Revan berjalan di koridor sekolah. Seperti hal yang sering di lakukannya, ia hanya melirik dan mengedipkan matanya pada orang yang telah memuji dirinya.
Ehh Revan noh! Aduhh calon gue.. Sumpah lo bikin gue klepek klepek.
Sayang revan, gue suka sama lo.
Gilaa tuh cowo. Lahirnya gimana? Kok bisa ganteng banget yak.
Itulah pujian yang setiap hari Revan dengarkan. Ia hanga mengucapkan terimakasih pada mereka, lau Revan mengedipkan matanya. Tanda tingah play boy itu.
***
Senyaplah hari ini dikelas, saat bu sami sedang menulis catatan di papan tulis, semua murid di kelas XI IPA 3 hening tanpa suara. Tiba-tiba ada karet yang mengarah ke pipi Vina, ia bangun dari tidurnya gegara sebuah karet menyambarnya. Ia langsung bangun sesaat dan menyipitkan mata nya pada orang yang telah mengganggunya tidur.
" Hahhaha," Cekikik Revan dengan nada lirih, agar tidak terdengar dengan guru.
" An***g lo! "
Setelah itu Vina bergegas untuk membalasnya, ia menjulurkan karet nya lalu mengarahkan pada Revan, namun Revan berhasil menundukan kepalanya dan terjadilah. Karet itu melayang pada tubuh Bu Sami.
Spontan Bu Sami menengok dengan sumber karet tersebut. Bu Sami mendengus kesakitan.
" Siapa yang melempar karet ini! " Tanya bu Sami tegas.
" Vina bu. " jawab revan enteng, diiringi dengan senyuman miring nya.
" Enggak bu, saya tadi_- " belum sempat Vina menjelaskan, bu sami memberikan hukuman pada nya.
" Sudah! Vina kamu keluar! Bersihkan perpustakaan.! "
Dasar ba**t lo kede rev. Awas aja ni yah gue bakal balas perbuatan lo!!! Batin Vina pada Revan.
Akhirnya Vina berjalan dengan pasrah, untuk melakukan hukuman dari Bu Sami.
***
Kini Vina sedang berada di perpustakaan, disana terlihat ada Zidan sedang mencari buku. Ia adalah ketua osis SMA Merah Putih. Dia adalah anak kelas XI IPA 1. " Vin, elo ngapain kesini..? " tanya nya penasaran.
" Tau tuh si Revan. Gara-gara dia gue yang ken hukuman, "
" Suruh bersihin perpus? "
Vina hanya menganggukan kepalanya, " Yaudah gue bantu lo ya. "
Setelah Zidan menawari bantuannya, Vina menampilkan wajah dengan bingung, kenapa dia begitu baik dengannya. Dari yang selama ini Vina dengar Zidan sudah lama menyukai Vina sejak kelas X, tapi Vina menganggapnya dengan enteng. Vina tidak peduli apa yang ada dalam perasaan Zidan.
Walupun Vina sudah tahu bahwa Zidan menyikai nya, tetapi Zidan tidak berani mengugkapkan perasaannya pada Vina.
" I..iya boleh, " Jawab Vina di angguki dan senyuman.
***
Ting..ting..
Suara bel istirahat di bunyikan. Vina sekarang masih berada di perpustakaan dengan Zidan." Vina syantik..." suara Sindi dan kinta, memuji. Mereke tahu bahwa Vina tidak bersalah, gegara Revan.
" Ngapain lo? " jawab Vina ketus
" Aelah, Vin ketus amat. Mau gue bantu ga?"
" Gausah deh, mending lo berdua beliin gue makan deh. Laper gue. Udah sono. "
" Ohh okelah. SIAP! "
Akhirnya mereka pergi untuk membelikan makanan untuk Vina. Sesampainya di kantin Kinta dan Sindi melihat Revan dan geng nya itu sedang asik bercanda.
" Ya allah!.. Adit.. Lo cool banget sii, ketawa nya bikin gue merinding aduh manis banget. " ucap kinta dengan nada lirih.
" Aelah. Kin, lo tuh lebay tau gak!, udahh buruan! " Ucap Sindi dengan menarik tangan Kinta.
Di sisi lain di meja paling pojok ada Revan, adit, dan juga aldo. Mereka dengan asik menyantap makanan nya.
" Eh men, gue kebelakang dulu yah, kebelet" kata Revan dengan berlari ke toilet.
Kenetulan tiolet berada di sebelah perpustakaan sekolah. Dan Revan melewati perpustakaan, disana Revan melihat ada Vina dengan Zidan. Mereka dengan asik bercanda, tetapi Revan hanya melihatnya sekilas, karena sudah tidak tahan untuk menahan buang air kecil.
Setelah selesai buang air kecil, lalu Revan berjalan santai melewati perpustakaan, dia melihat Zidan memberikan obat merah kepada Vina, entah Vina terkena apa Revan tidak tau.
Entah mengapa hati Revan memanas seperti bara api yang menyala. Hati nya di penuhi rasa cemburu saat melihat Vina dengan Zidan.
Gak! Gua gk boleh cemburu. Gak mungkin klo gue suka sama lo vin.
Batin Revan berkata seperti itu. Lalu Revan langsung kembali ke base camp di kantin.
***
" Napa lo? Sambet?! " Tanya Adit asal. Lalu aldo menertawai nya. Karena Revan datang dengan terburu-buru, di dalam hati nya ia tidak bisa terima dengan adegan tadi. Entah mengapa sikapnya mulai berbeda. Sebenarnya dibalik kebencian Revan, dia menyimpan rasa kepada Vina sejak Vina pingsan kemarin.
Ting..ting..ting..
Tiba tiba bel masuk di bunyikan, akhirnya Vina berhasil menyelesaikan tugas dari Bu Sami. Dan akhirnya dia boleh memasuki kelasnya dan memulai pelajarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls, This Is My Dear
Teen FictionRevan terlihat dari kejauhan semakin mendekat kepada Vina, dia terus memandangi wajah cantiknya, walaupun vina adalah seorang yang terkenal Bad Gilrs di sekolahnya. Kelakuannya yang sudah terkenal sejak Vina masuk ke SMA Merah Putih. Dan sikapnya ya...