Materi tentang kepenulisan yang disajikan oleh anggota grup AGCW1717. Di sini akan membahas tata bahasa, Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), bedah genre, tips dan trik menulis supaya menarik pembaca, hingga cara menerbitkan buku.
Disusun dari berbagai sum...
Emosi-emosi ini bisa banget kamu terapkan dalam satu novel. Bagus banget kalau kamu bisa bikin pembaca jatuh cinta, terus benci, terus takut, terus sedih. Nggak enak kan kalau dari awal sampai akhir novel bikin marah terus atau sedih terus. Apa pun yang kebanyakan itu bikin bosan.
.
2. Pahami genre ceritamu
Kenapa memahami genre cerita itu penting? Misalnya kamu pengen buat novel romance, terus ada adegan psikopat ngejar-ngejar tokoh utama sambil bawa gergaji mesin. Kira-kira adegan kayak gitu pas nggak buat novel romance?
Jadi dalam novel romance nggak boleh masukin emosi ketakutan? Boleh banget dong, tapi perhatikan adegannya. Kamu bisa masukin adegan tunangan si cewek kecelakaan kan buat memunculkan rasa takut itu.
.
3. Cari narasumber dan wawancarai
Nggak salah tips di atas? Kok serius banget? Gue kan cuma nulis cerita fiksi, jadi bebas dong nggak usah pakai wawancara segala.
No, no, no. Kalau kamu mau nulis tentang pecandu narkoba sedangkan kamu bukan pemakai narkoba, gimana kamu bisa tau rasanya pakai narkoba? Apa sih yang dilihat oleh pemakai setelah menghirup uap sabu? Apakah dia pusing? Bahagia? Halusinasi?
Kalau kamu sebagai penulis nggak tahu rasanya jadi tokoh yang kamu tulis, gimana kamu bisa ngaduk-ngaduk emosi pembaca?
Saya nggak menyarankan kamu pakai narkoba supaya tahu rasanya. Amit-amit, jauhi narkoba. Terus cara biar kamu mengetahui apa yang belum pernah kamu alami ya cuma satu: Wawancara orang yang pernah mengalami.
Apa aja yang harus ditanya? Ya tergantung kamu mau nulis apa. Kalau mau nulis romance pecandu narkoba, ya tanya kisah cintanya. Apakah pacarnya tau dia pemakai? Kalau tau terus reaksinya gimana? Mereka pernah berantem nggak? Terus kalau habis berantem si pemakai melarikan diri ke obat-obatan terlarang nggak?