Nama : Gue
Hobi : Liat ke atas
Pekerjaan : Merasa jadi orang paling sedih sedunia
Cita-cita : Ingin sukses
Petuah : Nunduk! Kalo lo terus liat ke atas, lo gak bakal pernah bersyukur!===
Airin memasuki kamar Aryan, lalu gadis itu rebahan di ranjang kembarannya.
Aryan berdecak. "Lo ngapain sih pindah ke sekolah gue?"
"Ya mana gue tau. Lo tanya tuh ke Ayah. Dia yang pindahin gue ke sekolah lo."
"Yaudah bodo amat. Tapi, pokoknya jangan sampe ada yang tahu kalo kita kembar. Oke?" Aryan melirik kembarannya.
Airin mengangguk. "Oke. Deal!"
"Lo tau gak? Tadi si Gaga ngajak lawan basket tim gue itu gara-gara lo!"
Airin mendudukan dirinya. "Kok gue?"
"Dia mau caper ke lo. Lo kan anak baru di kelas IPS."
Airin tertawa. "Gila ya! Mau caper tapi gagal. Yang menang kan tadi tim lo, Yan."
"Bego emang si Gaga. Mana bisa dia ngalahin tim gue."
Airin mendengus, "Songong lo!"
Aryan tertawa lalu ia memakai jaketnya, mengambil kunci motor dan bersiap-siap untuk pergi.
"Balap lagi?" tanya Airin.
Aryan mengangguk. "Kenapa? Lo gak mau gue tinggal sendiri?"
Airin kembali rebahan. "Santai aja, Yan. Lo pergi gue gak apa-apa sendiri," ucap Airin dengan mata tertutup.
Sebelum keluar kamar Aryan melirik Airin. "Jangan lupa kunci pintu, gue pulang malem. Gue berangkat," pamit Aryan kemudian menutup pintu kamarnya.
===
Siapa yang menjamin, mempunyai kehidupan bergelimang harga akan membuat seseorang bahagia? Nyatanya hal itu tidak terjadi pada Aryan.
Aryan Tri Subagya.
Ayahnya seorang pilot. Ibunya telah meninggal ketika melahirkan Aryan. Aryan dan Airin memang hidup tanpa kasih sayang penuh dari seorang ibu. Namun, mereka masih punya Tante Ranti yang menyanyangi mereka tanpa cacat.
Bagi orang lain, mungkin kehidupan Aryan sudah sempurna. Rumah yang megah dan nyaman. Uang jajan rutin setiap bulan. Fasilitas lengkap. Kebutuhan yang selalu terpenuhi. Teman-teman yang selalu ada.
Namun bagi Aryan semua tak berarti. Kehidupan yang ia jalani seperti tak memiliki tantangan.
Riuh tepuk tangan terdengar di jalanan itu saat motor Aryan berhasil melewati garis finish sebagai pemenang. Disusul deru motor dibelakangnya.
"Selamat, bro!" ucap Izko memberi selamat atas kemenangan Aryan.
Aryan menepuk pundak Izko. "Lagi hoki aja gue, bro! Biasanya lo kan pemenang unggul."
Izko tertawa lalu pamit meninggalkan Aryan untuk bergabung dengan temannya yang lain.
Aryan memandang tempat balapan liar itu sejenak. Lalu ia mengacak rambutnya. Bagi Aryan, hanya balapan liar ini lah tantangan untuknya. Membuatnya merasa lebih hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala [Completed]
Teen Fiction[Warning!!! Sorry for so many harsh words in this story. Hope you enjoy reading this] Airin, gadis pecinta astronomi. Mencintai langit dengan segala kegelapannya. Aryan, pemuda yang bersahabat dengan dunia malam. Mencintai udara gelap dengan segala...