Kau bilang perasaan nyaman itu sumber cahaya dalam hati. Namun, sadarkah kamu? Bahwa pada akhirnya mata hatimu akan buta karena sengatan sinarnya. Dan pada saat itu, kau hanya bisa diam di balik jeruji nyaman itu dan menikmati setiap penyedap rasa di dalamnya. Penyedap rasa yang pada umumnya begitu manis di awal waktu dan pada akhirnya akan menjadi sesuatu yang hambar atau bahkan pahit. Namun kau masih tertunduk dalam diammu. Tidak mampu untuk berpindah posisi, apalagi mencari celah untuk meneroboh keluar. Sebab ragamu ingin, namun jiwamu tidak.
Perasaan nyaman itu telah membutakan mata hatimu, hingga afeksimu tidak mampu melihat keindahan sosok lain di luar jeruji itu. Sosok yang bahkan jauh lebih indah dari sosok yang telah membutakanmu. Sosok yang pasti akan membuatmu terperangah karena kelihaiannya dalam memperindah pribadinya. Pun sosok terbaik yang barangkali sedang menunggumu namun mata hatimu tidak mampu melihat ke arahnya. Sebab dirimu ingin, namun jiwamu melarang.
Dan kau tidak menyadari seberapa banyak waktu yang telah kau habiskan hanya untuk bersemayam tiada arti di balik jeruji tua itu. Entah sampai kapan. Barangkali sampai pada suatu waktu di mana jiwamu telah berada pada keringkihan. Hingga akhirnya kau baru menyadari, bahwa perasaan nyaman yang disematkan oleh sosok yang katamu 'pernah membuatmu nyaman' itu, telah memperbudakmu dalam penantian panjang yang menyakitkan.
Lantas, untuk apa dikau memperbudak diri, duhai diri sendiri?
Cintailah sewajarnya! Berharaplah sekadarnya! Sebab, esok atau lusa, kita tidak pernah tahu ke arah mana hati akan bermuara.
Kampoeng Inggris, April 2015
Dari Aku, Kepada Jiwaku
***
Menit sudah beranjak menjadi hari. Hari sudah beranjak menjadi minggu. Minggu sudah beranjak menjadi bulan. Kini, aku sudah pulang dari perantauan. Meninggalkan Kampung Inggris kesayangan. Namun tanya hatiku masih belum juga memperoleh jawaban. Dan aku masih saja setia menunggu. Menunggu jawaban dari tanya hati yang meresahkan. Hingga saat penantianku sudah mulai lelah, jawaban itu pun akhirnya datang.
Saat itu, aku sedang memasang alarm, bersiap-siap untuk tidur. Namun tiba-tiba dua buah pesan dari orang yang sama membuat kantukku lenyap seketika.
"Ima, maafkan aku sudah menundanya terlalu lama. Tapi aku harus mengatakannya."
"Fathimah, will you marry me?"
***
To Be Continued.. .
( . . . . . "BULLSHIT!!" )
#Grasindostoryinc
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Fathimah
RomanceIni tentang seorang anak manusia. Yang terlunta-lunta, sebab tak bisa manja. Yang penuh ceria, namun juga nestapa. Hingga akhirnya ia bertemu pangeran. Pangeran yang membuatnya nyaris mati, tapi tak jadi. Kau tahu siapa? Anak manusia ini, adalah pem...