Hallo...
Aku kembali membawa kelanjutan cerita ini...
Maaf sempat Hiatus tidak jelas.
Happy Reading 💝💝💝
Bunyi hentakan heels terdengar nyaring mengiringi langkah anggun Valerie memasuki gedung yang sudah menampungnya selama dua tahun ini untuk memburu dollar. Senyum ramahnya terpancar pada siapapun yang dilewatinya. Hanya terlihat beberapa karyawan yang baru datang dikarenakan ini masih terlalu pagi dari waktu seharusnya bekerja.
Valerie memang terbiasa datang tepat waktu, namun untuk datang secepat ini biasanya hanya dilakukannya ketika ada hal-hal penting tertentu. Seperti saat ini, hal penting yang Valerie maksud adalah menyambut atasannya yang menjurus calon suaminya. Valerie harus bisa memberikan kesan terbaik di pertemuan pertama mereka. Ah, mengingat itu membuat Valerie semakin tidak sabar untuk bertemu dengan pria tampan itu.
"Apa kau bersedia berkencan denganku pekan ini, Honey?"
Valerie sangat mengenali suara itu. Senyum Valerie yang sejak tadi tidak pudar dari bibirnya kini terlihat semakin lebar mendapati Sammy sudah berdiri tegak di belakangnya. Bisa dibilang Sammy adalah pria yang paling sering berkencan dengan Valerie. Pria itu memiliki wajah yang lumayan tampan dan sikap yang baik, hanya saja posisinya sebagai karyawan biasa di divisi keuangan membuat Valerie berpikir dua kali untuk menerima pria itu sebagai kekasihnya. Bagi Valerie, Sammy hanya teman kencan yang menyenangkan untuknya.
"Tentu saja. Apapun untukmu, Sam." Valerie mengedipkan sebelah matanya sebelum berbalik melanjutkan langkahnya.
Selagi menunggu kedatangan Alexander, Valerie memeriksa jadwal penting pria itu. Cukup padat, mengingat ini hari pertama Alexander bekerja. Tapi sepadat apapun itu, tentu saja Valerie sangat siap mendampinginya. Valerie memperhatikan wajahnya di depan cermin kecil yang selalu tersedia di atas meja kerjanya. Ia harus memastikan penampilannya sudah sempurna.
Baru saja Valerie ingin memoleskan bedak ke wajahnya, ketika telinganya menangkap bunyi hentakan sepatu yang mendekatinya. Valerie mendongak menatap sosok tampan yang sedang berjalan ke arahnya. Tiba-tiba saja perasaan ingin pingsan melanda Valerie. For God Sake, pria di depannya ini sangat-sangat tampan. Jika biasanya kecanggihan kamera bisa mengalahkan keindahan rupa aslinya, namun Alexander justru sangat jauh lebih tampan dibandingkan foto yang biasa Valerie lihat.
Rambut legam berkilau yang membuat Valerie ingin meremasnya, mata biru bersinar yang membuat Valerie ingin menyelaminya, hidung mancung yang membuat Valerie ingin mendakinya, bibir penuh yang membuat Valerie ingin mengecupnya, rahang kokoh yang membuat Valerie ingin menyentuhnya, serta otot atletis yang membuat Valerie ingin merasakan dekapannya. Sempurna. Valerie semakin yakin jika Alexander lah pria yang selama ini dicarinya.
Suara pintu tertutup mengembalikan kesadaran Valerie. Astaga! Apa yang baru saja dilakukannya? Ia terlalu terpesona dengan ketampanan Alexander hingga membutakan akal sehatnya. Seharusnya Valerie berdiri menyambut hangat kedatangan atasan barunya, bukan duduk diam seperti patung tidak berguna yang sibuk dengan imajinasinya. Dasar bodoh.
Tapi tunggu! Bukankah tadi Alexander sempat melihat Valerie? Kenapa pria itu hanya diam saja melewatinya? Biasanya jika Jerremy melihat Valerie lebih dulu, maka pria paruh baya itu akan menyapanya. Ah, mungkin saja Alexander belum tahu jika Valeria lah yang akan menjadi sekretarisnya. Well, sekarang yang harus Valerie lakukan adalah masuk ke ruang CEO untuk memperkenalkan diri.
Setelah mengetuk pintu, Valerie masuk ke ruang CEO dimana Alexander sudah duduk manis di kursi kebesarannya. Mata pria itu sibuk bergerak liar seakan sedang mengamati apa-apa saja yang ada di dalam ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Sir!
RomanceYes, Sir! Dua kata yang paling Valerie Grayson benci sejak tugasnya sebagai sekretaris dikacaukan oleh kehadiran CEO baru di perusahaan tempatnya bekerja. Bayangkan saja, setiap hari lidahnya harus terlatih mengucapkan dua kata keramat itu pada se...