2- OPERATION KETEK 2

83 9 7
                                    

 

[Fifi imut ya :) walaupun tomboy]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Fifi imut ya :) walaupun tomboy]

Misi Gagal Total~

  Sore hari, kami berdua mampir ke kos an si Neni untuk mengambil jurnal yang wajib diisi setiap ada kasus. Rumah kos yang letaknya di dekat kampus itu cukup bersih. Kita berdua sudah ada di depan pintu masuknya yang masih tertutup.

"Jurnal itu penting banget buat ngisi data-data mayat yang udah kita identifikasi. Tadi siang si Neni yang ambilin jurnal kita, nyesel juga buru-buru pulang. Kau tau sendiri,Nau. Si Neni suka telat datang. Ntar kalo ada kasus,dianya telat,jurnal kita gak keisi dong. Kan harus ditandatangani guru pembimbing segera."Si Fifi memberikan penjelasan panjang lebar.

Sedikit resah,aku bertanya dengan suara hampir berbisik, "Fi ... bagaimana kalo dia masih bau? Bagaimana kalo dia gak liat bedak BB yang ada di tasnya?"

"Mudah-mudahan dah ilang baunya ya ... ayo kita berdoa sejenak."kata Fifi sambil menundukan kepala (Berdoa didepan pintu).

Si Fifi melanjutkan ceritanya sebelum mengetuk pintu, "Eh kau tau gak Nau? Kata temennya, si Neni sebenarnya sadar kalo dia bau. Tapi katanya, bau badannya itu seksi!"

"Seksi? Dia sadar gak sih kalo bau badannya bisa dipakai untuk membunuh king-kong?" kataku dongkol.

Tok tok tok

"Permisi ... ada Neni?"aku berteriak dari luar jendela rumahnya yang terbuka.

Ceklek .... pintu dibuka, terlihat seorang perempuan yang sedang maskeran diwajahnya.

"Haiiiiiii! Wah sori nih aku lagi pake masker wajah. Ada yang ngasih bedak masker tadi di tasku,"kata si Neni kaku sambil menjaga maskernya biar gak pecah.

HUAAAA!!!!! Bukannya dipake di ketek, malah di jadii masker sama dia!

Operation ketek : Gagal total!!

***

Besok paginya, kami dihadapkan dengan kasus forensik untuk pertama kalinya. Kami ditugaskan untuk mengautopsi mayat korban gantung diri. Di depan kami terbujur mayat dengan lidah terjulur keluar. Ini merupakan salah satu ciri-ciri orang yang mati gantung diri. Aroma di ruangan autopsi itupun cukup menyengat ditambah lagi bau formalin di ruangan itu.

Si Neni yang baru datang malah lari keluar dari kamar autopsi sambil berkata "Iiiih,bauuuu .... bauuuu." Gak berapa lama kemudian si Neni masuk lagi keruang autopsi, "Kalian aja yang identifikasi mayatnya ya .. ntar aja giliran aku. Mayat yang ini bau banget. Aku gak tahaaaaaaaan ih dekat-dekat!"ujarnya sambil berdiri menjauhi mayat.

Rasanya aku kepengen ambil kaca yang gede terus aku hadepin di depannya, "Oiiii!! Ngaca doong!!"

Ya akhirnya aku dan Fifi yang melakukan identifikasi mayat. Aku yang menulis, Fifi yang identifikasi. Dimulai dari detail fisiknya.

"Rambut, Fi?" tanyaku sambil bersiap menulis.

"Pendek ikal,"jawab Fifi sambil memegang rambut mayat itu dengan tangannya yang sudah memakai sarung tangan karet.

"Baju?"tanyaku lagi.

Fifi membalik kerah baju mayat iu, "Kemeja batik bertuliskan Sentosa Tailor."

Sampai ke ... "Celana dalam?"tanyaku lagi. Semua harus ditulis dengan lengkap.

"Warna merah." Kata Fifi.

Setelah aku selesai menulis, Fifi melanjutkan, "Eh ... kok sering banget sih kita nemuin mayat laki-laki pake kolor merah? Kemarin dua mayat, dua-dua nya pke kolor warna merah. Kamu gak pake kolor warna merah kan, Nau?"

"Gak, kenapa?"tanyaku bingung.

"Jangan dipake! Nanti cepat mati! Hahaha " Fifi dan aku tertawa.

"Hahaha ... lanjut, merek kolornya ?"

"Uumm duh aku gatau ni,"Fifi ragu-ragu.

"Kenapa?"tanyaku.

"Tulisannya Cina! Gak ngerti."kata Fifi cengengesan.

"Hahaha ... kita tulis aja Khong Guan ya,"saranku.

"Hihihi ... emangnya biskuit!"balas Fifi.

Gak berapa lama kemudian setelah kami menulis identifikasi mayat, muncullah seorang ibu-ibu yang sudah tua(banget) memakai jilbab berwarna ungu. Beliau masuk menghampiri kami sambil memperhatikan mayat. Si Neni yang kebetulan berdiri di samping pintu masuk sontak membentak "Nek .... dilarang masuk!! Tunggu di luar aja!"

"SAYA DOKTER AHLI FORENSIK DISINI!! BUKAN NENEKMU!"Teriak dokter itu menggelegar sambil bertolak pinggang dan melotot ke si Neni.

"Ppppffftt," saat itu aku udah mau pingsan nahan ketawa. Gak berani ngeliat Fifi karena ntar ketawa aku malah keluar. Apalagi waktu aku melirik ke wajah si Neni. Priceless! Bau badannya tadi sempet ilang lima detik. Lalu, bau lagi. Keteknya ikuta kaget kali.

Setelah tulisan kami diperiksa, kami juga mempelajari bagaimana cara mengautopsi mayat. Dokter itu teliti banget. Mirip si Scully di X-files versi nenek-nenek. Siangnya kamipun bubar.

To Be Continue...

Diary NAU [ Humor Receh ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang