Part 2

53 4 0
                                    

Setelah selesai mencium punggung tangan mama nya, akhirnya kedua nya memasuki kamar nya masing-masing.

***
Drtt..drttt..drrttt

Tiba-tiba handphone Vina bergetar, ternyata ada email masuk dari sahabatnya itu.

From: Sindi
'woy!! Besok shopping mao?'

-Iyee,sekalian beli cat rambut-

'gila lo, baru kemaren udah abis aja tuh cat.'

-Yakan lo tau sendiri, gua kek gimana'
Read

***

Pagi yang menyapa semua orang dengan senyum manis di bibir. Tidak lupa dengan hirupan segar setetes hembusan embun yang telah masuk hingga ke hidung.

Keluarga manis April, kini sedang sibuk menyiapkan makanan untuk di hidangkan kepada seorang laki-laki tampan, Alfin. Dan seorang perempuan cantik, Vina. Keduanya adalah bagaikan emas. Jika hilang salah satu dari mereka, April akan sangat kehilangan, seperti pula jika ia kehilanga satu ginjal dari organ tubuh nya.

Keluarlah seorang laki-laki dengan wajah nya yang tampan, mirip sekali dengan perpaduan wajahnya April dengan Baron. Badannya yang sixpak, membuat hampir semua wanita di sekolahnya terkagumi dengan wajah dan juga badan nya. Ia memang baik kepada semua orang.

" Ma.. Vina mana?"

" Belum bangun tuh anak. "

" Yaudah, nanti kamu berangkat dulu aja, biar Vina mama yang anterin. " sambung April.

" Yaudah Ma.. Alfin berangkat dulu yak,Assalamualaikum. " Pamit alfin di iringi sperti biasa mencium punggung tangan April.

" Wa'alaikumsalam "

***

Jam sudah menunjukan pukul 07.00, waktu nya pergi ke sekolah sudah terlambat 15 menit. Bagaimana nasib Vina?.

" Aduhh maa, ayok cepet ma.. Vina telat nih!." katanya dengan gugup, lalu langsung menyantap selembar roti yang di baluti dengan selai coklat. Ia langsung memasuki mobilnya itu. " Makannya, kalo mama bangunin, ya bangun dong." Ucap April kesal.

Vina hanya mengerucutkan bibir nya, sebagai balasan jawaban dari April.
Sampailah Vina di sekolah. Terlihat gerbang sudah terkunci rapat oleh satpam. " Pak! Buka dong, gue mau masuk ni. " Vina mendengus kesal.

" Kamu ga lihat, ini sudah jam berapa?!" bentak pak satpam.

" Aduhh iye maap. Gue susah bangun. "

" Kalau ngomong yang sopan dikit dong!"

" Aduhhh iyeiyee pak satpam ganteng, "

Sebagai jawaban, pak satpam hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Tiba-tiba seseorang dari belakang menertawai Vina.

" Hahahhaha, bad gilrs kok gak boleh masuk,"

Spontan Vina langsung membalikan badannya. Dan langsung geram dengan orang itu. Ternyata dia adalah Revan, musuh terbesar Vina. Yang setiap hari kelas kacau karena mereka berdua. " Diem lo playboy! " Vina menjawab dengan nada yang sedikit tinggi.

" Eh sudah.. Sudah. Apa apaan sih kalian. Sudah sama-sama terlambat. Masih saja ribut. Yasudah sekarang masuk. Tapi ingat hukuman tetaplah hukuman. " Jelas Pak satpam panjang agak sedikit lebar.

" Siap," jawab mereka bersamaan. Keduanya hanya melirik sinis dengan tatapan tajam nya.

***

" Kalian harus berdiri di bawah bendera Merah Putih, sampai jam istirahat berbunyi, mengerti!" Tegas Pak Bayu. Terjadilah masa hukuman. Kali ini Vina terhukum, walaupun badg gilrs tapi ia merasa baru pertama kali nya terlambat.

Arrgggh!!! Sial banget si gue. Udah dapet hukuman. Sama cowo gak jelas lagi kaya dia.

Batin Vina kesal. Wajar saja jika dia merasa kesal. Sebab, dia di hukum berdua dengan Revan.

Cantik si, tapi nyebelin. Buat gua enek tau ga! Batin Revan hendak memuji tapi berujung memaki.

***

Sudah satu jam mereka berdiri di bawah teriknya matahari. Sedangkan pembelajaran pertama berakhir dua jam, mereka masih ada satu jam lagi untuk berdiri dengan kaki yang di angkat lalu tangannya menempel ke kedua daun telinganya itu.

Mata Vina mulai buram saat lamanya berdiri di bawah panas nya matahari, " Rev, elo gak ca_-" belum sempat melanjutkan perkataannya tiba tiba Vina jatuh tak sadarkan diri. Revan spontan menengok ke arah Vina, lalu Revan menepuk-nepuk pipi Vina yang tak sadar-sadar. " Vin!,Vin! Bangun. Aduh jangan buat gue cemas dong." kata nya sedikit khawatir, lalu tidak berfikir panjang, Revan langsung mengendong Vina pergi ke uks.

Revan terus berusaha agar Vina tetap bangun. Salah satu seorang penjaga uks langsung panik, " Loh.. Ka ini kenapa?" tanya adik kelas yang sebenarnya tidak mengerti.

" Dia pingsan, cepat sadarkan dia."

" Oh iya baik ka. "

Walaupun Revan membenci Vina, tapi jika keadaan seperti ini, Revan tidak bisa berfikir apa-apa selain menyelamatkan Vina.

" Gimana? "

" Gausah panik ka, dia cuman pingsan. Tadi gue udah olesin minyak angin kok, sebentar lagi juga sadar. Sebaiknya kaka tungguin di sini. Soalnya gue tadi di panggil Bu Helmi."

Mau tidak mau, Revan harus temani Vina sejenak. Tak terasa Revan tertidur dengan menyenderkan kepalanya ke kasur yang di tiduri Vina.

Bad Girls, This Is My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang