PART 4

13 5 0
                                    

~ DAVID ARVIANSYAH ~

Ke esokkan harinya seperti biasa Arvi  bangun pagi - pagi menyiapkan semua hal yang ia butuh kan sebelum ia berangkat ke sekolahnya.

Pagi ini Arvi memutuskan berangkat lewat daerah perkampungan. Di perjalanan menuju sekolah Arvi melihat anak kucing yang tersangkut oleh sampah. Ia pun turun dari sepedanya dan menolong kucing tersebut, namun ketika hendak pulang anak kucing tersebut tak mau pergi dan tetap mengikutinya.

Arvi pun membawa anak kucing tersebut di keranjang sepedanya, selama perjalanan Arvi melihati anak kucing itu terus dan tiba - tiba dari kejauhan sebuah mobil melaju sangat kencang dan menabrak Arvi hingga jatuh.

“Braaagg...“ mobil tersebut menghantam sepeda Arvi hingga terpental

Arvi pun tak sadarkan diri, ia baru sadar karena mendengar suara kucing. Ia pun melihati seragamnya yang kotor dan ada yang terkena darah. Lalu sejenak ia melihati jam di tangannya

“Ya Allah aku hampir terlambat“ gumam Arvi yang kemudian langsung bangun.

“Aduh sakit sekali“ lanjut Arvi

Dengan menahan rasa sakitnya Arvi berjalan menuju sepedanya yang berada sekitar 1 meter darinya.

“Ya Allah sepedaku hancur begini padahal aku sudah hampir terlambat“ gumam Arvi meratapi nasibnya.

Karna jarak yang tidak terlalu jauh Arvi pun memutuskan untuk menuntun sepedanya yang sudah tak beraturan itu dan tak lupa membawa anak kucing yang ia temukan tadi.

Lima belas menit berlalu dengan menahan rasa sakit Arvi terus menuntun sepedanya, dan tak lama ia pun sudah sampai di gerbang.

“Braaagg“ Arvi menjatuhkan badannya ke gerbang.

“Siapa itu ?“ tanya pak Sutanto sambil berjalan menuju sumber bunyi

“Arvi ?? Kamu kenapa Vi ?? Ayo masuk-masuk .“ gumam pak Tanto yang kaget melihat apa yang terjadi.

Arvi pun berjalan dengan sempoyongan sedangkan pak Tanto menuntun sepeda Arvi yang sudah ringsek itu. Dan saat sedang menaruh sepeda pak Tanto pun mendengar suara kucing dan tepat ia pun melihat ke keranjang dan ada anak kucing di dalamnya.

“Pak sekarang jam berapa ?“ tanya Arvi dengan suara yang merintih

“Jam 7:15 Vi“ jawab pak Tanto

“Pak saya masuk ke kelas dulu yah.. Oh iyah pak saya titip anak kucingnya yah“ balas Arvi yang langsung berjalan ke kelasnya dengan sempoyongan.

“Vi kamu bersihin dulu lukanya ! masuk ke kelasnya nanti saja kalo sudah di obati“ jawab pak Tanto khawatir dengan Arvi tapi tak di hiraukan oleh Arvi.

Dengan sempoyongan Arvi pun berjalan menuju ke kelasnya dan ketika sudah dekat ia pun mendengar guru yang sedang mengabsen.

“Ada yang tahu kenapa Arvi tidak hadir ?“ tanya guru

“...“ namun tak ada balasan dari murid - murid.

Lalu tiba - tiba pintu kelas terbuka

“Assalamualaikum , maaf Bu saya ter..lam..bat“ suara Arvi mengagetkan seisi ruangan.

“Ka.. Kamu kenapa vi ???“ tanya guru itu

Tak sempat menjawab Arvi pun pingsan di depan kelas, dan langsung saja hal tersebut mengagetkan teman temannya. Bagaimana tidak ia masuk dengan seragam kotor dan di penuhi bercak darah.

“Aduhh.. Ini aku dimana ?“ tanya Arvi keheranan.

Dengan menahan rasa sakit dan pusingnya Arvi pun berusaha untuk duduk. Ia pun mencoba menenangkan diri supaya rasa pusingnya hilang.

Not Ordinary SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang