O8 : kotak

3.6K 582 61
                                    

cast : got7

libur musim dingin telah tiba.

aku tidak ingin membusuk di kamarku dengan laptop yang mungkin sudah lelah memutarkan film-film yang aku tonton selama lebih dari seminggu ini.

aku pun berencana mengajak teman-temanku untuk mendaki ke bukit belakang rumah. mungkin terdengar tidak menyenangkan dan tidak menantang. tapi asal kalian tau, bukit itu tidak serendah apa yang kalian bayangkan. bukit itu cukup tinggi, medannya terjal dan tentu saja sangat menantang.

mark, jinyoung, youngjae dan bambam setuju untuk ikut. sayangnya jaebum dan yugyeom ada urusan lain yang tidak bisa ditinggalkan.

akhirnya kita berlima berkumpul dirumahku.

"jackson, kau yakin kan malam ini tidak akan ada badai?" tanya mark. teman-teman yang lain ikut menatapku. seakan ikut menanyakan hal yang sama.

"oh ayolah, kau kira aku tidak melihat ramalan cuaca dulu sebelum mengajak kalian? tentu saja aku tidak ingin diantara kita ada yang mati kedinginan disana, iyakan?" aku meyakinkan mereka. "benar juga apa kata jackson, sepertinya cuacanya cukup bagus kok." bela bambam.

aku memberi dua jempol pada bambam seraya tos dengannya. tidak ada yang mengerti aku lebih dari bambam.

"oke. ayo berangkat sekarang, agar kita bisa membangun tenda sebelum sore." ajak jinyoung.

kita berlima pun berangkat.

saat ditengah perjalanan, tanpa diduga badai pun terjadi. kita diterjang badai saat sedang menempuh track yang cukup terjal.

tiba-tiba mark terpeleset. dia berguling-guling di tanah yang diselimuti salju tipis. kita berempat panik dan menghampiri mark.

"mark—mark!" youngjae berteriak memanggil mark. tapi tidak ada respon. ia pun membalikan tubuh mark yang telungkup. bibir mark membiru, badannya sangat dingin. kita berusaha menghangatkan badan mark ditengah badai. tapi naas, nyawa mark tidak tertolong.

aku merasa sangat bersalah, ini semua salahku. andai aku menonton film saja dirumah. mungkin sekarang mark masih hidup.

tidak berselang lama, badai pun reda.

kami membungkus mayat mark dengan kain seadanya. dan memutuskan untuk kembali ke bawah, sambil membawa mark dengan tandu darurat yang kami buat.

"jangan menyalahkan dirimu. ini bukan salahmu kok. memang sudah waktunya mark meninggalkan kita." ujar jinyoung menenangkanku. teman-teman yang lain ikut memberi support serupa. berusaha membangkitkan agar diriku tidak semakin murung. tapi tetap saja aku merasa sangat bersalah.

maaf mark.

tidak terasa hari makin gelap. sepertinya bukan hal yang bagus jika kita meneruskan perjalanan dengan badan kedinginan dan kecapaian seperti ini.

"lihat. disana ada rumah. sebaiknya kita beristirahat disana." ujar youngjae sembari menunjuk ke sebuah rumah kecil tidak jauh dari posisi kita sekaranh. tidak ada pilihan lain, kita bertiga setuju.

rumah ini berbentuk persegi. dengan beberapa jendela kecil yang ternyata sulit untuk ditutup. tidak ada barang apapun disini. hanya ruangan kosong yang penuh debu. aku bisa menyimpulkan bahwa rumah ini sudah lama tidak diurus.

aku, bambam, youngjae dan jinyoung meletakan mayat mark ditengah-tengah ruangan dan kitapun mengelilinginya. kita memanjatkan doa, semoga mark bisa beristirahat dengan tenang walau meninggal dengan cara yang tidak cukup baik.

tidak terasa hari semakin gelap.

youngjae mengeluarkan lilin dan korek api dari dalam tas dan memenuhi ruangan dengan cahaya. aku menatap mayat mark yang terbujur kaku ditengah ruangan. jinyoung menepuk pundakku sambil tersenyum, "sudahlah mark pasti sedih melihatmu terus murung. lebih baik sekarang kita makan untuk mengisi energi. kita bawa mark ke tempat yang lebih indah nanti pagi."

aku mengangguk.

tepat setelah kita selesai menyantap sedikit perbekalan yang kita bawa. badai pun kembali datang.

kita berusaha menutup jendela. tapi nihil, jendela-jendela itu tetap macet.

angin badai berhembus ke dalam rumah dan otomatis meniup semua lilin yang youngjae nyalakan. youngjae berusaha menyalakan api, tapi usaha nya sungguh sia-sia. kami mulai menggigil dengan keadaan rumah yang sepenuhnya gelap.

"tolong teman-teman. tolong jangan tertidur. kita harus tetap terjaga, atau kita bisa mati bersama-sama disini. kita harus membawa mark besok. tolong bertahanlah demi mark." ujar jinyoung, membuat aku yang hendak pasrah menjadi bangkit kembali.

aku harus bertahan. kita harus bertahan.

"aku semakin kedinginan. sepertinya aku tidak akan kuat." ujar bambam lemah.

"tidak bambam tolong bertahanlah sedikit lagi. tolong." ujarku berusaha menyentuh bambam dengan merentang-rentangkan tanganku.

"teman-teman aku punya ide untuk membuat diri kita tetap hangat." kata jinyoung tiba-tiba.

"apa itu?" tanya youngjae dengan suara serak.

"kita mainkan sebuah permainan. masing-masing dari kita berdiri di pojok ruangan, lalu satu persatu berlari ke pojok lain dan menepuk pundak orang yang aya dipojok itu." jinyoung berusaha menjelaskan.

"otakku membeku. ayo coba jelaskan lagi." ujarku.

"rumah ini berbentuk persegi. misalkan kau—jackson berada di titik A, kau berlari ke arah bambam yang berada di titik B lalu menepuk pundaknya. dengan begitu bambam berlari ke titik C dimana ada youngjae dan begitu seterusnya hingga pagi tiba. kita akan terjaga semalaman dengan cara itu."

ide cemerlang.

kita bertiga setuju dan segera memposisikan diri masing-masing.

aku berada dititik A, titik pertama.

"siap?" aku berteriak meminta aba-aba.

"ayo mulai!" ujar jinyoung yang berada di titik D.

akupun berlari ke arah kiri, ke arah titik B dimana bambam berada. aku menepuk pundak bambam, dan bambam spontan berlari.

permainan ini sangat berhasil. kita terjaga sampai dini hari dimana hari mulai terang dan badai sudah berlalu.

aku ingin menangis, tidak menyangka kita berempat bisa bertahan sejauh ini.

kita pun bergegas meninggalkan rumah itu. seraya membawa mark dengan perasaan campur aduk.

"akhirnya kita bisa membawa mark. aku kira kita tidak akan bisa menyelamatkan mark." ujar bambam dengan nada sendu. aku dan youngjae mengiyakan.

"tidak teman-teman. bukan kita yang menyelamatkan mark. tapi mark menyelamatkan kita." ujar jinyoung.

"maksudmu?" tanyaku.

"ingat? rumah itu berbentuk persegi. itu artinya kita butuh lima orang untuk bisa memainkan permainan tadi malam. benarkan? aku yang berada di titik D seharusnya tidak menemukan siapapun di titik A karena jackson sudah berlari ke titik B. tapi nyatanya ada mark disana. entah bagaimana caranya mark berlari ke arah jackson dan begitu seterusnya. mark yang telah menyelamatkan kita."

kami bertiga merenung. itu benar. mark telah menyelamatkan kita. dia yang membuat kita tetap hidup. walau dia sudah mati.


ini edisi mindblow bukan edisi serem wkwk

btw kalian team ngeh sebelum dijelasin jinyoung atau team baru ngeh setelah dijelasin jinyoung?

atau malah team yang gak ngeh? :(

creepy pasta 2 | koreanidols ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang