i luv y

2.8K 207 4
                                    

Minggu siang pukul 1 kami baru selesai menuruni gunung tersebut, tidak memakan waktu yang lama untuk menuruni gunung ini, kami dan rombonganpun sudah tiba di rumah pemandu yang tak jauh dari sekitaran  gunung.
Aku dan rombongan menghabiskan kurang lebih 2 jam beristirahat dan mempersiapkan diri untuk pulang, kali ini supir Daisy yang menjemput kami. Tak hanya aku tapi anak-anak yang lain sudah terlelap selama perjalanan, tak ada yang sanggup menahan kantuk dan lelah kali ini.

To Nini :
Baby aku udah jalan pulang, malem ini kami semua tidur di rumah Daisy mungkin sampenya jam 10an. Besok kayaknya kami izin sekolah deh, cape baby :( mau demam rasanya.

Nini :
Yah.. ga ketemu padahal kangen :(

Lili :
Cape :( besok pagi aku baru pulang ga sempet ke sekolah juga kayaknya

Nini :
Yaudah, kamu tidurin aja dulu besok pulang sekolah aku ke rumah kamu sama Jisoo yah

Lili :
iya see you besok, good night :*

Nini :
bye baby good night :* 

Senin siang di kamar kesayanganku yang bercat kuning dan putih layaknya seorang kekasih Jennie memberi suapan-suapan manisnya kepadaku, kali ini ia datang sendiri. tentu saja karna inisiatif dariku yang hanya ingin berdua dengannya maka aku menyuruhnya untuk datang sendiri.

1 message from Somay

"Beb.. gue ke rumah lu ya mau ambil sepatu"

Siang begini ibu dan ayah sedang pergi bekerja, sorean paling merea pulang. Jadi tak perlu khawatir untuk melakukan hal romantis dengan Jennie pikirku (hihihi).

dingdong*

“ah itu kayaknya Somi, aku anterin sepatu ke dia dulu ya babe” kataku

“eh ga usah, aku aja mau sambilan ambil minum soalnya” pinta Jennie

“yaudah berdua aja yuk ke bawahnya, kan aku yang tuan rumah, kamu masih calon hehe”

“ih.. yaudah yuk..”

Aku membicarakan kelakuan absurd Somi waktu di gunung kemarin dengan Jennie sambil berjalan ke arah pintu  dan menenteng sepatu Somi, aku melihat pantulan bayanganku dan Jennie dari cermin-cermin yang tertempel rapi pada dinding di telusuran tangga rumah, kami seperti pasangan suami istri jika begini. Tangan Jennie yang merangkul tangan kananku dan tangan kiriku membawa sepatu, aah kami begitu cocok jika begini.

Ku buka pintu sambil menahan tawa melihat Jennie yang berusaha mensejajarkan tingginya denganku.

“hai Lalisa”

Ah? Itu suara Rose, spontan mataku teralihkan ke pandangan di sebrang pintu.

R-rose, Nancy?? Mataku menatap Somi meminta penjelasan akan kehadiran kedua orang yang sama sekali tak pernah hadir dalam benak dugaanku.

Mata rose menatap mataku lalu turun menatap ke arah tanganku dan tangan Jennie, sama halnya dengan Nancy yang menatap aneh ke arah kami berdua.
Sepersekian detik kami berempat terdiam dan tak lama Somi memecahkan suasana akward diantara kami berlima.

“ah nyet, ada makanan ga? Gue bawa anak ikan nih bedua tadi ketemu di minimarket, pas gue bilang mau kesini mereka malah mau ikut.”

“a—ah..” aku tetap kaget somi, ku remas sepatu somi di tanganku

Lotus is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang