Give Up

4.3K 410 38
                                    

“Sedekat apapun kapal yang bersandar pada dermaga, perlahan - lahan ia akan menjauh dibawa gelombang. Maka bolehkah aku mencoba menyerah padamu yang dibawa angin pantai.”

.
.
.

Tawan memberengut kesal ketika ia membuka pintu mobilnya dan kemudian menyusul perempuan yang baru saja keluar dari mobil yang sama dengannya dan berdiri menunggunya. Ini adalah hari minggu dan Tawan harus menghabiskan waktu liburnya untuk hal yang tidak penting seperti saat ini.

Tawan kesal sekali, dapat dibilang sangat kesal bahkan. Ketika ia baru saja memutuskan untuk tidur siang setelah mood-nya menjadi buruk karena alasan yang sebenarnya sepele. Sepele tapi efeknya begitu terasa.

Tawan mencoba untuk menghubungi Hin-nya hanya untuk mengajaknya membunuh hari minggunya yang membosankan. Pergi ke Lotte World atau kemana saja asal bersama lelaki manis bernama Newwie pasti akan menyenangkan. Tawan sudah membayangkan itu, dia akan melihat Newwie banyak tertawa dan tersenyum, Newwie yang akan berteriak takut dan memeluknya ketika dia ketakutan, semuanya sudah Tawan rencanakan dan setelah itu mereka akan berakhir dengan panas di apartemen milik Newwie.

Rencana hanyalah sebuah rencana dan itu tidak akan terlaksana ketika ia mencoba memejamkan matanya dan kemudian ponsel miliknya berbunyi. Mendesah ketika ia melihat nama Punpun disana dan kemudian membuatnya berakhir dengan berada di butik milik Ibunya.

"Tay! Ayo cepat sedikit!" Punpun menghentakkan kakinya ketika ia mengatakan itu, menatap Tawan dengan memberengut yang dibuat-buat dan tersenyum cerah ketika Tawan menghampirinya—mencoba bertingkah menggemaskan. Merangkul lengan kokoh milik kekasih tampannya itu dengan manja dan kemudian melangkah masuk kedalam butik itu.

"Kenapa harus sekarang, sih? Kita bisa datang besok Pun."

Perempuan itu memberengut, "Tidak sayang, Bibi dan aku sudah berjanji untuk melakukan fitting baju hari ini~"

"Apa?!"

Punpun menatap Tawan dengan bingung. Reaksi Tawan terdengar sangat aneh sekali. "Kita 'kan sudah memutuskan menikah bulan depan, sayang. Jadi sekarang kita akan melakukan fitting baju~"

Memijat pelipisnya karena pusing, Tawan benar-benar bingung dengan apa yang sekarang bisa ia lakukan. Ia masih tidak bisa berfikir kenapa Punpun berfikir untuk menikah secepat ini.

"Punpun .."

"Ya?"

"Tidakkah kau berfikir.. kita menikah terlalu cepat?"

Perempuan itu menggeleng, "Kurasa tidak. Kita hanya menikah dan tidak untuk memiliki anak secepatnya."

"Tapi kita masih terlalu muda untuk sebuah janji suci, Punpun. Bahkan aku baru dua pulu satu tahun.. masih banyak hal yang bisa kita lakukan di umur semuda ini."

Punpun menatap Tawan jengkel. Melepaskan pegangan tangannya pada lengan Tawan dan kemudian berdiri dihadapan lelaki itu. "Kau tidak mau menikah denganku?"

Mulai lagi.

Tawan harus memijit pelipisnya karena pusing. Punpun kembali menjadi menyebalkan setelah beberapa menit yang lalu perempuan dengan status tunangannya berlaku manis padanya. Tawan harus bersabar jika Punpun sudah seperti ini.

Unfaithfull loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang