Woojin mondar-mandir di depan meja belajarnya sambil berpikir keras dengan kepala menghadap ke atas.
Sudah lima menit dia seperti itu mengabaikan ponselnya yang terus berdering tanda panggilan masuk.
"Pelakunya siapa, sih? Otak gue gak nyampe buat nebak siapa orangnya."
Woojin sendiri agak ragu kalau pelakunya adalah temannya sendiri. Tapi mau bagaimana lagi, firasatnya mengatakan hal itu.
"Au ah, gue pusing."
Dia menghempaskan badannya ke kasur lalu menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru tua, kemudian mengambil ponselnya untuk memeriksa siapa yang menelponnya tadi.
Oh, ternyata Felix.
Rupanya ada pesan masuk, tanpa berpikir panjang dia membukanya.
From: Nyamuk
Kak Woojin, be carefull because he will kill you.
Woojin mengernyit bingung. "Felix ngapain ngirim sms aneh begini, sih? Udah tau gue ulang tahunnya masih lama, gagal lo ngerjain gue."
Tok, tok
"ADUH PINGGANG GUE!" Woojin terlonjak kaget, akibatnya dia terjatuh ke lantai. Masalahnya, pinggangnya sedang sakit karena terpeleset di sekolah kemarin.
Kasihan.
Tapi tunggu dulu deh, kok ada yang ngetuk jendela?
Sadar akan hal itu, Woojin panik. Dia langsung berlari ke pojok kamar sambil memegangi pinggangnya untuk mengambil sapu.
Siapa tahu ada maling, makanya dia ambil itu untuk jaga-jaga. Kalau ternyata emang maling, tinggal dipukul deh.
Kalau hantu? Mungkin dia bakal menjerit-jerit seperti orang yang habis kecopetan.
"S-siapa?"
Ting, ting, ting
Woojin merinding, sungguh. Suara pukulan dari tiang listrik di depan rumahnya membuat hawa di sekitarnya menjadi aneh.
Tok, tok, tok
Woojin berjengit kaget ketika jendela kamarnya kembali diketuk. Sapu digenggamnya erat, kakinya melangkah ke jendela untuk memeriksa siapa yang berani mengerjainya malam-malam.
Mana sekarang malam Jumat, ketakutannya semakin menjadi-jadi. Dia takut kalau yang mengetuk jendela kamarnya adalah hantu sungguhan.
"Gue bakal hajar siapapun yang ada di depan jendela kamar gue," ancamnya tak tanggung-tanggung.
Tapi, kenapa dia merasa sedang diawasi, ya?
Kepalanya langsung menoleh untuk memeriksa seisi kamar. Tapi tidak ada siapa-siapa.
Pikirannya melayang kemana-mana. Seperti ada hantu di bawah kolong kasurnya, atau ada yang mengawasinya dari sudut kamar.
BRAK!
"MAMA TOLONG UJIN HUWAAA!"
Masa bodo dengan imagenya yang selalu kelihatan tenang, dia langsung membanting sapu dan berlari ke ruang tamu.
Matanya menatap sekelilingnya dengan panik ketika hanya kegelapan yang ia lihat.
"Sial, kenapa harus mati lampu, sih?!" Umpatnya kesal.
Woojin benar-benar panik sekarang. Dia segera berlari untuk mencari senter sampai menabrak kursi ataupun meja karena terburu-buru.
Namun langkahnya terhenti begitu melihat lampu dapurnya menyala. Woojin meneguk salivanya tegang, memikirkan siapa yang ada di dapurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Who? | Stray Kids ✓
Mystery / Thriller❝Siapakah pelakunya?❞ Dibaca sebelum 18.00 dan Email