II. Apakah ini Ujian?

46 2 0
                                    


Suatu hari aku pergi menggunakan sebuah kereta untuk menuju kerumah nenekku. Alangkah terkejutnya aku mendapatkan kabar kakakku masuk kedalam sebuah IGD dikarenakan penyakin asmanya yang telah dideritanya beberapa hari yang lalu. Beberapa pesn masuk kedalam ponselku dan memintaku untuk kembali pulang menuju rumah sakit.

Ku langkahkan kakiku untuk menuju kembali pulang. ku menunggu kereta untuk pergi kembali kerumah, aku terus menghubungi kakakku mengenai keadaannya itu. Hingga sampainya aku disebuah stasiun transit untuk menaiki kereta lain. ku pasangkan earphone pada telingaku menikmati alunan musik yang terdengar begitu menenangkan.


"mba, apa ini jalur untuk menuju manggarai?"aku bertanya pada seorang wanita yang sedang berdiri menunggu kereta pada jalur 2 tersebut

"ohh.. iya iya mba disini tempatnya."katanya mempersilahkanku

"iya, terima kasih mba"


Sangat padat, itu yang bisa ku katakan untuk menjelaskan keadaan Stasiun Tanah abang pada saat itu. Sambil mendengarkan musik, Kuubah posisi tas ku menghadap depan untuk berjaga jaga.Tak lama kereta datang dan langsung dikrumuni oleh orang orang yang ingin mendapatkan tempat.


Desak desakan, itu yang kurasakan hingga aku merasakan sebuah tarikan pada earphone ku yang menyebabkan musik mati dan aku menoleh, seorang pria tinggi mengenakan baju hijau dan topi hitam menatapku.

Aku langsung menoleh pada tasku, dan alangkah terkejutnya aku tasku telah terbuka dengan earphoneku yang menggantung.


Sial, handphone ku tidak ada


Aku langsung merogoh semua kantung pada tasku berharap itu hanya terselip, tetapi aku harus menerima jika ponselku telah tercopet

Aku benar benar panik, aku tak tahu harus melakukan apa. Aku mencari pria yang menyenggolku tadi namun dia menjauh dariku ku. Aku benar benar tidak tahu harus mengadu pada siapa. Saat itu aku langsung memejamkan mataku dan aku berharap jika ini hanya sebuah mimpi. Kringat sudah mengucur begitu deras, tubuhku terasa sangat gemetar, air mataku pecah kala aku mengetahui jika ini bukanlah sebuah mimpi

.

Aku benar benar telah dicopet

.

"pak, bolehkan saya pinjam ponselnya untuk menghubungi handphone saya." dengan gemetar aku mengatakan hal tesebut kepada bapak bapak yang duduk didepan ku

"ada apa kak?"tanyanya

"handphone saya dicopet"


Semua mata tertuju padaku, tanganku sudah gemetar. Aku tak sanggup menahan bendungan air mataku. Dua orang wanita menenangkanku menepuk pundakku dan beberapa orang mengobrol jika itu sudah hal yang wajar terjadi didalam gerbong

Mataku tertuju pada laki laki yang tadi menyenggolku, disaat semua mata tertuju padaku tetapi dia justru seperti tak peduli padaku. Kupandangi lagi dia, dia semakin menjauh dariku. Perlahan dia mencari tempat menghindariku saat aku terus menatapnya.


"mba"kata seorang wanita memberikan ponselnya untuk melacak handphoneku

"coba mba tulis alamat email mba agar saya lacak."


Pandanganku langsung buyar terhadap laki laki itu, aku langsung menuliskan alamat email ku serta passwordnya pada ponsel perempuan baik itu, dia langsung melacak handphoneku dan ternyata dugaanku salah. Pencurinya tidak ada digerbong ini, tetapi ponselku masih ada distasiun tadi.

"saran saya mba kembali kestasiun tadi aja mba, pencurinya masih disana. Dia belum berpindah."katanya

Aku menangis tak tahu harus berbuat apa apa, pikiranku jatuh pada pembayaran ponselku yang belum sepenuhnya lunas. Aku masih harus membayarnya 24 kali lagi, mengapa aku harus kehilangan ini, bahkan aku belum genap 1 bulan memakainya, aku baru memgangnya selama 16 hari. Mengapa aku seteledor ini?

Aku memejamkan mataku mengingat semua yang telah aku lakukan. Apa ini karena salahku? kesalahan apa yang sudah ku perbuat mengapa hal ini terjadi kepadaku

Pikiranku kembali tertuju kepada laki laki yang menyenggolku tadi


Kemana dia


Aku menoleh mencarinya berharap dia masih digerbong. Tetapi dia sudah tidak ada, apa dia sudah turun? Tapi mengapa secepat itu?

"mas"aku menepuk pundak laki laki yang berada disamping pemuda tadi. Dia menoleh kearahku

"apa mas lihat laki laki yang tadi berdiri disamping mas? Apa dia sudah turun?"tanyaku. dia menoleh mencari pemuda bertopi hitam tersebut

"kayaknya si belum mba, dia kayaknya pergi kegerbong sana, tapi saya kurang tahu juga."

"terima kasih mas"

"Memangnya kenapa mba?"tanyanya

"Dia laki laki yang menyenggolku tadi mas"

Kataku, semua mata langsung tertuju mencari laki laki bertopi hitam tersebut. Mereka menenangkan ku namun badanku sudah lemas. Rasanya seperti mau meleleh, bahkan aku tak sanggup memegang pengait pada atap kereta tersebut.


Apa ini ujian bagiku?

Ini pertama kali aku mengalami hal seperti ini

[END] Ujian Itu Indah (Kisah renungan syukur pada sang pencipta)Where stories live. Discover now