"
tiba-tiba ibu menatapku tajam. ia membelai wajahku tapi tidak selembut biasanya. aku semakin bingung.
"jisung, kau anak yang penurut kan?" tanya ibu masih dengan tatapan tajamnya. aku otomatis mengangguk. untuk sekedar berkata iya pun rasanya sukar. ibu tidak pernah memandangku dengan cara seperti itu.
ibu kembali tersenyum. lalu mulai bernyanyi.
didalam hati aku merasakan ada hal yang tidak beres. dan rasa penasaran pun muncul.
saat ibu menyanyikan lirik berisi perintah itu, aku sengaja membaliknya.
aku menutup mata kananku terlebih dulu, kemudian mata kiriku. lalu aku berpura-pura terlelap dan ibu tidak menyadarinya.
aku benar-benar tidak berharap terjadi sesuatu. ini hanya sebuah bentuk pemberontakan dari anak umur 10 tahun.
setelah mendengar suara pintu ditutup. aku membuka kedua mataku. ibu—tidak! ada sosok laki-laki berdiri di pojok kamarku. posisinya menghadap dinding dan aku tidak tau siapa dia.
aku berkedip.
sosok itu tidak lagi menghadap dinding. ia menatapku dengan sebelah matanya. sebelah? iya! dia hanya punya satu mata. bukan bukan. posisinya bukan ditengah seperti cyclops. posisi matanya tepat di mata kiri. dan aku tidak tau apa yang terjadi dengan mata kanannya.
aku berkedip.
tiba-tiba sosok itu ada di pinggir ranjangku. dibawah lampu yang temaram, aku mulai bisa melihat wajahnya dengan jelas.
aku pikir dia laki-laki. tapi sepertinya bukan. tidak, aku juga tidak bisa menyebut dia perempuan. wajahnya tampak tak bisa dibedakan apakah ia laki-laki atau perempuan. dia mungkin keduanya, atau mungkin bukan kedua-duanya.
aku mulai ketakutan.
aku berkedip.
sosok itu kini berada tepat disampingku. dengan senyum yang lebar ia menunjukan sebuah celurit ditangannya.
oh bukan.
itu bukan celurit. itu kukunya!
jari-jari lain ditangannya tampak normal. tapi kuku jari tengahnya melengkung dengan ukuran yang tidak normal persis seperti celurit. aku ingin menangis.
ku sibakkan selimutku. lalu aku berlari ke arah pintu. sosok itu mengikutiku dengan gerakan lamban sambil menunjuk-nunjukan jarinya yang menjijikkan itu.
aku berusaha keras membuka pintu kamarku. tapi anehnya, pintu itu seakan macet. aku mulai menangis dan menjerit sebisaku. berharap siapapun bisa mendengar dan menghentikan mimpi buruk ini.
tapi nihil, pintu semakin sulit dibuka dan sosok itu semakin dekat.
dekat.
dekat.
dekat.
di detik-detik terakhir sebelum ia berhasil menancapkan kukunya ke dadaku. pintu kamarku bisa terbuka. aku menangis dan menjerit disepanjang lorong. kakiku gemetar ingin cepat sampai ke kamar ibu.
aku tidak menoleh, hanya terus berlari. dan ketika sampai didepan kamar ibu, tanpa ragu aku membuka pintu dan segera melompat ke atas tempat tidur.
"jisung? anakku? ada apa sayang?" ibu sepertinya sudah tidur, dan aku membangunkannya. ibu segera merengkuhku.
"ibuuuu aku melihatnya. aku melihatnya bu." aku terisak. "aku melihat si kuku." tangisku semakin kencang.
"si kuku? siapa si kuku?"tanya ibu masih mendekapku. aku semakin memeluknya. "si kuku dari lagu itu buu."
"lagu apa? ibu tidak mengerti sayang. coba jelaskan hm?"
"si kuku dari lagu yang selalu ibu nyanyikan saat aku hendak tidur." jelasku masih sambil menangis dan memeluknya.
ibu menatapku, membiarkan aku menatapnya. raut wajah ibu terlihat merasa bersalah.
"jisung, maafkan ibu nak. ibu tau ibu salah, selalu pulang larut malam dan agak mengabaikanmu. namun ibu tidak pernah menyanyikan lagu saat kamu akan tidur. tiap kali ibu mau menyapamu, kamu sudah tertidur lelap dikasurmu. maafkan ibu jisung, tapi ibu tidak pernah masuk ke kamarmu."
aku pun berhenti menangis.
ada yang kangen gak?
wkwkbtw masih pada #dirumahaja kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
creepy pasta 2 | koreanidols ✓
Mystery / Thriller» before you read this book. assure there is nothing behind you. lowercase as always. dikutip dari ; situs creepy pasta dan urban legend indonesia. 2018© yutaaai