Maaf ya teman2, yang kemarin itu kepencet.
Makanya gak bisa kebukaHappy Reading 💞💞💞
Valerie tidak pernah berpikir hari paling menyialkan benar-benar terjadi dalam hidupnya. Yang paling parahnya hari tersial itu terjadi di hari yang tadinya Valerie pikir akan menjadi hari paling beruntung mengingat pertemuan pertamanya dengan pria sejuta pesona yang paling diincar semua wanita.
Tatapan Valerie tertuju pada pria yang saat ini sedang fokus pada layar tabletnya. Oh, lihatlah betapa santainya pria itu memainkan game di layar itu. Benarkah pria itu putra dari Jerremy Hudson, pria paling hangat yang pernah Valerie kenal setelah ayahnya? Atau mungkin Alexander adalah anak yang diadopsi hingga tidak sedikitpun mewarisi sifat Jerremy.
Apapun itu, yang pasti Valerie ingin menenggelamkan pria itu sekarang juga ke sungai Amazon. Bayangkan saja, setelah berhasil mempermalukan Valerie di depan Marry dengan segala kata-kata penuh hinaannya, kini dengan kejamnya Alexander menyuruh Valerie untuk memperbaiki susunan barang-barang yang ada di ruangannya.
Valerie merasa tidak ada yang salah dengan susunan barang-barang di ruangan Alexander, tapi menurut pria itu sususan barang-barang disini sangatlah tidak memanjakan indra penglihatannya.
Mulai dari meja kerja yang harus menghadap kaca jendela, lemari yang harus berada di sudut ruangan, lukisan yang tidak boleh terpajang, jam dinding yang harus berbentuk persegi, sofa yang tidak boleh menempel ke dinding, serta rak buku yang harus berada tepat di samping meja kerjanya.
Valerie memijat pinggangnya yang mulai terasa pegal. Sungguh! Pekerjaan seperti ini tidaklah pernah masuk dalam jobdesc seorang sekretaris sepertinya. Lagipula, Valerie adalah seorang wanita yang tidak seharusnya melakukan pekerjaan berat seperti ini.
Sudah 1 jam berlalu, tapi yang masih berhasil Valerie kerjakan adalah mengganti jam dinding yang berbentuk lingkaran menjadi bentuk persegi. Valerie sudah berusaha menggeser meja kerja Alexander, tapi sialnya entah terbuat dari apa meja itu hingga membuat Valerie tidak berhasil menggesernya sedikitpun. Jika meja saja tidak berhasil digesernya, terlebih lagi lemari, rak buku dan sofa.
Mata Valerie beralih menatap gantungan beberapa lukisan yang menghiasi dinding. Ada tiga lukisan yang Valerie tahu lukisan mahal dari pelukis terkenal di dunia. Apa salah lukisan indah itu hingga Alexander tidak mau melihatnya? Dasar pria aneh!
Valerie menggeser tangga yang tadi digunakannya untuk mengganti jam dinding. Untungnya ukuran tangga ini tidak terlalu besar dan berat. Tapi tunggu! Menyadari sesuatu yang berbeda, mata Valerie segera melotot horor ke arah lukisan-lukisan yang posisinya lebih tinggi dari jam dinding. Itu artinya Valerie harus mencapai puncak tangga untuk bisa mengambil lukisan itu.
Valerie memang tidak memiliki fobia terhadap ketinggian. Tapi jika harus disuruh berdiri di puncak tangga dengan ketinggian tiga meter tetap saja bisa membuat hormon adrenalinnya meningkat pesat.
Tidak, tidak! Valerie itu terkenal sebagai wanita pemberani. Tidak seharusnya tangga seperti ini menakutinya. Valerie menarik napas panjang mencoba mencari kekuatan untuk menyelamatkan harga dirinya sebagai wanita pemberani.
Setelah memastikan posisi tangga tepat di bawah lukisan, kaki Valerie mulai bergerak pelan menapakinya. Saat mencapai anak tangga pertama, Valerie menyempatkan diri menatap Alexander berharap kalau saja pria itu masih memiliki sedikit hati nurani untuk menyuruh Valerie turun. Tapi, jangankan menyuruh turun, meliriknya pun tidak. Alexander masih fokus memainkan gamenya. Sialan!
"Ya Tuhan, lindungi aku!"
Begitulah kalimat yang secara berulang-ulang Valerie suarakan dalam hatinya bersamaan dengan kakinya yang terus menaiki anak tangga secara perlahan. Keringat dingin mulai membasahi pelipis Valerie saat posisinya semakin menjauhi lantai. Dan saat Valerie akan menapaki lima anak tangga terakhir, suara umpatan Alexander membuat kakinya terpeleset hingga tubuhnya terpelanting ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Sir!
RomanceYes, Sir! Dua kata yang paling Valerie Grayson benci sejak tugasnya sebagai sekretaris dikacaukan oleh kehadiran CEO baru di perusahaan tempatnya bekerja. Bayangkan saja, setiap hari lidahnya harus terlatih mengucapkan dua kata keramat itu pada se...