Justin memarkirkan mobilnya di sebuah taman. Tetapi bukan taman saat pertama kali mereka bertemu. Justin membukakan pintu mobil untuk Lily. Mereka berjalan bergandengan menyusuri taman yang sepi.
"Kenapa kau mebawaku kesini Justin?" tanya Lily saat mereka sudah duduk di rerumputan.
Dihadapan mereka terhampar danau luas yang indah.
Justin yang semula menatap kearah langit, berpaling menatap wajah cantik Lily. Ia tersenyum.
"Aku juga tidak tau."
"Memangnya kenapa? Kau tidak suka ya?"
"Hanya orang bodoh yang tidak menyukai pemandangan indah dan suasana tenang disini, Just."
Mendengar pernyataan Lily, Justin tersenyum puas.
"Lily, boleh aku jujur satu hal padamu?"
Mereka kini saling bertatapan.
"Tentu."
"Begini, aku tidak tau mengapa dan sejak kapan perasaa ini muncul. Aku menyukaimu."
"Aku juga menyukaimu Justin!"
"Tidak. Bukan itu. Maksudku, aku mencintaimu. Lebih dari seorang teman atau sahabat."
Detak jantung Lily seakan seperti berhenti berdetak. Ia merasa seperti tak cukup udara untuk dihirup. Tubuhnya kaku seketika. Ia menelan ludah beberapa kali.
"Ak...aku juga mencintaimu, Justin."
Mendengar ucapan Lily, Justin lega. Sangat lega. Di wajahnya terukir senyuman yang indah. Sedangkan Lily menundukan wajahnya.
Justin memegang dagu Lily lalu mengangkatnya keatas agar Ia bisa dengan leluasa menatap wajah indah wanita yang dicintainya.
"Aku tidak ingin kau menjadi kekasihku."
Raut wajah Lily berubah seketika. Justin tidak mau menjadi kekasihnya? Lalu, untuk apa tadi Ia menyatakan perasaannya pada Lily?
"Jangan sedih dulu, aku belum selesai bicara, bodoh." Justin terkekeh saat menyadari raut wajah Lily berubah sedih.
"Memang aku tidak ingin kita menjadi sepasang kekasih, aku ingin kau dan aku menjadi sepasang suami-istri.
Aku mau mengucapkan janji suci bersamamu diatas altar. Aku mau kau memberi nama anak-anak kita nanti. Aku mau anak-anakku nanti memanggilmu dengan sebutan mom. Aku mau kau dan aku merawat dan membesarkan anak-anak kita.
Aku mau kau dan aku hidup bersama, bahagia selamanya."
Mendengar nya, Lily mengembangkan senyuman. Mata nya berkaca-kaca, Ia menangis, menangis bahagia. Justin mengeluarkan sesuatu berbentuk kotak merah dari saku jas nya. Ia berlutut dihadapan Lily dan membuka kotak tersebut. Ternyata itu adalah sebuah cincin.
"Lily Romanov Hemsworth, bersediakah kau menikah dengan ku?"
Dengan perasaan berbunga-bunga, Lily mengangguk. Setelah itu, Justin memasangkan cincin tersebut kejari manis Lily lalu mereka berpelukan.
Sungguh malam yang indah.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE [j.b]
RomanceBerawal dari LINE dan semuanya berubah. [convertation on line] ------------------------ status: completed justin and chloe fanfiction all rights reserved