Twins 3 - Hot Brother

37.9K 2.5K 106
                                    

Gas terus, Bang! Ojo kendor!

===

Untuk malam ini, Airin terpaksa harus berpisah dengan barang-barang kesayangannya.

Dan untuk malam ini, Aryan harus tinggal di rumah tanpa keluyuran.

Semua karena kepulangan ayah mereka. Tak hanya itu, untuk malam ini Angga dan Anton pun ada di rumah. Akhirnya, setelah berbulan-bulan lamanya, rumah itu kini kembali ramai dilengkapi oleh para penghuninya.

"Lo pake shampo apaan, Bang?" tanya Airin sambil memainkan rambut kakak keduanya, Anton.

Anton merupakan mahasiswa teknik. Jadi, tak heran jika rambutnya hampir panjang seperti rambut Airin.

"Tiap orang ketemu gue, pasti nanya begitu. Ton, lo pake shampo apa? Ton, lo jadi duta sampo ya? Ton, sekali keramas berapa sampo? Bosen gue ditanya soal rambut mulu, ah," balas cowok itu jengkel.

Aryan mendorong pelipis Airin pelan. "Gagal lo jadi cewek, Ay! Liat si Abang aja rambutnya lurus halus, nah lo yang cewek rambut udah kaya sapu yang dijemur."

Anton dan Aryan terbahak. Jika sudah kumpul, maka langganan yang akan kena bully adalah Airin.

Airin memegang rambutnya, "Kurang ajar! Lembut gini dibilang sapu!"

Ditengah-tengah candaan itu, seseorang melewati ruang keluarga menuju dapur lalu kembali masuk ke kamarnya.

"Bang Angga kenapa gak pernah ikut ngumpul? Kalo ada di rumah, pasti selalu ngunci di kamar."

Anton menggaruk kepalanya yang memang sedikit gatal. "Capek kali, Ay. Kerjaannya kan terbang mulu. Naik pesawat di negara A, turunnya di negara B. Makanya kalo di rumah, pingsan di kasur."

"Ayah kerjaannya lebih berat dari Bang Angga, tapi kalo ada di rumah masih sempet ngumpul. Kalo pulang juga kerjaannya gak cuma di kamar doang. Dia kesannya kaya jijik sama kita. Heran gue!" Aryan meraup kacang polong dari toples.

"Ngomongin apa, anak-anak Ayah?" Raka muncul dari arah kamarnya, lalu bergabung di sofa.

"Ngomongin Bang An..."

Ucapan Aryan terputus saat orang yang akan disebutnya tiba-tiba muncul lalu duduk disampingnya.

"Itu Bang Anton, rambutnya, keren," ucap Aryan mengalihkan nama.

Raka melirik Anton, "Potong lah, Ton. Walaupun cowok, tetep harus rapi. Liat tuh Abang kamu, rapi kan rambutnya. Cakep," ucap Raka sambil menunjuk Angga.

Jelas saja fisik Angga berbeda dengan fisik Anton. Angga seorang pramugara, dituntut untuk berpenampilan rapi dan menarik setiap saat. Sedangkan Anton seorang mahasiswa teknik, boro-boro peduli pada penampilan, masih bisa hidup saja sudah bersyukur.

"Nanti Anton potong kalo Bang Angga udah nikah!" balas Anton sambil tertawa.

Angga melempar bantal pada Anton, namun Anton berhasil menjauh. "Potong rambut lo dulu, baru gue nikah."

Anton menjentikkan jari. "Deal! Abis gue potong rambut, lo nikah! Anjay!"

Raka mengabaikan kehebohan Anton, beralih melirik Airin yang duduk di sampingnya. "Nah, sekolah kamu gimana? Betah?"

Airin melirik Aryan, lalu tersenyum pada ayahnya. "Betah, kok."

"Ayah mindahin kamu ke sekolah Aryan itu supaya kalian bisa saling jaga. Langsung lapor Ayah kalo ada apa-apa."

"Iya," balas Airin malas.

"Seminggu ini Angga cuti. Jadi kalian harus baik-baik di rumah," ucap Raka. "Yaudah, Ayah masuk kamar dulu."

Setelah Raka pergi, ruangan itu seketika hening. Anton dan Airin sibuk pada ponselnya masing-masing, sementara Angga dan Aryan sibuk memerhatikan tayangan televisi yang sebenarnya sama sekali tidak menarik.

"Tumben, cuti lama, Bang?" tanya Aryan.

"Kenapa lo? Gak suka gue ada di rumah?"

Aryan melirik Abangnya itu, "Kok ngegas."

"Lo pikir gue mau tinggal lama-lama sama lo? Engga." Angga berdiri, lalu masuk kamarnya dengan sedikit membanting pintu.

Aryan membanting remote pelan. "Tuh! Liat, tuh! Gue nanya baik-baik, itu orang jawabnya ngegas. Kalo bukan Abang gue, udah gue ajak ribut itu orang."

"Perasaan kalo sama gue biasa aja. Gak dibawa ngegas gitu. Sama lo berdua aja, sikapnya kaya serigala," timpal Anton.

Airin meraup kacang polong. "Gue udah kapok nanya ke dia. Terakhir gue nanya dia itu pas kelas tiga SMP. Waktu itu gue nanya dia tentang trigonometri, eh malah gue dikatain bego. Ya, dari situ gak mau lagi gue nanya sama dia. Ngeri."

Anton hanya diam. Sebenarnya, ia tahu alasan Angga bersikap kasar pada kedua adik kembarnya itu. Namun, Anton rasa ia tidak berhak memberi tahu mereka berdua.

Biarlah waktu yang menjawab tentang Angga yang berubah jadi serigala jika dihadapan kedua adik kembarnya.

===

16 Jan, 2019

Angga Putra Tanubrata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angga Putra Tanubrata

Cakrawala [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang